Cover

Please.. Sekali saja.. !!



Sosoknya yang ramah, periang, religi, dan pemberani.. yaa.. dialah Yasinta Anggraini wanita kelahiran Palembang, 22 November 1990 ini memiliki kisah unik. Tak ayal memang mungkin banyak pula diluar sana yang memiliki kisah serupa dengan Anggi, sebuah nama sapaan wanita bertubuh mungil ini.
Sore itu, merupakan petang yang cukup menyejukkan, angin berhembus halus, seolah ingin bercengkrama, matahari sore bersinar keemasan nan elok seolah mengintai sela-sela rindangnya pepohonan, menembus jendela kamar yang kala itu terbuka. Anggi yang tengah duduk sambil menopang dagunya dengan tangan, tertegun menatap halaman yang berada diluar jendela. Entah apa yang sedang ia fikirkan. Tatapan matanya yang kosong, tubuhnya yang terlihat lemah, terasa tak bergairah sore itu. Beberapa hari belakangan ini hatinya memang sedang tak bersahabat, kemudian anggi teringat percakapan dengan seorang teman dekatnya beberapa hari yang lalu. Kala itu hatinya sedang berbunga-bunga.. Cinta?? Yupz.. itulah yang membuat hatinya berbunga-bunga.. matanya yang berbinar indah, wajahnya berseri-seri,senyum yang terpancar penuh keikhlasan setiap bertemu dengan teman-temannya. Cinta… itulah cinta.. tak satu orang pun yang tak mengenal cinta.. kekuatannya mampu membuat siapapun yang mengenalnya berubah. Namun tak banyak pula yang mengenal arti cinta yang sesungguhnya, dan banyak pula yang menyalahgunakan arti dari cinta, bahkan cinta pun mampu menenggelamkan, dan membunuh siapapun yang mengenalnya… Eitzz… tapi ini bukanlah cinta yang sesungguhnya. Memang sulit mendiskripsikan apa itu cinta, cinta.. cinta.. ya itulah cinta.. tapi yang perlu kita tahu bahwa cinta itu sesungguhnya hanya patut untuk Alloh SWT semata, ketika takut kehilangan apabila satu hari tak berjumpa denganNYA, Rindu apabila dalam sehari tak menyebut namaNYA, mengikuti apa yang selalu dikatakanNYA, bahkan merintih, menangis apabila yang dicintainya tak menjawab pertanyaan hatinya, dan mau berkorban apa saja demi orang yang dicintainya dan tak pergi jauh meninggalkan dirinya . yang kemudian rasa cinta itu mengalir kepada kedua orang tua kita, cinta kepada suami atau istri, cinta orang tua kepada anak, kemudian cinta kepada sesama muslim kemudian cinta kepada lawan jenis.. sekilas bicara tentang cinta, jadi teringat puisi dalam novel yang fenomenal dan bahkan novel tersebut dijadikan film dengan nama yanga sama pula yaitu, Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman Elshirazy, mari kita simak puisi tersebut.

Puisi Ketika Cinta Bertasbih oleh Sheikh Jalaluddin al-Rumi
Cinta adalah kekuatan,
yang mampu mengubah duri jadi mawar,
mengubah cuka jadi anggur,
mengubah sedih jadi riang,
mengubah amarah jadi ramah,
mengubah musibah jadi muhibbah,
itulah cinta..
Dideklamasikan oleh Ayyatul Husna
—–
Sekalipun cinta telah ku uraikan,
dan ku jelaskan panjang lebar,
namun jika cinta kudatangi,
aku jadi malu pada keteranganku sendiri…
meskipun lidahku telah mampu menguraikan,
namun tanpa lidah, cinta ternyata lebih terang..
sementara pena begitu tergesa-gesa menuliskannya..
kata-kata pecah berkeping-keping,
begitu sampai kepada cinta..
dalam menguraikan cinta,
akal terbaring tak berdaya,
bagaikan keledai terbaring dalam lumpur..
cinta sendirilah yang menerangkan cinta dan percintaan..
Dideklamasikan oleh Anna AlthaFunnisa


Ya begitulah cinta.. kata-katanya begitu indah, mampu membuat siapapun terlena, kemudian hatinya bernyanyi dan bermain-main dengan harmoni cinta. Anggi pun seorang wanita yang tak luput dari perasaan indah itu, merasakan betapa indah makhluk Adam ciptaan Alloh SWT, Siapakah dia..?? Iya.. dia lah Pria. Sosok makhluk Adam yang mampu menggetarkan hati seorang Anggi. Namun Anggi pun menyadari bahwa perasaan yang tumbuh itu adalah perasaan sesaat, dia mengerti tentang makna cinta yang sesungguhnya seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya.
Kembali kepada percakapan Anggi dengan seorang teman dekatnya,siang itu tepat pukul 14.00 WIB, Anggi yang tengah duduk dihalaman kampusnya, matanya tak lepas menatap monitor berukuran 14 inci, jarinya yang tak henti menari diatas laptop yang sedang dipangkunya. Seketika pandangan matanya melirik kearah depan, tepat lurus menghadap ketimur, karena memang pada saat itu anggi duduk dalam posisi menghadap ketimur. Tersentak hatinya, kemudian berkata “ Ya Alloh… itu dia… senaannggyaaa…” senyum kecilpun tak tertahan keluar dari bibir Anggi,dan ternyata seorang pria lah yang baru saja lewat tepat dihadapannya, ya, dia adalah Hanif pria berusia 24 tahun mahasiswa jurusan Komunikasi ini memiliki postur tubuh yang tegap dengan tinggi 175cm, kulit putih langsat, dan wajah yang manis menghiasi ketampanan dari hanif, tak diragukan lagi bahwa banyak wanita yang jatuh cinta kepadanya, begitupun dengan Anggi. Seketika hanif berlalu lewat dari hadapan anggi, matanya yang belum lepas memandang pria tersebut lalu anggi tersentak kaget, seseorang telah menepuk pundaknya “Hei,, senyum-senyum sendiri..! obatnya habis yah..??” sindirnya dengan tertawa seolah sedang menggoda anggi, “Astagfirulloh…!!” jawab anggi dengan nada kaget, “Dari mana aja put..??” bergegas anggi bertanya, dan ternyata putri lah yang membuatnya terkaget, sahabat karib anggi sejak ia duduk dibangku sekolah menengah atas, kedekatan anggi dan putri bagai perangko yang tak lepas dari amplopnya atau surat, dimana pun dan kemana pun anggi pergi, maka disitu lah putri pun hadir, begitu hangat kedekatan yang terjalin diantara mereka. “ aku baru saja menemui dosen pembimbingku… Huuuufffhhhh.. “ jawab putri dengan menghela nafas yang cukup panjang, helaan nafas panjang sepertinya menandakan putri sedang kesal dengan sesuatu, dan benar saja putri sedang menghadapi masalah yang cukup membuatnya tak bisa tidur tadi malam, “gimana dengan tugas kamu..?” Tanya anggi dengan cepat, “sampai sekarang belum juga direvisi, kapan gw dapet nilainya niee.. huuuffhh… “ jawab putri dengan kesalnya… “sabar cyynnntt.. dosen kamu lagi sibuk kali, coba besok kamu temui lagi.. ok..! “ jawab anggi dengan berusaha menenangkan hati putri yang saat itu sedang kesal, “yuk ah..kita makan siang…!” anggi segera bergegas menutup laptopnya kemudian menarik tangan putri dan berjalan menuju kearah kantin. Setibanya anggi dan putri dikantin, kemudian mereka duduk dan memesan minuman, minuman yang dipesan pun adalah minuman favorit mereka, yaitu es kelapa muda, tepat sekali karena saat itu waktu menunjukan pukul 2.00 WIB siang, terik matahari pun begitu terasa panasnya. “eh.. tadi kenapa loe senyum-senyum sendiri? Emang liat apa?” serobot putri dengan pertanyaan dengan intonasi nada yang sedikit agak tinggi, “Loe liat cowo yah.. ayo deh ngaku.. siapa-siapa??” pertanyaan putri sentak membuat wajah anggi berubah menjadi memerah, ntah mungkin malu, atau terkaget dengan pertanyaan yang sedikit mengejutkan. Kemudian dengan gugupnya anggi menjawab “ga ko, bukan siapa-siapa.. hanya teringat hal lucu saja. Trus dengan spontannya aku tertawa deh…  “ papar anggi dengan gugupnya.
Setibanya anggi dirumah, saat itu tepat pukul 05.00 WIB sore, anggi yang masih dalam posisi duduk sambil menopang dagunya dengan tangan, tiba-tiba terlintas dibenaknya kemudian berkata seolah sedang melakukan percakapan seorang diri atau monolog bak pertunjukan teater seni. “ inikah yang namanya jatuh cinta..?”, “kenapa aku harus merasakan perasaan yang aneh sperti ini…?”, “lalu apa yang harus aku lakukan..?”, “salahkah bila aku jatuh cinta..?”, “ Ya Rabb.. Bolehkah aku merasakan indahnya harmoni cinta.. Pleasee.. sekali saja…!!!” begitu berbondongnya pertanyaan hinggap, mengitari relung hati dan fikiran anggi, tanpa anggi sendiripun mampu menjawabnya. Anggi menyadari bahwa apa yang ia rasakan saat itu adalah perasaan sesaat yang sedang mampir dalam kehidupannya, ia pun menyadari bahwa tak ada cinta yang indah, seindah cintanya Kepada Rabbnya, ketakutan anggi adalah ketika ia mengikuti perasaan yang saat itu ia rasakan menjadi bomerang dalam dirinya, ia takut masuk kedalam cinta yang penuh kesesatan. Anggi pernah membaca buku tentang cinta, salah satu buku tersebut adalah berjudul “Al-Isyqu” dimana dijelaskan betapa bahwa Al’Isyqu memiiki arti yaitu Cinta yang memabukkan. Dalam buku tersebut dijelaskan betapa hebatnya cinta, yang mampu membuat manusia begitu menjadi sangat terhina dimata Alloh SWT, orang tua dan Lingkungan sosial. dijelaskan pula bahwa ketika manusia mencoba bermain-main dengan gelombang cinta Al Isyqu bahwa dapat dipastikan pula tidak akan selamat dari gelombang tersebut. Adapun mereka yang selamat dari gelombang tersebut hanyalah orang-orang yang bertobat memohon ampun kemudian tidak mengulanginya lagi, namun banyak pula dari mereka yang sudah bertobat, kembali dengan keadaan yang jauh berbeda sebelum mereka tenggelam didalam gelombang tersebut. Ya.. penyesalan.. penyesalanlah yang selalu membayangi kehidupan mereka. Naudzubillah Mindzaliq.
Teringat hal demikian anggi pun segera menucapkan istighfar “Astagfirulloh hal’azim..” lantas anggi bergegas beranjak dari duduknya dan pergi meninggalkan kamarnya untuk segera mengambil air wudhu dan menunaikan sholar ashar, karena waktu sudah menunjukan pukul 05.10 WIB.



Impressum

Tag der Veröffentlichung: 26.04.2011

Alle Rechte vorbehalten

Nächste Seite
Seite 1 /