Cover

Copyright Page

FERNANDES ARUNG

 

THE SECRET TO GOVERNMENT RESTORATION

(Character Building Series)

Penerbit

Penerbit Putri Yolanda

THE SECRET TO GOVERNMENT RESTORATION

(Seri Pembentukan Karakter)

Edisi Pertama: Bahasa Indonesia

Oleh: Fernandes Arung

 

 

Copyright © 2013 by Fernandes Arung

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia: Katalog Dalam Terbitan

ISBN 978-602-17625-0-9

Title Page

Penerbit

Putri Yolanda

E-Mail: Fedyarg@gmail.com

Blog: https://anekawarnapendidikan.wordpress.com

 

Editor:

Adi F Mahmud, S.Pd

Cover Designer:

Gunawan, S.Pd

Lay-outer:

Rizkariani Sulaiman, S.Pd

 

Diterbitkan melalui:

www.nulisbuku.com

Ucapan Terimakasih:

Terima kasih saya ucapkan kepada Istri tercinta Suty Saemani yang telah memberi banyak dukungan yang tidak terhingga. Terima kasih saya persembahkan kepada kedua anakku, Keysha dan Callista yang juga telah menjadi sumber inspirasi yang luar biasa.

Title

The Secret To

Government

Restoration

Character Building Series

 

 

RAHASIA MENUJU PEMULIHAN PEMERINTAHAN

 

 

Fernandes Arung

Introduction

KATA PENGANTAR

            Hari-hari ini, beberapa Negara mengalami kekacau-balauan akibat dari resesi dan degradasi moral Pemerintah dan Rakyatnya yang berujung pada terbentuknya ‘The Pros and Cons’ terhadap Pemerintah ‘incumbent’. Semuanya terjadi karena karakter yang bobrok dan karena mereka tidak lagi saling menghargai dan mengetahui posisi mereka masing-masing dalam hidup berbangsa dan bernegara. Rakyat sementara melupakan tanggung jawab dan sikap mereka untuk tunduk dan taat di bawah Pemerintahan yang ada, di sisi lain, Pemerintah juga sementara melupakan tanggung jawab dan sikap mereka untuk memimpin, mengayomi masyarakat, dan memenuhi kebutuhan masyarakatnya sebab masing-masing telah memiliki pendapat dan jalan sendiri sehingga momentum ini dijadikanlah oleh para pakar untuk berkomentar namun tanpa realisasi implementasi – semuanya hanya bahasa verbal politis belaka.

            Buku ini ditulis bukan untuk menjelaskan Hukum, HAM, dan Politik, akan tetapi buku ini dipersembahkan kepada Pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat agar masing-masing dapat kembali pada posisinya dan tanggung jawabnya dalam hidup berbangsa dan bernegara. Buku ini hanya berorientasi pada Character Building (Pembentukan Karakter) yang dengannya kita semua dapat tetap mempertahankan dan mengisi kemerdekaan Bangsa secara benar, tepat, dan lapang.

            Penulis berharap agar buku ini dapat memberikan kontribusi yang mendalam sebagai rasa empati terhadap Bangsa dan Negara dan sekaligus memberikan pengetahuan kepada Masyarakat dan Pemerintah dalam membentuk karakter bangsa yang berke-Tuhan-an, berperikemanusiaan, bersatu, berhikmad dan bijaksana serta berkeadilan sosial.

            Buku ini sangat direkomendasikan kepada semua mahasiswa Fakultas Sosial dan Politik, Ilmu Pemerintahan, dan atau Institut Pemerintahan Dalam Negeri.

 

 

 

 

 

Penulis 

Table of Content

 

DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………….……...........     iv 

Daftar Isi……………………………………………...........     vi

 

BAB 1

Etymology Pemerintahan…………………………...........     1                      

BAB 2

Pemerintah–Wakil Sang Pencipta…………………..........     11

Akibat Perusakan Sistem Perwakilan…………................    14

Rasa Malu Suatu Bangsa…………………….……............    19

‘Seorang Wakil’ – Anda Ataukah Pemerintah……….......   21

 

BAB 3

Pemerintahan Yang Baik………………………...............     27

Hamba……………………………………………..............    29

Tiga Macam Sifat Hamba………………………..............    45

 

BAB 4

Pemerintahan Yang Benar……………………….............     49

Kebaikan dan Kebenaran………………………...............    49

Kejahatan dan Ketidakadilan…………………................    58

 

BAB 5

Tuntutan Kasih Dalam Pemerintahan............................    64

Kasih Adalah Dasar Hirarki Pemerintahan………............   66

Kasih Itu Tidak Menuntut……………………………...…..    75

Kasih Itu Lebih Dari Hidup…………………………..…….     78

Kasih Tidak Pernah Berakhir…………………………..…..    80

 

BAB 6

Gambaran Masa Pemerintahan

      yang Akan Datang………......................................   83

Pemerintahan Masa Kini………………………………......     84

Pemerintahan Yang Akan Datang…………………..…....     88

Persiapkan Jalan Bagi Pemerintahan

      yang Akan Datang................................................   94

 

BAB 7

Cinta Uang – Akar Dari Segala Kejahatan…….………...     96

Pengalokasian Mamon Dengan Jujur

      dan Benar……….................................................     101

Manusia, Mamon, dan Iblis………………………...........     105

 

BAB 8

Motivasi dan Motif..……………………………….….......     111

Motivasi…………………………………………….……....     112

Intrinsic Motivation (Motivasi Dari Dalam)………........      115

Ekstrinsic Motivation (Motivasi Dari Luar)……….….....      125

Motif……………………………………………................     127

 

BAB 9

Restorasi………………………………………..................     133

Berguna dan Membangun……………………….............     136

Lokasi Pembangunan………………………….................     143

Bahan-bahan Bangunan………………………….............     147

 

BAB 10

Pemulihan - Kembali Pada Tumpuan

      Yang Sebenearnya; Yang Semula............................    154

Pijakan Yang Benar……………………………................     157

Menjalankan Penerapan Yang Sama

      dan Merata.........................................................    166

Ratakan Tanah Yang Bergelombang……………............    179

Memakai Jubah dan Cincin……………………...............    184

Bersyukur…………………………………………..............    186

Chapter 1

BAB 1

ETIMOLOGI PEMERINTAHAN

          Berbicara tentang kuasa atau otoritas maka kita tidak akan merasa asing dengan suatu sistem yang terus dan sedang berjalan dalam kehidupan kita saat ini.  Jauh sebelum anda dan saya ada di bumi ini, sistem itu telah ada demi terciptanya keteraturan yang hakiki dalam hidup manusia. Sejak penciptaan hingga sekarang dan yang akan datang, kita tidak dapat untuk tidak terlibat dalam sistem itu. Sistem yang selama ini mengatur kita untuk hidup menurut aturan-aturan guna mendapatkan hidup yang penuh dengan rasa aman dan nyaman dalam setiap lini kehidupan telah membawa kita kepada apa yang suatu bangsa harapkan; Pemulihan. Sistem inilah yang memampukan kita untuk tetap eksis di mata bangsa-bangsa lain (internasional) sehingga apa yang kita tegakkan akan menjadi tiang penghargaan bagi kita semua dan mampu terus maju dalam berbagai kompetisi untuk menunjukkan harkat dan martabat suatu bangsa. Sistem ini juga yang terus mengingatkan kita akan betapa pentingnya untuk diresapi oleh sikap tunduk dan taat pada apa yang telah ditetapkan oleh sang Pencipta dan ketetapan itu mutlak dipatuhi oleh semua manusia selama ia mengaku percaya kepada sang Pencipta. Ketetapan ini telah dinamai-Nya dengan PEMERINTAH. Siapapun di antara kita mesti nampak bahwa KETETAPAN INI ADALAH KETETAPAN SANG PENCIPTA. Olehnya itu, kita sebaiknya berkata bahwa ternyata sejak saya hadir di dalam dunia ini, saya telah sedang bergelut dalam sistem ini dan karenanya saya berhasrat untuk mengetahui dan memahaminya lebih jauh akan hal ini.

          Biasanya, manusia cenderung untuk tidak lagi mengambil suatu pemahaman dari akar pemahaman itu sendiri sehingga mengakibatkan pemahaman yang samar-samar. Asal mengerti sedikit, cukuplah. Kemudian dengan dasar pemahaman yang ‘sedikit-cukuplah’ mereka melakukan pertunjukan rasa tidak puas dengan apa yang didengar, dilihat dan diterima dari pemerintah yang sebenarnya bahwa mereka bukanlah berunjuk rasa untuk membela atau memperjuangkan hak-hak diri atau orang lain, tetapi sebenarnya mereka sementara mempertontonkan keangkuhan, kelemahan dan ketidakpahaman mereka terhadap pemahaman atau pengertian mereka sendiri yang ada dalam otak mereka. Seharusnyalah bahwa setiap kita selalu memahami segala sesuatu itu berangkat dari dasar atau akar dari pemahaman itu sendiri agar kita mudah memahami setiap seluknya. Olehnya itu, penting bagi setiap kita untuk memahami dari dasarnya. Dalam buku ini akan dibahas sesuatu yang mungkin saja telah terlupakan secara mendasar agar diharapkan dapat memberi pemahaman yang mendasar pula sebelum memahami hal-hal yang lebih lanjut.

Jika dilihat dari sudut Etimologi (asal-muasal kata), maka kata PEMERINTAHAN dalam Bahasa Indonesia merupakan kata benda yang tersusun dari  Prefiks (pe-) dan Sufiks (-an) yang kata dasarnya (infinitif) dapat merupakan kata Benda, Sifat dan kata Kerja, yakni PERINTAH. Sufiks –an dalam Bahasa Indonesia menyatakan suatu Tindakan, Proses atau tindakan dari jenis yang ditentukan. Hal ini berbicara mengenai suatu proses yang aktif dan progress serta menandai sifat dari suatu makna kata itu sendiri. Sekilas, kata Pemerintahan hanya seperti uap yang sebentar datang lalu sebentar lagi lenyap. Rata-rata masyarakat tidak mendapatkan gambaran dan pejelasan yang eksplisit perihal kata ini sehingga respon terhadap kata ‘Pemerintahan’ itu sendiri sangat kurang, semuanya hanya sambil lalu saja. Sebab itu, penting bagi kita untuk nampak dan memahami Etimologi kata PEMERINTAHAN ini.

          Jika dilihat dari Sufiks yang melekat pada kata dasarnya, maka dapat dikatakan bahwa Pemerintahan adalah sebuah lembaga dan atau sekelompok orang yang ditentukan sebagai pelaku tindakan atau proses yang memiliki keterampilan atau kemampuan di bidangnya berdasarkan hal-hal yang telah disepakati bersama (konvensi) yang tercurah dalam Perundang-undangan berdasarkan konstitusi.

          Pemerintahan juga merupakan suatu komponen yang terpilih dan tersusun berdasarkan alur proses yang spesifik untuk bertindak, mengontrol, mengelolah (steering), mengendalikan suatu pergerakan (pilotage) dan membimbing segala sesuatu yang menjadi kepentingan rakyatnya. Lembaga yang diberi kepercayaan sekaligus dipercayai untuk melakukan semua kepentingan Negara berdasarkan aturan yang telah ditetapkan bersama (konvensi).

          Dalam Bahasa Yunani kuno, kata PEMERINTAHAN berasal dari kata Κυβερνισμός (kubernismos), κυβέρνησις (kubernēsis), yang berarti ‘pemutaran, pengendalian (kapal atau pesawat) dan bimbingan’. Tetapi kata ini lebih kepada makna  ‘kepemimpinan atau kemampuan untuk memimpin’. Untuk kata yang mengacu pada kata ‘Pemimpin’ digunakan kata κυβερνήτης (Kubernetes). Juga κυβερνάω (kubernaō) yang berarti ‘menyetir, mengendarai, dan memandu’. Dari keempat kata tersebut boleh dikatakan bahwa Pemerintahan adalah suatu komponen yang diberikan wewenang untuk memimpin komponen-komponen yang lain sebagai satu kesatuan yang di dalamnya komponen itu melakukan proses pengendalian, bimbingan, pengaturan dan panduan berdasarkan aturan main yang disepakati bersama. Ada kata Yunani lain yang juga menerangkan kata Pemerintahan yaitu βάσίλείά (Basileia), yang berarti ‘Pemerintahan atau Kerajaan’, sehingga kata yang digunakan untuk mengacu pada orang yang memimpin untuk istilah itu adalah kata βάσίλευς (Basileus) yang berarti ‘Raja’, ini selalu digunakan dalam  pengertian ruang lingkup Kerajaan atau sistem Pemerintahan kerajaan (Monarkhi). Sedangkan untuk kata yang menggunakan kata Yunani ηγεμουια (ēgemouia) diartikan sebagai ‘Pemerintahan’, ini dalam konteks ruang lingkup Pemerintahan yang secara umum. Untuk kata ‘Pemerintah’ itu sendiri menggunakan kata Yunani εξουσιαιs (Eksousiais), dari akar kata εξουσια (Eksousia) yang artinya ‘Kuasa’. Ini menunujukkan kepada kita bahwa Pemerintah adalah kelompok orang-orang yang memiliki Kuasa (Otoritas) atas orang atau elemen atau komponen yang lain. Bukan berarti orang-orang yang Otoriter dalam memerintah, tetapi lebih kepada suatu sistem atau cara memerintah yang hirarkis dan yang seharusnya. Dalam model Pemerintahan kerajaanpun sebenarnya tidaklah dikatakan sebagai model Pemerintahan yang Otoriter atau Diktator, namun cobalah melihat dari sisi sistemnya yang begitu hirarkis. Jika kita memahami sistem ini, maka yakinlah bahwa rakyat dalam suatu Negara akan memiliki minimal rasa penundukan diri yang konkrit terhadap Pemerintah di atasnya, tidak peduli siapapun dia dan bagaimanapun keadaan atau karakter mereka, kita yang berada di bawah pemerintahannya mutlak tunduk dan takluk terhadap mereka dan Ini adalah suatu ketetapan yang mutlak selama anda berada dalam suatu sistem itu. Sekalipun dalam model Pemerintahan Monarkhi terdapat dua jenis hirarkhi yakni Monarkhi Absolut dan Konstitusional, namun pada prinsipnya bahwa setiap hal yang berhubungan dengan pengambilan keputusan maka selalu saja kembali kepada Kepala Pemerintahan dan atau Kepala Negaranya. Model Pemerintahan apapun, pada substansinya hanya berbicara perihal hirarkhi dari suatu birokrasi dalam pencapaian suatu manajemen atau tata rumah tangga yang baik dan benar. Dari kata yang anda lihat saja (bahasa Indonesia), seharusnya sudah cukup memberi penjelasan kepada kita untuk mengatakan dengan sederhana bahwa Pemerintah adalah orang yang memerintah dan itu berarti ada oknum yang lain yang diperintah, akan tetapi, memerintah di sini bukan berarti ‘suruh-menyuruh’ belaka saja dan tidak melakukan apa-apa. Yang mereka sandang adalah atribut Pemerintahan karena memang mereka adalah badan tertinggi yang memerintah suatu Negara. Pemerintah ini juga merupakan suatu sistem menjalankan wewenang dan kekuasaan untuk mengatur tatanan di segala lini baik sosial, budaya, ekonomi, hukum, teknologi dan industri maupun politik.

Pemerintahan adalah suatu tatanan yang di dalamnya ada sekelompok orang yang memiliki otoritas atau kuasa untuk menyelenggarakan, melaksanakan atau menjalankan hukum atau perundang-undangan dalam suatu Negara atau daerah tertentu termasuk masyarakat maupun organisasi-organisasi atau lembaga-lembaga dan atau badan-badan dependen, independen maupun interdependen.

Pemerintahan merupakan sistem yang dipercayai oleh suatu kelompok masyarakat untuk menjalankan segala harapan Bangsanya agar menjadi kenyataan dalam semua aspek yang ada.

          Dalam bahasa Inggris, anda sudah mengenal kata Govern atau to govern (memerintah), Government, Governance, Governor dan Governess. Namun anda dapat menemukan dua kata yang berderivasi dan dimaknai berbeda sebab sufiks yang dimilikinya. Yang pertama kata ‘Governor’, yang secara informal bisa berarti ‘Father’ atau ‘Ayah’. Kata yang lain adalah ‘Governess’, yang berarti ‘Woman’, yang mengandung makna ‘Seorang wanita yang disewa atau dipekerjakan seseorang untuk mendidik atau mengajar anak-anak di rumah’.

          Secara informal, kita dapat mendefinisikan bahwa  Pemerintah sama seperti seorang Ayah atau Ibu yang mendidik anak-anaknya, bahkan sampai menyewa atau membayar seseorang yang lain untuk mendidik anak-anaknya. Pemerintah semestinya dapat menjadi Ayah atau Ibu bagi rakyatnya dan bila perlu, dengan dasar kasih yang besar, anda boleh membayar harga berapapun untuk kepentingan kebutuhan rakyat anda. Seperti seorang Gembala yang mengembalakan domba seratus ekor, suatu hari seekor di antaranya tersesat di dalam semak-semak, sang Gembala meninggalkan yang kesembilan puluh sembilan ekor untuk sementara waktu lalu kemudian mencari yang seekor itu hingga mendapatkannya kembali, demikianlah Pemerintah terhadap rakyatnya. Penuh perhatian, kasih sayang dan kehangatan. Pemerintah adalah Ayah yang baik bagi anak-anaknya, apapun akan dikorbankannya untuk rakyatnya, ia tidak mempedulikan dirinya sendiri, kepentingannya sendiri dan perlidungan diri sendiri, namun ia akan tetap mendahulukan apa yang menjadi kepentingan anak-anaknya.  Bagaimanapun sifat dan sikap anaknya, ia tidak dapat berkata jika ia harus meninggalkan mereka lalu lebih mengurus perkara yang lain. Anak tetaplah anak dan mau tidak mau seorang ayah yang baik akan melakukan apa saja untuk kesejahteraan anaknya dan rumah tangganya. Sebaliknya, seorang anak mesti taat dan tunduk kepada orang tuanya bagaimanapun keadaan orang tuanya. Anak-anak tidak seharusnya merongrong orang tua mereka hanya karena orang tua mereka berbuat perkara yang tidak benar.

Sesungguhnya, Pemerintahan tidak sekadar di dalamnya terdapat proses perintah atau memerintah belaka, tetapi lebih dari itu, mengacu pada tatanan yang simetris dengan aturan yang berlaku dalam suatu teritorial. Dalam Pembukaan UUD 1945 pasal 27 dikatakan: “Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya”. Kita semua wajib dalam menjunjung Hukum yang berlaku beserta Pemerintahnya. Tanpa kecuali, tanpa kecuali dan tanpa kecuali. Frase inilah yang sangat perlu untuk dipahami oleh anda sebagai warga suatu Negara. Akan tetapi, Pemerintah bukanlah oknum yang seakan-akan hanya  menggunakan haknya untuk bertindak sewenang-wenang terhadap rakyat, tetapi sebaliknya, mereka adalah orang-orang kepercayaan kita dan merupakan Wakil Sang Pencipta. Mereka semua adalah wakil Tuhan dalam melakukan proses Pemerintahan. Apa yang mereka lakukan seharusnya menampilkan pekerjaan Tuhan, tetapi jika mereka berbuat kejahatan dan ketidakadilan maka itu berarti mereka menghina yang Maha Kuasa. Jika anda pahami ini, maka percayalah bahwa jika mereka berbuat perkara yang tidak benar, maka tugas kita sebagai rakyat bukannya merongrong, mengkritik namun tidak membangun, memaksa bahkan menindaki mereka secara anarkhi, tetapi dengan sangat dewasa di hati, mari membawa Pemerintah kita dalam doa, kepada Dia yang berhak menghakimi manusia dan pekerjaannya. Mari belajar untuk membuat Negara ini memiliki kuasa kemenangan oleh karena rakyat yang acapkali menyampaikan keluhan-keluhannya hanya kepada Dia yang memiliki kuasa untuk melakukan perkara yang adikodrati dan yang berhak menghakimi. Mari perhatikan sejenak komunitas Animisme yang tiada ber-Tuhan namun mereka tetap tunduk juga di bawah suatu pemerintahan lokal maupun nasional, maka anda sebagai orang yang ber-Tuhan, yang percaya kepada Tuhan dan yang disebut beragama, seharusnya melebihi dari mereka tentang sikap rasa hormat dan tunduk kepada pemerintah di atasnya. Etimologi Pemerintahan bukan hanya pengetahuan belaka yang dipelajari untuk dijadikan pengetahuan tentang asal-muasal kata tetapi lebih dari itu, pelajaran tentang asal-muasal kata (Etimologi) adalah dasar yang sangat kuat untuk memperoleh pemahaman yang kuat pula tentang sesuatu sehingga apa yang dipelajari bukan hanya merupakan pengetahuan di otak belaka yang hanya menjadi logos atau ilmu atau teori saja namun boleh menjadi suatu rhema dalam diri anda agar dalam setiap tindakan yang berkaitan dengan Pemerintahan boleh menjadi sesuatu yang dapat dinikmati oleh orang lain dan menjadi dasar yang dapat dipercaya untuk memajukan dan mengembangkan Bangsa dan Negara anda kepada Pemulihan demi Pemulihan. Dalam Bab-Bab selanjutnya, anda akan mendapatkan sesuatu yang baru mengenai Pemerintahan namun hal yang paling penting adalah jika anda dengan Rendah Hati, sebagai orang yang mengaku ber-Tuhan, mau melakukannya dan selalu berpikir bahwa apa yang saya lakukan adalah untuk Dia. Segala sesuatu yang anda lakukan, lakukanlah sama seperti untuk Dia dan bukan untuk manusia.

Chapter 2

 

BAB 2

PEMERINTAH - WAKIL SANG PENCIPTA

            Manusia pertama, Adam, diciptakan pada substansinya merupakan gambar dan rupa Sang Pencipta. Namun karena kejatuhan mereka, Gambar dan Rupa itu rusak dan kehilangan kemuliaannya. Awalnya, mereka adalah Wakil dari sang Pencipta untuk memenuhi, menguasai dan sekaligus memerintah atas semua mahluk yang ada di bumi. Mereka telah diberikan suatu sistem Perwakilan yang adikodrati yang mutlak mereka jalankan sepenuhnya di atas bumi akan tetapi mereka telah merusak kepercayaan itu sekaligus merusak sistem Perwakilan yang mereka telah terima. Inilah awal dari perusakan Sistem Perwakilan. Asalnya, manusia telah ditetapkan untuk menguasai dan memerintah di atas muka bumi ini, mereka diberi hak untuk menguasai dan berkuasa atas semua ciptaan lainnya namun semua telah menjadi rusak akibat ketidaktaatan dan ketamakan manusia di dalam taman yang indah itu. Sejak manusia melanggar ketetapan sang Pencipta dengan memakan buah Pengetahuan yang baik dan yang jahat, sejak saat itu pula manusia sudah mulai mengembangkan kekuatan jiwanya yang dahulunya mutlak tunduk di bawah pengaturan Tuhan, namun sekarang menjadi jiwa yang memilki kekuatannya sendiri yang cenderung mengikuti keinginan diri dan mengatur diri serta memiliki pengetahuan yang baik dan yang jahat sehingga ia (jiwa) telah memiliki hayat sendiri yang eksis dalam diri manusia sebagai salah satu unsur trikotomi manusia. Manusia sudah mengenal apa yang baik dan apa yang jahat sehingga ketika hal itu terjadi, seketika itu pula mereka merasa malu karena mereka sadar bahwa mereka sedang telanjang (kehilangan citra atau kemuliaan). Ketelanjangan sama halnya dengan memalukan dan hal yang memalukan berarti kehilangan kemuliaan.

          Karena manusia telah jatuh dan kehilangan kemuliaan,  tentunya sebagai konsekuensi, mereka diusir dari Taman itu dan ditolak, namun Sang Pencipta tetap memperhatikan mereka dengan membuatkan mereka pakaian dari kulit binatang dan mengenakannya kepada mereka; mereka sudah merasa telanjang dan malu. Mereka harus keluar dari tempat yang semestinya; tempat yang indah, nyaman, makmur dan berlimpah dengan kebutuhan sehari-hari, tetapi mereka harus meninggalkan semua itu  dan mengusahakan hidup mereka sendiri. Inilah awal dari pengusiran, penolakan, rasa malu dan kutuk kesusahan. Sekalipun demikian, tugas pemerintahan tetap mereka emban untuk keberlangsungan eksistensi kehidupan mereka di bumi walau disertai dengan kesusahan-kesusahan; itulah akibat kutuk. Sejak saat itu, manusia mulai mengatur dan memerintah diri sendiri atau yang lain untuk bertahan hidup dalam suatu sistem dunia. Manusia mulai memikirkan tatanan yang baik dalam bertahan hidup dan mengusahakan suatu keteraturan dalam hidup mereka, oleh karenanya, Tuhan menetapkan suatu Pemerintah di atas yang lain agar hidup mereka boleh teratur. Ketetapan ini adalah ketetapan Tuhan atas diri manusia yakni menetapkan Pemerintah atas manusia yang lainnya untuk mengekspresikan diri-Nya di atas bumi. Mau atau tidak, anda dan saya harus tunduk mutlak di bawah Pemerintah yang ada sebagai orang-orang yang memiliki otoritas dan tetap taat pada apa yang baik dan benar yang ditetapkan oleh Pemerintah.

          Ketetapan yang telah Tuhan tetapkan atas manusia – Pemerintah – telah ada sejak manusia pertama diciptakan. Mereka diberi kebebasan dan kuasa atas semua mahluk ciptaan lainnya. Ini memang suatu gambaran bahwa kelak pada waktunya nanti akan ada suatu sistem Pemerintahan yang baik dan benar; sempurna, yang akan diprakarsai oleh-Nya sendiri beserta dengan orang-orang pilihan-Nya. Jadi, Tuhan menetapkan Pemerintah sebagai yang berwenang menjalankan semua kepentingan Negara sekaligus mengekspresikan gambaran kedaulatan-Nya di bumi ini. Tetapi kelak nanti Ia akan mendirikan Pemerintahan-Nya dalam bentuk Kerajaan, bukan sistem atau jenis Pemerintahan yang lain. Memang ada perbedaan yang sangat mendasar antara sistem Pemerintahan Kerajaan dengan sistem Pemerintahan yang lainnya, namun secara umum bahwa semua sistem Pemerintahan yang ada saat ini hanyalah merupakan gambaran dari apa yang akan datang kelak. Sebagaimana dalam sistem Pemerintahan Kerajaan, tidak satupun orang yang akan menampakkan kekecewaannya secara langsung di hadapan seorang raja apa lagi hingga menindakinya secara tidak sopan sampai bersifat anarki. Semua berlangsung dalam sistem yang sangat ketat dan hirarkis, yang sangat menjunjung nilai-nilai moral yang tinggi, lebih mengedepankan penundukan diri dan ketaatan ketimbang kritisasi dan pembelotan.

 

AKIBAT PERUSAKAN SISTEM PERWAKILAN

          Sebuah Perusahaan Pelayanan Jasa; Travel Agent, tahun demi tahun mengalami perkembangan yang sangat pesat, Travel Agent ini memiliki omset hingga Rp100.000.000,- per bulan. Akhirnya, karena jangkauan pelayanan yang meliputi domestic dan internasional, Travel Agent tersebut harus membuka beberapa cabang di berbagai daerah, kota, bahkan luar negeri dan termasuk agent stands yang berlokasi di bandara-bandara. Suatu ketika, salah satu cabang dari Travel Agent ini pernah melakukan suatu masalah yang agak mengecewakan pelanggannya. Sebenarnya masalah tersebut hanyalah masalah miswritten pada penanggalan tiket, tetapi hal tersebut tidak bisa ditolerir tentunya. Pelanggan tersebut mengeluh dan marah habis-habisan hingga tedengar sampai ke Agent Pusat. Segera sesudah kejadian itu, pimpinan Travel Agent Pusat memanggil pimpinan cabang yang bermasalah untuk dimintai keterangan. Akhirnya, karena dianggap telah merusak citra Perusahaan lewat perwakilan yang dipercayakan maka pimpinan cabang tersebut diberhentikan dari jabatannya.

          Sedikit saja merusak sistem perwakilan akan berakibat buruk pada eksistensi perusahaan, demikian pula dengan sistem perwakilan yang telah ditetapkan Sang Pencipta dengan menempatkan pemerintah sebagai wakil-Nya di bumi ini sekaligus menjadi gambaran yang baik dari sudut pandang pemerintahan Sang Pencipta untuk mencapai tujuan kekal-Nya atas manusia di bumi. Seorang Duta adalah seorang yang sedang merepresentasikan suatu citra, apa yang CITRA itu punyai, seharusnya sang Duta mengekspresikannya dengan penuh tanggung jawab, inilah yang seharusnya…!!! Wakil Sang Pencipta; Pemerintah, telah ditetapkan untuk suatu pekerjaan yang baik. Pemerintah adalah tangan kanan-Nya di bumi untuk mengatur dan menertibkan manusia serta memutuskan dan menetapkan prinsip-prinsip kebaikan yang adalah Citra dari Sang Pencipta.

          Semua manusia mesti mengetahui dan memahami Apa, Siapa, kapan, dimana, dan bagaimana pemerintahan yang sedang berjalan di tempat mereka berada; dari ruang lingkup yang kecil (Desa) sampai pada ruang lingkup yang besar (Negara) lalu kemudian mesti memandang dan meyakini bahwa Pemerintah yang ada adalah WAKIL SANG PENCIPTA, jika tidak demikian, maka akan sulit untuk mematuhi dan mentaati mereka. Hendaklah kita semua tunduk terhadap Pemerintah, jika sebaliknya maka pasti akan muncul berbagai kesukaran bahkan kekacau-balauan yang membawa kita semua kepada keadaan yang membuat kita tidak merasa tenang dan tentram. Ketika kita mulai merongrong, mengkritik-tanpa solusi, memaksa hingga berbuat yang anarkhi terhadap Pemerintah, sejak saat itulah kita telah membuka pintu yang lebar bagi si jahat untuk memporak-porandakkan system pemerintahan kita yang baik. Ingat, si jahat sama seperti singa yang mengaum-aum, yang siap menerkam mangsanya jika ada kesempatan. Jika kita membuka kesempatan, maka kita segera menjadi mangsanya yang lezat hingga kita mencucurkan banyak darah, menjadi hancur tanpa bentuk bahkan sampai mati. Jika kita membuka kesempatan, maka segera Negara kita menjadi mangsanya untuk mencucurkan banyak darah; lewat kejahatan, kerusuhan bahkan bencana yang bisa mengakibatkan banyak korban manusia, lalu membuat Negara kita hancur tanpa bentuk hingga mati; stagnasi, tidak berkembang, tidak bisa menemukan solusi yang tepat atas setiap akar permasalahan, dan bahkan tidak dapat mengalami kemenangan demi kemenangan. Merongrong, mengkritik, memaksa hingga berbuat hal yang anarkhi terhadap Pemerintah secara terus-menerus pasti akan mejadikan Negara kita menjadi kacau-balau hingga Pemerintah kita menjadi Pemerintah yang sulit berfikir dengan hati nurani yang murni untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang baik bagi rakyatnya. Pemerintah menjadi orang yang tanpa visi sehingga rakyatnya menjadi liar, Pemerintah akan lebih cenderung memperhatikan kebohongan daripada kejujuran. Kita bisa bayangkan bagaimana kita sebagai rakyat jika keadaan Pemerintah kita sudah menjadi sedemikian. Nampaklah akan hal ini bahwa sebenarnya kekacaubalauan yang terjadi dalam Pemerintahan itu bukanlah disebabkan oleh masalah siapa yang melakukan pelanggaran-pelanggaran tetapi ini disebabkan oleh masalah bagaimana sikap anda sebagai rakyat terhadap Pemerintah yang ada. Dengan kata lain bahwa setiap masalah yang terjadi dalam Negara anda itu bukan karena pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh Pemerintah, tetapi karena oleh sikap anda sebagai rakyat terhadap Pemerintah yang justru menyebabkan munculnya berbagai pelanggaran.

          Kita semua mesti nampak suatu kebenaran bahwa tidak ada Pemerintah yang tidak berasal dari Sang Pencipta; Tuhan, sebab Pemerintah-pemerintah yang ada telah ditetapkan oleh Tuhan sehingga kita sebagai rakyatnya harus mutlak tunduk dan takluk di bawahnya. Sebab itu, barangsiapa melawan pemerintah, ia melawan ketetapan Tuhan dan siapa yang melakukannya, akan mendatangkan hukuman atas dirinya. Jadi jangan heran jika kita mulai melakukan hal-hal yang sebelumnya telah disebutkan, maka hukumanlah yang akan tiba atas diri kita; rakyat, hukuman ini membuat rakyat menjadi susah dan pada akhirnya menjadi tidak terkendali. Mari coba tengok kembali mengapa Negara anda menjadi bulan-bulanan si jahat, mengapa Pemerintah anda yang telah anda pilih sendiri melalui proses yang panjang menjadi orang-orang yang melakukan ketidakadilan bagi anda, mengapa Pemerintah anda lebih memilih memerintah secara diktator daripada secara lemah lembut, mengapa Pemerintah anda lebih mengutamakan kepentingannya daripada kepentingan anda, mengapa Pemerintah anda menjadi lemah dan tidak dapat berbuat yang maksimal atas setiap akar permasalahan sehingga selama ini mereka hanya memangkas daun-daun kejahatan tanpa mencabut akar permasalahan yang ada, tanyakan pada diri anda sendiri sebagai pihak rakyat, tanyakan hal-hal ini kepada rakyat mengapa anda tidak merasa puas akan kinerja Pemerintah, mengapa anda merasa tidak nyaman, tentram dan damai? jawabannya hanya satu, bahwa kita tidak lagi menghargai dan menghormati Pemerintah yang ada, sehingga secara tidak langsung, kita telah tidak menghargai dan menghormati Sang Pencipta sebagai yang menetapkan Pemerintah itu sendiri.

 

RASA MALU SUATU BANGSA

          Suatu hari seorang ibu membawa anaknya ke suatu pusat perbelajaan, setibanya di sana ia menggandeng anaknya masuk sambil mengawasinya dengan ketat. Umur anaknya baru sekitar Lima tahun. Di suatu Blok yang menyediakan alat-alat kosmetik, ibunya menyuruhnya untuk mengambil sebotol facial pencuci muka. Karena botol tersebut berada agak tinggi dari anak itu sehingga ia sukar untuk meraihnya dan akhirnya beberapa barang lain berjatuhan dari atas rak dan menimpanya. Sementara orang-orang di sekitar anak itu terpaku melihat kejadian itu, tampillah ibunya dengan nada yang agak geram memarahinya hingga membuat muka anak itu merah karena malu. Anak itu mulai terdiam membisu sambil melihat ibunya mengumpulkan barang yang jatuh. Ia hanya berdiri seakan menunggu apa kata-kata kemarahan dari sang ibu kemudian, ia tidak dapat melakukan apa-apa lagi bahkan sekalipun membantu ibunya memungut barang-barang yang jatuh tadi.

          Terkadang kita; rakyat, mirip dengan apa yang dilakukan ibu tadi, seringkali kita merasa geram terhadap Pemerintah, kita berfikir bahwa apa yang dilakukan Pemerintah tidak sesuai dengan kehendak kita dan pada akhirnya kita mulai merongrong dan jika tidak ada respon maka kita mulai memaksa, mengancam sampai melakukan tindakan yang begitu menghina Wakil Tuhan - Pemerintah. Kita merasa bahwa kitalah pengawas, kita merasa bahwa kitalah yang mesti didengarkan. Memang benar demikian, tetapi tindakan yang kita lakukan tidak mesti harus sampai pada rasa ketidakpercayaan, ketidakpuasan, kebenaran diri, yang kemudian bermuara pada kekacau-balauan. Hal-hal inilah yang juga membuat Pemerintah menjadi tidak dapat berbuat apa yang seharusnya diperbuat bahkan menolong andapun jadi tidak berdaya karena rasa malu yang diakibatkan oleh anda. Rasa ketidakpercayaan, ketidakpuasan dan kebenaran diri merupakan hal yang perlu diperhatikan dan diwaspadai karena hal-hal itulah yang nantinya menciptakan lorong-lorong menuju separasi (perpecahan) dan sudahlah pasti akan menjadi satuan terpisah yang besifat oposisi. Ini adalah salah satu gangguan internal yang akan timbul dan sangat membahayakan persatuan dan kesatuan suatu Bangsa dan tentu sangat memalukan.

          Rasa malu suatu bangsa terjadi ketika rakyat tidak lagi memiliki rasa hormat, apresiasi, dan penundukan diri terhadap Pemerintah. Rasa malu ini sebenarnya kemudian menjadi boomerang bagi diri kita sendiri. Negara malu maka Pemerintah juga malu lalu kita menerima remah-remahnya. Pemerintah malu maka kita sebagai rakyatnya jadi malu sendiri. Kita mesti Nampak bahwa Pemerintah adalah Hamba Tuhan untuk kebaikan kita, tidak percuma Pemerintah menyandang pedang. Pemerintah adalah Hamba Tuhan untuk membalaskan murka Tuhan atas mereka yang berbuat jahat. Bagaimanapun karakter Pemerintah kita; baik atau buruknya,  dari sisi tanggung jawab anda sebagai rakyat agar semestinya tidak perlu lebih dahulu mengajukan suatu pertanyaan bagaimana dengan Pemerintah itu sendiri yang telah atau sementara berbuat yang semena-mena terhadap rakyat, kesampingkan dahulu pertanyaan demikian lalu cobalah untuk mulai melihat dan bila perlu mencatat hal-hal yang tidak benar kemudian membawa semua itu ke hadapan sang Pencipta sambil melakukan proses birokrasi yang berdasarkan perundang-undangan yang ada di bawah konstitusi UUD 1945. Kita tidak semestinya kehilangan rasa hormat dan penundukan diri terhadap Pemerintah, sayangilah mereka sama seperti anda menyayangi diri anda sendiri. Tetapi bagaimana jika memang Pemerintah yang ada seringkali berbuat ketidakadilan, bagaimana jika mereka sewenang-wenang terhadap anda, bagaimana jika mereka tidak memperhatikan kepentingan anda? Apa yang harus anda lakukan terhadap mereka? Anda akan mendapatkan jawabannya dalam halaman-halaman berikutnya.

 

‘SEORANG WAKIL’ - ANDA ATAUKAH PEMERINTAH?

          Seperti yang sudah dibahas sebelumnya bahwa Pemerintah adalah Perwakilan dari Sang Pencipta untuk kebaikan kita. Pemerintah telah ditentukan untuk menjadi ekspresi Tuhan dalam sistem Pemerintahan-Nya di bumi hingga akhir zaman. Tampuk pemerintahan ada di atas bahu mereka sebagai tanda bahwa merekalah yang dipilih untuk berkuasa dan menyandang pedang. Bukan berarti mereka ditentukan untuk memerintah secara diktator, tetapi mereka telah Tuhan pilih melalui kita dan tentu untuk kebaikan kita. Bagaimanapun sifat dari proses yang terjadi hingga terpilihnya suatu Pemerintah dalam Pemerintahan, anda tidak dapat untuk tidak mengakui bahwa itu telah ditetapkan untuk kebaikan anda. Mungkin anda melihat kecurangan-kecurangan dalam proses pemilihan sehingga hal itu membuat anda berpikir bahwa Pemerintah yang ada sekarang tidak ditetapkan Tuhan. Jelaslah bahwa Tuhan tidak pernah berkompromi dengan setiap kecurangan tetapi tujuan terbentuknya suatu Pemerintahan adalah kehendak-Nya. Anda tidak perlu kuatir dengan mereka yang masuk dalam dunia Pemerintahan telah ternyata berbuat hal yang buruk namun tetap ingatlah bahwa masing-masing mereka telah menerima upahnya dan akan menerima konsekwensinya sebab segala ssesuatu ada waktunya. Yang perlu anda lakukan hanyalah berseru kepada Dia yang telah menetapkan mereka tanpa harus kehilangan sikap penundukan diri dan ketaatan kepada Pemerintah anda. Ingatlah, bahwa semua perkara yang tidak berkenan di hadapan-Nya akan dihakimi oleh-Nya.

          Pilihan atas mereka tidak bisa digugat atau bahkan disesalkan, olehnya itu, setiap kita mesti nampak bahwa Pemerintah adalah wakil atau hamba yang akan merepresentasikan pekerjaan Sang Pencipta di atas bumi, seharusnya merekalah yang akan membawa kehendak sang Pencipta di atas muka bumi.  Ini bukan teori belaka, tetapi ini adalah ketentuan yang tidak dapat digugat. Jika kita menggugatnya, berarti kita sedang menggugat Tuhan dan jika kita melakukannya maka tentu ada konsekwensinya. Bagaimanapun keadaan Pemerintah, kita akan tetap lapangkan hati untuk menerima sembari menengadah kepada Sang Pencipta tentang keadaan Pemerintah. Hal yang baik yang dilakukan oleh mereka, kita terima dengan ucapan syukur dan demikianlah seharusnya yang Pemerintah lakukan bagi rakyatnya. Tetapi jika mereka melakukan ketidakadilan dan kesewenangan, kita mesti tetap berhati lapang dengan hal-hal itu semua. Tidak serta-merta kita langsung menghakimi mereka. Memang hal ini berat jika anda melakukannya dengan hati yang sempit dan tidak memahami apa maksud dari penetapan Pemerintah. Justru karena itu, yang mesti kita lakukan adalah menyerahkan mereka ke dalam tangan Tuhan yang perkasa, ke dalam otoritas-Nya melalui doa kita kepada-Nya. Jika semua manusia memahami bahwa tidak satupun yang benar di hadapan Tuhan, maka anda tidak akan mudah menghakimi sesama anda. Pahamilah dengan sungguh bahwa tidak satupun manusia yang dibenarkan hanya karena melakukan perbuatan baik atau yang mulia sekalipun jika Ia tidak berkenan, sungguh lebih lagi jika perbuatan itu nyata tidak benar di hadapan manusia sendiri. Saya yakin bahwa kita semua percaya jikalau Tuhan itu ada, dia selalu memantau kita sebab bumi adalah tempat pijakan kaki-Nya.

Menghakimi Pemerintah justru menambah parahnya keadaan Negara kita. Prinsip menghakimi adalah demikian; Ukuran yang kita pakai untuk mengukur atau menghakimi akan diukurkan kepada kita dan lebih parahnya dipadatkan. Dengan kata lain bahwa jenis penghakiman yang anda jatuhkan atas sesama atau dalam hal ini Pemerintah akan diukurkan kembali kepada anda sendiri (secara khusus) dan kepada Negara anda (secara umum) bahkan ukuran itu semakin dipadatkan. Bukan hak kita untuk menghakimi sesama kita karena penghakiman adalah hak Tuhan. Hal inilah juga yang perlu dipahami dengan sungguh oleh para pejabat Pemerintah yang khusus berkecimpung dalam dunia Kehakiman untuk tidak sembarangan dalam menentukan keputusan hukum terhadap mereka yang dianggap bersalah. Semua yang diputuskan akan dipertanggungjawabkan kelak pada hari penghakiman Tuhan. Olehnya itu, anda sebagai rakyat sebaiknya menjadi rakyat yang bijak dalam bersikap dan meresponi setiap perkara dalam Pemerintahan Negara anda. Saya percaya bahwa dengan kesabaran, seorang penguasa dapat diyakinkan dan lidah yang lembut akan mematahkan tulang. Jadi jika kita dengan hati yang lapang dan lidah yang lemah lembut menerima dan menyampaikan aspirasi kita tentang hal-hal yang dilakukan Pemerintah, maka kita pasti dapat meyakinkan mereka dan mematahkan tulang mereka (Kekerasan hati dan keangkuhan) kemudian kita pasti melihat Negara kita menjadi maju untuk menjadi pemenang dalam kompetisi di berbagai bidang. Pemerintah adalah duta Tuhan sementara anda dan saya adalah pengawas sekaligus pelapor, bukan mengawasi Pemerintah lalu kemudian melaporkan semua perkara kepada sesama anda jika ada hal-hal yang buruk sambil mencari di antara anda yang bisa se-paradigma dengan anda untuk melakukan demonstrasi dan kritisasi kemudian lebih lanjut lagi memaksa dan mengkudeta Pemerintah. Tetapi sebagai pengawas dan pelapor yang bijak, anda hanya menengadah kepada Dia yang berkuasa membunuh tubuh dan jiwa manusia. Jika yang anda lakukan hanyalah MENENGADAH maka itu berarti bahwa anda sedang menumpukkan bara api di atas kepala mereka. Dengan kata lain bahwa anda sementara mengumpulkan api murka Tuhan di atas mereka yang anda bawa dalam doa-doa anda kepada Tuhan. Ini bukan Teori belaka, tetapi Ujilah.

Perhatikanlah bahwa yang menjadi wakil atau duta dalam suatu Pemerintahan adalah pemerintah itu sendiri, bukan anda atau rakyat. Rakyat hanyalah bagian atau stake holder dalam suatu Pemerintahan yang ada. Pemerintahan memang mencakup Pemerintah itu sendiri dan rakyat, lalu rakyat mencakup semua Lembaga atau Instansi atau Badan dan atau Organisasi-organisasi yang ada, semua berada dalam satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan akan tetapi tetaplah pahami bahwa yang menjadi wakil atau Duta sang Pencipta adalah Pemerintah anda. Jika anda pahami hal ini dengan benar maka anda akan senantiasa merasa malu jika ingin mengambil alih dari tugas wakil atau duta dengan dasar ketidakpuasan atau kekecewaan yang ada di hati. Jika anda melakukan hal itu, berarti anda merasa jauh lebih baik dari Pemerintah dan itu juga berarti bahwa anda adalah orang yang tidak pernah berbuat kesalahan selama hidup anda. Jika anda merasa bahwa anda adalah orang yang demikian, maka waspadalah kalau-kalau anda telah menjadi sangat angkuh dan itulah awal kejatuhan anda, sebab Kesombongan adalah awal dari Kejatuhan manusia.

Chapter 3

 

BAB 3

PEMERINTAHAN YANG BAIK

                Rakyat yang bijak, yang merindukan bangsa dan negaranya menjadi pemenang adalah rakyat yang nampak bahwa Pemerintah yang telah ditetapkan Tuhan adalah Wakil-Nya untuk memanifestasikan sistem Pemerintahan yang sebenarnya di bumi ini. Bukan hanya tahu bahwa Pemerintah adalah mereka yang kita percayakan untuk memimpin bangsa ini, lebih dari itu anda harus nampak bahwa mereka bukan sekadar dipercayakan untuk memimpin dan mengatur bangsa ini tetapi mereka adalah Duta besar Tuhan di bumi. Jika kita semua mau menurut dan mendengar, maka kita akan memakan hasil yang baik dari negeri ini, tetapi jika kita melawan dan memberontak, maka kita akan dimakan oleh pedang. Pedang melambangkan otoritas atau kuasa, bukan saja kita akan dimakan oleh kuasa atau otoritas Pemerintah yang ada, tetapi juga kuasa atau otoritas Sang Pencipta. Tuhan akan bertindak terhadap kita yang melawan dan memberontak terhadap para duta-Nya, Ia akan memurnikan perak kita dengan garam soda dan menyingkirkan segala timah daripadanya. Perak dan timah adalah hal-hal yang tidak murni dari hati kita yang selama ini telah tercampur-baur dengan hati nurani yang murni.

          Pemerintah adalah Hamba Tuhan untuk kebaikan kita. Pemerintahan yang baik tidak saja melulu rakyat yang memahami statusnya sebagai rakyat tetapi juga para Duta ini mesti nampak bahwa dalam Pemerintahan yang baik ada hubungan timbal balik yang harmonis seperti suatu rantai makanan dalam suatu ekosistem, yakni saling membutuhkan satu sama lain. Saling memberi makan dan memberi diri tanpa menuntut kebutuhan diri, berjalan normal tanpa didramatisir oleh pikiran-pikiran yang baik sekalipun. Pemerintah diberi makan oleh rakyat, tetapi Pemerintah semestinya juga memberi diri untuk rakyatnya, segenap hati dan pikirannya diberinya untuk rakyatnya tanpa menuntut kebutuhan diri. Hanya perlu diingat bahwa proses ini sebaiknya berjalan normal tanpa didramatisir oleh pikiran-pikiran, entah dari Pemerintah maupun dari rakyat bahkan sekalipun buah pikiran itu baik dan luhur adanya di pemandangan manusia, sebab tidak satupun perilaku manusia yang mulia sekalipun benar di hadapan-Nya jikalau Ia tidak berkenan membenarkannya. Semuanya tergantung dari pada-Nya, sebab Ia hanya berkenan kepada siapa Ia berkenan. Jadi dalam hal ini, anda tidak perlu berspekulasi dalam berbuat, semuanya akan sia-sia jika tidak seturut pada apa yang telah Ia tetapkan.

Karena Pemerintah adalah Hamba, maka sebaiknya para Duta mesti Nampak apa maksud dari seorang HAMBA bagi TUANnya. Beberapa hal penjelasan HAMBA berikut ini:

HAMBA

  1. Hamba adalah orang yang DIPILIH

Terpilih bukan karena BISA atau MAMPU, terpilih bukan karena KUAT dan GAGAH tetapi ada satu hal yang melampaui - terpilih karena ANUGERAH. Pemerintah DIPILIH karena ANUGERAH saja, hanya karena KASIH KARUNIA saja anda terpilih. Ini poin yang sangat perlu dipahami oleh para Duta. Tidak satupun orang yang TERPILIH sanggup menyombongkan dirinya jika ia paham siapa ia sebenarnya; anda adalah seorang HAMBA bukan TUAN. Anda kini memiliki seorang TUAN dan Ia yang telah memilih anda di antara banyak orang yang lain. TUAN itu memilih anda bukan karena anda punya KEMAMPUAN, bukan karena KEKUATAN dan KEGAGAHAN anda tetapi hanya karena ANUGERAH-Nya saja, sebab Ia hanya berkasih karunia kepada siapa Ia berkasih karunia. Jadi kini tidak ada alasan untuk meninggikan diri. Mungkin anda berpikir bahwa saya sudah dipilih oleh pendukung saya yang banyak, karena kemampuan sayalah orang-orang itu sepakat memilih saya. Nampaknya memang demikian… mengapa, karena tidak mungkin binatang dan pepohonan yang memilih anda selama anda masih berpijak di muka bumi ini. Tapi kenyataannya, anda hanya beroleh ANUGERAH untuk dipilih melalui orang lain. Sekalipun anda telah mengumpulkan banyak orang dan telah memastikan bahwa mereka akan memilih anda, tetapi jika Tuhan tidak menghendakinya, maka semuanya sia-sia belaka. Bisa saja Ia mengubah pikiran orang-orang yang anda sudah kumpulkan – Ia memiliki kuasa untuk itu. Belajarlah untuk tidak mempercayakan diri anda kepada manusia, sebab manusia tidak lebih dari hembusan nafas, dan sebagai apakah manusia dapat dianggap?

  1. Hamba adalah orang yang DIUTUS

Seorang yang DIUTUS adalah seorang yang DIPERCAYA untuk melakukan kehendak yang mengutusnya. Ini mengandung makna SESUATU UNTUK DIKERJAKAN. Anda DIUTUS karena suatu pekerjaan yang besar dan anda dianggap layak untuk melakukannya. DIUTUS karena suatu pekerjaan, maka anda semestinya terlebih dahulu mengetahui dan memahami apa yang anda akan kerjakan. Dari manakah anda dapat TAHU dan MEMAHAMI apa yang anda akan kerjakan? Tentu dari TUAN atau MAJIKAN anda. Ini menunjukkan bahwa ada suatu HUBUNGAN yang sangat baik antara anda sebagai Hamba dan Tuan anda selama anda bekerja untuk-Nya. Kita khususnya orang yang ber-Tuhan hendaklah belajar mendengar apa yang Ia kehendaki bagi kita agar anda tahu apa yang Ia kehendaki untuk anda kerjakan. Jika anda sudah TAHU dan MEMAHAMI apa yang anda akan kerjakan, barulah anda siap bekerja. Jangan sekali-kali mendahului sebelum mendengar, jika anda tergesa-gesa maka pasti salah jalan. Gunakanlah Intuisi anda untuk belajar mendengar apa yang Ia kehendaki, agar apapun yang akan anda kerjakan, seberat apapun tugas itu maka semuanya akan terasa ringan dan pintu masuk untuk mendapatkan keberhasilan pasti dibuka-Nya bagi anda, sebab jika Ia yang membuka pintu maka tak satupun orang yang dapat menutupnya. Ini bukan TEORI belaka tetapi UJILAH!

  1. Hamba adalah orang yang MELAYANI

Tugas utama seorang hamba adalah MELAYANI TUANnya. Apa yang Tuannya kehendaki, segera hamba itu mengerjakannya tanpa alasan. Tanpa memikirkan dirinya sendiri, ia segera melakukan apa yang Tuannya kehendaki untuk dilakukan. Jika Pemerintah mengerti hal ini maka segera mereka melakukan pekerjaannya dengan baik-baik sesuai dengan keinginan Tuannya tanpa alasan. Pemerintah yang telah dipilih sebagai wakil-Nya seharusnya melayani rakyatnya bagi Dia dan untuk Dia. Bukan sebaliknya, rakyat yang melayani Pemerintahnya. Ketahuilah ini hai, Pemerintah… anda seharusnya melayani rakyat dan menjadi hamba rakyat, bukan dilayani dan menjadi Tuan atas rakyat anda, mau mengabdi kepada mereka dan mau menjawab mereka dengan kata-kata yang baik, demikian pula Rakyat, mengabdilah kepada Negaramu, jawablah pemerintahmu dengan kata-kata yang baik maka mereka akan menjadi hamba-hambamu sepanjang waktu. Tidak semua orang mau dan bisa melayani, anda telah terpilih menjadi Pemerintah suatu Desa, Kota, Kabupaten, Provinsi dan atau Negara, anda mau dan bisa melayani menurut standar Tuan anda, olehnya itu, anda mesti melayani rakyat dengan baik dan bijaksana menurut standar Tuan anda dan bukan menurut ukuran anda. Jika tidak demikian, maka TUHAN akan mengadakan perhitungan dengan anda sebab di mata-Nya anda adalah Hamba yang jahat. Jangan pernah berpikir bahwa seorang Pemerintah adalah yang terbesar di antara bangsanya. Tetapi jika anda ingin menjadi yang terbesar maka hendaklah anda menjadi pelayan di antaramu. Orang yang dipandang besar adalah orang yang menjadi pelayan di antara sesamanya. Karena itu, jadilah hamba yang baik, setia dan bijaksana dan belajarlah untuk melayani seorang akan yang lainnya.

  1. Hamba adalah orang yang TAAT

Taat sampai titik darah penghabisan. Semboyan inilah yang mesti dianut menjadi filosofi Pemerintah. Sampai kapanpun akan tetap memperjuangkan aspirasi rakyatnya berdasarkan visi yang diterima. Bagaimanapun keadaan sekeliling ia akan selalu bersandar pada visi yang diterima. Pentingnya suatu visi dalam mengemban roda Pemerintahan sehingga ia tidak bisa untuk tidak terus maju untuk menjadi pemenang dalam memperjuangkan aspirasi rakyatnya. Kapanpun dan dimanapun ia tidak akan pernah memilih untuk mundur dari garis pertempuran.

Ketaatan akan membawa kita kepada hati yang lapang terhadap rakyat dan keadaannya sehingga kita beroleh pengertian tingkat tinggi. Sebab hanya dengan hati yang lapanglah kita dapat memperoleh pengertian tingkat tinggi. Dengan hati yang lapang, rakyat mesti taat dan tunduk kepada pemimpin di atasnya – Pemerintah. Demikian pula Pemerintah mesti taat dan tunduk kepada pemimpin yang di atasnya – Tuhan. Suatu struktur yang indah jika kita semua, baik Pemerintah maupun rakyat memahami hal ini.

Ketaatan dan penundukan diri adalah dua sejoli yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Keduanya harus berbunyi sesuai dengan tangga nadanya masing-masing. Kita, rakyat, harus taat kepada Pemerintah berdasarkan hal yang baik yang mereka lakukan dan kita tidak bisa taat berdasarkan hal yang buruk yang mereka lakukan. Ketaatan itu relatif, kita wajib taat terhadap apa yang baik dan tidak bisa taat terhadap apa yang jahat. Tetapi ingat, dikatakan jahat atau tidak, bukan berdasarkan ukuran pikiran kita tetapi mesti berdasar pada hati nurani yang murni. Agak berbeda dengan ketaatan, rasa penundukan diri itu tanpa pilihan, kita tidak bisa untuk tidak tunduk kepada Pemimpin di atas kita walau bagaimanapun karakter yang mereka miliki. Penundukan diri mengacu pada rasa hormat dari hati kita dan menghargai apa yang mereka sudah kerjakan untuk kebaikan kita walau masih sebesar biji anggrek saja. Di sinilah awal kekacauan bahkan kehancuran suatu Negara jika rakyatnya sudah mulai tidak memiliki rasa hormat dan menghargai Pemerintahnya sebagai pemimpin di atasnya. Tunduk kepada Pemerintah sebagai pemimpin di atas kita itu mutlak dilakukan, jika tidak, maka Negara kita akan kacau bahkan hancur karena kita sementara membuka jalan bagi si jahat untuk membuat Negara kita menjadi mangsanya. Ini bukan TEORI belaka, tetapi UJILAH.

Ketaatan akan membawa anda pada apa yang tidak anda duga. Apa yang tidak pernah anda dengar, lihat, bahkan yang tidak pernah timbul dalam hati anda, semua itu disediakan bagi anda yang taat pada apa yang menjadi ketetapan Tuhan. Pemerintah adalah alat Tuhan di bumi untuk kebaikan anda semua dan anda mesti taat dan tunduk di bawah Pemerintahan mereka. Ingatlah selalu untuk belajar mengusahakan hal-hal yang baik bagi negeri anda selama anda hidup, waktu ini begitu singkat bagi setiap orang yang mengasihi Sang Pencipta sebab itu ia pasti mempergunakan waktu untuk perkara-perkara yang baik. Jauh sebelum Pemerintahan yang anda kenal ada, telah ada suatu Pemerintahan yang semula sesuai dengan standar-Nya. Model Pemerintahan yang seharusnya terealisasi tetapi manusia telah merusaknya sehingga apa yang ada sekarang seharusnya memiliki bahan pembelajaran yang berharga. Paling tidak, mulailah untuk belajar taat dan tunduk di bawah Pemerintahan yang ada di negeri anda.

  1. Hamba adalah orang yang MENDENGAR

Datang untuk mendengarkan lebih baik dari datang untuk berkata-kata saja. Mendengarkan lebih terhormat dari hanya berbicara. Siapakah orang yang paling bijaksana di bumi ini dibanding dengan orang yang kesukaannya mendengarkan. Rakyat mesti belajar mendengarkan apa yang Pemerintah katakan dan putuskan, demikian pula Pemerintah mesti belajar mendengarkan visi yang Tuhan sudah taruh di dalam hati anda agar rakyat bisa mempercayai apa yang anda katakan dan putuskan karena setahu rakyat bahwa yang anda katakan dan putuskan bukan semata berasal dari inisiatif anda semua tetapi dari Dia yang memberikan Visi. Pemerintah tidak semestinya membuat rakyatnya menjadi liar hingga tidak dapat diatur lagi. Tanpa Visi maka liarlah rakyat. Visi; pandangan ke depan; tujuan; yang hendak dicapai, merupakan dasar bagi Pemerintah untuk melakukan Misi dalam bangsa dan negaranya. Tanpa Visi maka Misi yang akan dilakukan akan menjadi serong kiri dan kanan tidak terarah hingga anda akan membutuhkan waktu yang sangat panjang untuk menempuh perjalanan agar sampai di kota tujuan (Visi) dan bahkan bisa saja tidak akan pernah tiba di tempat tujuan. Untuk lebih memahami Visi, hendaklah kita mengetahui PRINSIP VISI dan CARA VISI itu diperoleh.

          Visi memiliki prinsip dasar seperti berikut ini:

  • Visi mengamati diri anda tentang perkara-perkara yang sudah Tuhan kerjakan dalam hidup anda selama ini. Hanya dengan mengetahui dan memahami perkara-perkara yang Tuhan sudah lakukan dalam hidup anda maka anda akan lebih mudah memahami keadaan di sekitar anda.
  • Visi dimulai oleh para pemimpin. Entah dari Tuhan secara langsung kepada anda ataupun dari Tuhan melalui orang lain Visi itu datang, tetap saja yang memulai melakukannya adalah pemimpinnya. Ia atau mereka yang mempelopori untuk awalnya. Ini jelas berbeda dengan visi pribadi masing-masing orang.
  • Visi itu harus ditanam. Ditanam berarti dituntut untuk bergerak; bergerak menaburkan, menyebarkan atau memberitahukan hingga dapat tertanam di hati para pendengarnya. Tidak seharusnya visi itu dipendam atau disembunyikan. Visi mesti diketahui oleh semua orang agar mereka dapat membantu dalam berbagai bentuk dukungan.
  • Visi itu akan memotivasi anda. Melakukan sesuatu dengan Visi akan terasa lebih berapi-api dibanding jika tanpa Visi. Visi yang ada dapat menjadi suatu dorongan dari dalam untuk berjalan sesuai dengan arah yang benar, sesuai dengan alur yang disepakati bersama dalam program kerja dan konstitusi, dan menjadi titik akhir dari tali ukur yang anda telah bentangkan.
  • Visi akan menguji sikap hati anda. Karena anda sudah memiliki dasar yang kuat untuk mencapai suatu tujuan maka tentu di hati anda akan merasakan suatu kepastian pencapaian. Anda boleh merasakan bahwa apa yang telah anda terima merupakan hal yang dapat senantiasa menguatkan anda untuk melangkah maju. Hal inilah nantinya yang akan menguji sikap hati anda apakah anda akan tetap progress karena keadaan yang baik-baik saja ataukah anda akan step back karena keadaan yang mulai memburuk. Apakah dengan kepastian yang anda sudah miliki akan membuat hati anda tidak bergantung (independen) lagi pada Sumber Pemberi Visi ataukah justru anda akan semakin bergantung (dependen) pada-Nya. Olehnya itu, anda sebaiknya tetap berpegang pada sumber Pemberi Visi karena hanya Ia yang sanggup mengawasi jalan anda agar tetap pada jalur visi yang telah anda terima.
  • Visi akan menguji kesetiaan anda. Jika anda telah menerima Visi, anda akan nampak apa yang akan dicapai nantinya, akan tetapi selama proses yang berlangsung menuju Visi, akan ada banyak tantangan yang akan anda hadapi. Namun apapun itu, bertindak bijaksanalah terhadap situasi atau keadaan yang menyela anda karena hanya kebijaksanaan sajalah yang sanggup memelihara kita dari jalan yang bengkok yang mengakibatkan anda menyimpang dari jalan Visi hingga anda tidak dapat berlaku setia. Tetaplah setia walau seribu rebah di sisi kiri dan sepuluh ribu di sisi kanan. Jangan takut, sebab Tuhan memelihara jalan orang yang berlaku setia. Utusan atau duta yang fasik menjerumuskan orang ke dalam celaka, tetapi duta yang setia mendatangkan kesembuhan. Kesetiaan anda akan mendatangkan kesembuhan bagi anda sebagai Pemerintah dan juga kesembuhan bagi rakyat anda. Mereka yang terluka karena perlakuan Pemerintah yang sebelumnya akan mendapat pemulihan oleh kesetiaan anda saat ini, setialah menyatakan hukum yang berlaku di kota anda hingga kota anda akan disebut kota keadilan, kota yang setia. Dengan kesetiaan maka rakyat tidak akan mendapatkan anda dalam kelalaian. Mari belajar untuk setia dalam perkara-perkara kecil maka anda akan diberi perkara yang lebih besar lagi. Walau anda tidak setia, Tuhan tetap setia karena Ia adalah setia dan adil sehingga Ia sanggup membuat anda menjadi setia pula.

        Para Pemerintah bisa memperoleh Visi (rakyatpun tidak terkecuali) dengan cara berikut:

  • Pertama, mendengarkan suara Tuhan melalui intuisi anda sehingga anda memiliki beban di dalam hati, bebannya apa dan di bidang apa tergantung pada apa yang anda sudah dengar dan yang tertanam di hati anda yang kemudian disuarakan lewat intuisi anda, itulah Visi. Ini bukan TEORI belaka, tetapi UJILAH.
  • Kedua, mendengarkan suara Tuhan lewat beberapa orang tertentu atau hamba Tuhan lainnya.
  • Ketiga, mendengarkan Tuhan lewat apa yang sudah anda yakini itu baik untuk dilakukan, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain dan di hadapan Tuhan.

 

  1. Hamba adalah orang yang BELAJAR

Setiap kita wajib untuk belajar. Semua kita mesti nampak bahwa prinsip dasar pembelajaran adalah RASA INGIN TAHU (Curiousity). Tanpa prinsip ini, anda akan sukar untuk masuk dalam proses pembelajaran. Hal ini berlaku umum; Pemerintah maupun rakyat. Perkara ini bukan saja dilakukan secara formal, informal ataupun nonformal tetapi lebih dari itu semua, belajarlah untuk:

  • Mendengarkan
  • Menerima pendapat orang yang berbeda paham dengan anda
  • Memberi apa saja kepada yang berhak menerimanya. Berilah keadilan kepada yang berhak menerima keadilan, berilah perhatian kepada yang berhak menerima perhatian, berilah kepercayaan kepada yang berhak menerima kepercayaan, berilah kebijaksanaan kepada yang patut dibijaksanai, berilah prioritas kepada yang berhak menerima prioritas, berilah waktu, tenaga dan pikiran anda kepada yang patut menerima semua itu dan akhirnya berilah diri anda kepada mereka yang sangat membutuhkan anda.

 

  1. Hamba adalah orang yang BERTANGGUNG JAWAB

Suatu hari seorang Tuan akan bepergian ke luar kota. Namun sebelum ia berangkat, ia terlebih dahulu mempercayakan hartanya kepada hamba-hambanya. Yang seorang dipercayakannya lima talenta, yang seorang lagi dua talenta dan yang lain satu talenta. Masing-masing mereka dipercayakan sesuai dengan kemampuan mereka kemudian ia berangkat. Setelah tuan mereka pergi, yang mendapatkan lima talenta pergi memutar uang itu dan ia mendapatkan keuntungan lima talenta. Hamba yang mendapat dua talenta juga berbuat serupa hingga ia mendapat keuntungan dua talenta. Lain halnya dengan hamba yang mendapat satu talenta, ia justru menggali tanah dalam-dalam lalu menanam uang tuannya itu dalam tanah. Beberapa lama setelah itu, tuan mereka pulang lalu mengadakan perhitungan dengan ketiga hamba-hambanya. Yang dipercayakan lima talenta datang ke hadapan tuannya lalu berkata ‘Ini uang tuan yang aku jalankan dan aku mendapat laba lima talenta’. Tuannya berkata ‘Baik sekali pekerjaanmu hai hamba yang baik dan setia, engkau telah setia melakukan perkara yang kecil dan olehnya itu aku akan memberi perkara yang lebih besar lagi kepadamu’. Hamba yang dipercayakan dua talenta menghadap tuannya dan berkata ‘Tuan, aku juga telah mengusahakan uang tuan dan aku kini mendapatkan laba dua talenta, ini ambillah milik tuan’. Melihat itu, tuannya berkata ‘Baik sekali pekerjaanmu hai hamba yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab yang kecil, dan olehnya itu aku akan memberi engkau tanggung jawab yang lebih besar lagi kepadamu’. Segera setelah tuannya berkata demikian, datanglah hamba yang diberi satu talenta. Ia berkata ‘Tuan, aku tahu jika engkau adalah tuan yang jahat, engkau menuai dari tempat yang tidak pernah tuan tabur dan tuan memungut dari tempat yang tuan tidak pernah tanam. Aku takut sehingga aku menyimpan uang tuan di dalam tanah. Ambillah uang tuan ini kembali’. Mendengar hal itu, tuannya marah sambil berkata ‘Engkau sudah tahu jika aku menuai dari tempat yang tidak pernah aku tabur dan memungut dari tempat yang tidak pernah aku tanami, sudah seharusnyalah engkau memberikan uangku itu kepada orang yang mau mengusahakannya agar jika aku kembali aku akan menerima uangku serta dengan bunganya. Jadi sekarang, ambillah talenta itu daripada hamba ini dan berikan kepada yang memiliki sepuluh talenta. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, daripadanya akan diambil apapun juga. Lalu tuannya berkata ‘Campakkanlah hamba yang jahat dan tidak setia ini ke dalam kegelapan yang paling gelap, sebab di sanalah terdapat ratap dan kertak gigi’.

Anda bertanggung jawab bukan sekadar karena pekerjan, jabatan atau kedudukan yang telah dipercayakan kepada anda, akan tetapi anda bertanggung jawab karena anda mau belajar setia terhadap Tuhan dan mengasihi Dia dengan segenap hati dan jiwa anda. jika anda adalah Pemerintah yang dipercayakan oleh rakyat untuk memimpin mereka, maka dengan sendirinya tanggung jawab itu akan mengikuti anda. Mau atau tidak, seharusnyalah anda berkata ‘iya’ terhadap tanggung jawab itu. Apa yang anda dapatkan atau pemberian yang anda terima seharusnya dijalankan hingga menghasilkan sesuatu yang lebih dari yang semula. Anda diberi kepercayaan, berarti anda diminta untuk menghasilkan sesuatu yang lebih untuk rakyat anda dan terlebih untuk Sang Pencipta. Sekali lagi bahwa belajarlah untuk merasa malu jika memang anda tidak bisa atau tidak mau bertanggung jawab dengan apa yang akan dipercayakan kepada anda. Jika anda mau belajar setia untuk bertanggung jawab maka anda akan mewarisi negeri. Ini bukan TEORI belaka, tetapi UJILAH.

 

 

TIGA MACAM SIFAT HAMBA

          Mental hamba yang dipaparkan sebelumnya adalah bukti mental yang teruji. Berikut ini anda akan nampak dua dari tiga jenis mental hamba yang belum ditempa dan yang satu lagi adalah jenis mental yang lebih unggul:

  1. Hamba Bungsu

Jenis hamba ini sifatnya banyak menuntut. Boleh dikata jika mental ini adalah mental budak. Seringkali, kita melihat ada Pemerintah yang seharusnya menjadi tempat rakyat untuk mengadu, tetapi yang terjadi sebaliknya, merekalah yang menuntut rakyatnya ini dan itu, sama seperti seorang anak kecil yang merengek kepada orang tuanya minta ini dan itu. Seharusnya Pemerintah belajar diri untuk dewasa agar bisa belajar memberi, bukannya belajar merengek seperti anak-anak. Anda semua harus keluar dari mental seperti ini dan milikilah mental kerajaan; mental yang dewasa.

  1. Hamba Sulung

Jenis hamba ini sifatnya tidak mau kalah dengan yang lain, tidak mau melihat orang lain maju, sukanya cemburu saja. Terkadang kita melihat ada Pemerintah yang bersaing secara tidak sehat di antara mereka sendiri. Masing-masing tidak mau kalah terhadap yang lainnya, masing-masing mempertahankan kehendak sendiri yang muaranya adalah pertengkaran dan adu jotos. Parahnya, mereka sadar atau tidak, ternyata rakyatnya sedang melihat mereka di atas ring jabatan sedang adu jotos dengan yang lainnya. Ada juga yang lain yang merasa terusik jika rekan yang lainnya mengalami progress yang signifikan. Ia merasa cemburu dengan kemajuan rekannya yang lain tanpa harus bertanya bagaimana cara ke arah itu. Mari belajarlah menjadi hamba yang saling membangun dan saling menguatkan satu dengan yang lain. Belajarlah untuk sehati dan sepikir di dalam jiwa, se-iya dan se-kata dalam perbuatan, yang merasa belum mengalami kemajuan, datanglah kepada yang telah anda lihat mengalami kemajuan lalu pelajari caranya, tetapi yang telah mengalami kemajuan, dengan rendah hati tolonglah yang datang kepada anda karena ia merasa belum mengalami kemajuan yang berarti.

  1. Hamba Hati Bapa

Seperti Bapa yang sayang anaknya, demikianlah Tuhan mengasihi Pemerintah dan rakyatnya, seperti Bapa sayang anaknya, demikianlah Pemerintah mengasihi rakyatnya sendiri. Hamba yang memiliki Hati Bapa adalah hamba yang benar-benar memperhatikan rakyatnya sama seperti dirinya sendiri, ia lebih mementingkan keperluan rakyatnya dari pada kepentingannya sendiri, ia membela rakyatnya yang tertindas, ia memberikan yang terbaik untuk rakyatnya, saat rakyatnya kelaparan, ia memberi makan, saat mereka haus ia memberi minum, saat mereka kedinginan ia memberi tumpangan dan kehangatan, saat mereka terasing ia menyambut mereka, bahkan di saat rakyatnya terancam ia segera menjadi pelindung dan pembela mereka tanpa menghiraukan nyawanya sekalipun. Bagaimanapun bobroknya karakter rakyatnya, ia tetap menerima mereka dengan hati yang lapang tanpa mempercakapkan kekurangannya sama seperti Tuhan sudah memilih dan menerima mereka untuk dilayakkan menjadi Pemerintah; Duta-Nya di antara bangsanya.

Chapter 4

 

BAB 4

PEMERINTAHAN YANG BENAR

                Pada pasal sebelumnya, anda telah memahami bagaimana Pemerintahan yang baik. Saya yakin dan selalu berharap di dalam Doa agar kita semua boleh mengalami Pemerintahan yang baik. Jika boleh kali ini, anda akan dibawa lebih progress lagi dalam menyikapi model Pemerintahan yang lebih jauh dalam kedewasaan.

          Satu prinsip yang mesti anda nampak bahwa sesuatu yang Baik belum tentu Benar. Prinsip ini sama halnya dengan Pekerjaan Jiwa dan Pekerjaan Roh. Pekerjaan Roh jauh lebih kuat dari Pekerjaan Jiwa, dengan kata lain, Kebenaran jauh lebih kuat dari Kebaikan. Jika anda rindu mengalami suatu tatanan Pemerintahan yang sesungguhnya, anda perlu nampak tentang KEBAIKAN dan KEBENARAN. Secara umum, Baik dan jahat adalah satu kelompok, sementara Benar dan Salah juga sekelompok. Kebaikan dan Kejahatan lalu kemudian Kebenaran dan Ketidakbenaran.

KEBAIKAN dan KEBENARAN

Mari melihat pasangan Kebaikan dan Kebenaran. Hampir semua orang menganggap bahwa Baik dan Benar itu sama saja, perbedaan mereka tidak lebih dari setipis silet, namun pada kenyataannya ada makna yang sangat mendasar yang membuat keduanya berbeda.

Di dunia ini banyak orang yang baik bahkan sangat baik perawakannya, kelakuannya sungguh baik di pandangan manusia sehingga terkadang mendapatkan apresiasi. Banyak orang yang berkata, Oh, dia memang baik, perbuatannya sangat mengagumkan dan menyentuh hati kami. Memang seharusnya demikian; perbuatan kita mesti baik terhadap semua orang, bagaimanapun jahatnya orang terhadap anda, tetapi jiwa anda yang di dalamnya terdapat pikiran, perasaan, dan tekad akan senantiasa membalas kejahatan dengan kebaikan yang anda miliki. Berbuat baik bukan karena orang itu baik terhadap anda, bukan karena hanya pantas, tetapi berbuat baik kepada orang lain berarti anda sementara berbuat baik kepada diri anda sendiri. Sebab kebaikan itu seperti awan hujan musim semi, kebaikan itu seperti embun yang turun ke atas rumput, menyejukkan dan memberi kesegaran kepada orang lain sekalipun mereka jahat. Pemerintah telah diberikan kepada kita untuk kebaikan kita semua, jika anda sebagai rakyat rindu melihat kebaikan demi kebaikan terjadi di negeri anda maka dimanapun ada jalan yang baik, tempuhlah itu. Berilah yang terbaik atas apa yang Pemerintah kehendaki untuk kebaikan anda. Jangan menahan kebaikan itu, tetapi hendaklah kebaikan hatimu diketahui oleh semua orang. Siapa yang menahan gandum, ia dikutuki orang. Tetapi berkat akan turun ke atas orang yang menjual gandum. Kejarlah apa yang baik bagi Pemerintah supaya mereka berkenan kepada anda, kejarlah apa yang baik bagi rakyat anda agar anda dikenan oleh rakyat anda sendiri. Sebab siapa yang mengejar kejahatan akan ditimpa dengan kejahatan pula. Ini bukan TEORI belaka, tetapi UJILAH.

          Ada tiga hal di dalam diri kita yang patut diperhatikan:

  • HATI yang BAIK

Hati adalah sumber terpancarnya KEHIDUPAN. Apa yang ada di dalam akan terpancar ke luar, bagaimana keadaan Hati anda maka demikian pula yang akan terekspresi ke luar diri anda. Tidak seorangpun yang dapat berkata bahwa dirinya baik jika terkadang masih ada hal yang jahat yang ia ekspresikan ke luar. Ini berbicara masalah prinsip. Semua manusia di bawah kolong langit ini, tidak seorangpun yang baik jika diukur dari kelakuan kita sehari-hari. Olehnya itu hanya ada satu yang baik – Tuhan semesta alam. Tidak ada satupun hal yang jahat di dalam diri-Nya. Jadi jika kita merasa bahwa kita ‘baik’ tetapi di mata Tuhan sebaliknya, maka betapa kerasnya kita harus berbuat baik agar dapat dikatakan baik di mata-Nya. Mintalah Hati yang Baik dari Dia yang adalah baik agar apa yang anda lakukan merupakan standar yang baik di mata-Nya.

Jangan pernah berkata untuk tidak dapat berbuat baik kepada Pemerintah yang di atasmu hanya karena anda melihat kelakuan Pemerintah anda tidak sesuai dengan yang anda harapkan, padahal anda dapat melakukannya. Sebaliknya, tidak ada alasan bagi Pemerintah untuk tidak dapat berbuat Kebaikan kepada rakyatnya. Ini bukan masalah dapat atau tidaknya anda melakukan kebaikan kepada rakyat, tetapi ini berbicara masalah keharusan karena sadar bahwa anda semua adalah Hamba atau Pelayan. Olehnya itu, masing-masing kita, baik sebagai Pemerintah maupun sebagai rakyat agar Kebaikan Hati kita diketahui semua orang bukan karena hanya ingin memperlihatkan saja, tetapi karena memang Kebaikan itu dengan sendirinya terpancar dari dalam Hati lalu terekspresi ke luar. Kebaikan Hati di sini mengacu kepada memperlakukan orang dengan patut, tenggang rasa, memperhatikan orang lain, tidak kaku dalam menuntut hak absah seseorang dan memperlakukan orang lain berdasarkan apa yang dianggap baik dan patut dipuji. Ini bertentangan dengan bersungut-sungut, berbantah-bantahan, ambisi yang egoistis dan kemuliaan yang sia-sia. Jika matamu baik, maka teranglah seluruh tubuhmu. Jika Hatimu Baik, maka teranglah seluruh jiwamu.

  • PERKATAAN yang BAIK

Apa yang keluar melalui mulut, meluap dari hati. Dengan perkataan kita bisa dibenarkan, namun dengan perkataan pula kita dapat dihukum.

Dengan dasar hati yang baik, maka perkataan kita yang keluarpun akan baik adanya. Mungkin ada orang yang berkata, ‘Oh, yang saya katakan tadi hanya pura-pura, yang saya katakan tadi tidaklah lebih dari bercanda saja’. Sesungguhnya, apa yang sudah anda katakan yang keluar melalui mulut anda maka itulah yang meluap dari dalam hati anda yang secara tidak langsung menggambarkan siapa diri anda sebenarnya. Jika yang keluar dari mulut anda adalah rongrongan, kritikan dengan nada merendahkan, mengatakan bodoh, tolol dan tidak becus terhadap Pemerintah atau siapa saja, maka sebenarnya demikianlah apa adanya anda. Yang sebenarnya, anda adalah perongrong, pengkritik yang bodoh, tolol dan tidak becus. Logisnya, dengan beberapa pertanyaan sederhana; apakah negeri ini akan jauh lebih baik di tangan anda? Bagaimanakah keadaan negeri ini jika anda yang memerintah? Mengapa anda mengatakan bahwa pemerintah incumbent tidak becus? Kapan anda akan memerintah dengan cara yang becus?

Mungkin anda dapat menjawab semua pertanyaan ini dengan baik, tetapi apakah itu benar? Jangan menjadi sombong tetapi rendah hatilah. Semua lontaran di atas adalah perkataan-perkataan yang putus asa, perkataan yang tanpa pengharapan, perkataan yang tanpa rasa kepercayaan, perkataan yang sebenarnya sedang menggambarkan diri anda yang sebenarnya sesaat setelah anda melontarkannya kepada Pemerintah anda atau orang lain. Perkataan yang baik seperti madu bagi orang yang mendengarkan, tetapi perkataan yang putus asa seperti paku yang tertancap di hati lalu dilumuri dengan cuka. Tahukah anda bahwa dengan semua perkataan yang jahat tadi akan menghukum diri anda sendiri. Ini bukan TEORI belaka, tetapi UJILAH.

Lebih baik berdiam diri dan dikatakan bodoh daripada berbicara lalu membuktikan bahwa memang anda bodoh.

Pepatah Arab menggambarkan Empat Jenis Manusia berdasarkan perkataannya:

  • Ia tidak tahu jika ia tidak tahu
  • Ia tahu jika ia tidak tahu
  • Ia tidak tahu jika ia tahu
  • Ia tahu jika ia tahu

Analisalah kalimat-kalimat di atas jika ingin tahu jenis manakah diri anda.

  • AKAL BUDI yang BAIK (Yang telah diubahkan)

Salah satu hal yang sangat mendasar agar anda dapat melihat dan mengenal kebaikan dan kejahatan adalah dengan Akal Budi. Namun, tidak cukup sampai di sini saja, Akal Budi yang anda miliki mesti dibaharui sedemikian rupa. Olehnya itu berubahlah oleh pembaharuan budi anda sehingga anda dapat mengetahui mana yang baik dan yang berkenan di hadapan Tuhan. Pemerintah yang Akal Budinya telah diperbaharui, pasti dapat mengetahui mana yang baik dan sekaligus berkenan atau BENAR bagi Tuhan. Takut akan Tuhan itulah Hikmat dan menjauhi kejahatan itulah Akal Budi. Jika anda telah diubah oleh pembaharuan Akal Budi, maka anda dengan spontan akan menjauhi kejahatan. Membicarakan masalah Korupsi, suap-menyuap, ketidakadilan, kesewenangan, perseteruan, percekcokan, pertengkaran, kepentingan diri sendiri, iri hati, dengki, dendam dan sebagainya hanyalah merupakan hal-hal yang sangat merugikan, apa lagi jika sampai melakukannya. Orang yang telah mengalami pembaharuan oleh Akal Budi akan menganggap semua hal itu adalah sampah belaka. Memiliki Akal Budi yang telah dibaharui merupakan sumber kehidupan, tetapi orang bodoh mati Karena kurang akal Budi. Dengan kata lain, orang yang tidak berakal budi adalah orang bodoh, dan orang bodoh mati karena kurang akal Budi. Kematian bukan hanya bicara fisik, tetapi kematian bisa berarti kematian dalam sistem Pemerintahan, kematian dalam hubungan antara Pemerintah dengan rakyat, kematian dalam menemukan solusi atas akar permasalahan, kematian dalam perekonomian Negara, kematian dalam perkembangan industri dan teknologi dan sebagainya. Mungkin beberapa tahun terakhir ini, anda – Pemerintah dan rakyat, merasa ada bau kematian yang sangat menyengat di sekitar anda, cobalah untuk sesekali merenung, kemungkinan sumber kehidupan – Akal Budi, tidak ada hingga hanya kematian yang mendominasi dalam negeri anda. Anda tidak akan pernah memiliki pengharapan akan adanya Pemulihan Pemerintahan di negeri anda jika tidak memiliki Akal Budi yang sehat. Sebab itu, siapkanlah Akal Budi anda untuk suatu Restorasi yang signifikan.

          Kebaikan yang anda lakukan tidak lebih dari penilaian diri sendiri, sementara Kebenaran adalah penilaian yang berstandar Tuhan sendiri. Mungkin yang anda sudah kerjakan adalah kebaikan yang besar, namun apakah semua itu benar menurut pandangan-Nya? Perlu anda nampak bahwa tiada satupun di bawah kolong langit ini yang benar kecuali Dia yang adalah benar. Agar semua kebaikan yang anda sudah kerjakan menjadi benar di mata-Nya, maka anda harus mengejar Kebenaran itu hingga anda mendapatkan dan tidak akan melepaskannya. Melakukan Kebaikan itu harus dan akan dikenan manusia, tetapi yang melakukan kebenaran akan dikenan-Nya dan dikasihi-Nya. Kemudian, belilah Kebenaran dan jangan menjualnya. Mungkin di antara anda sedang atau akan menjual kebenaran untuk mendapatkan ketidakadilan. Mungkin ada yang telah menjual kepercayaan untuk mendapatkan posisi atau jabatan yang diinginkannya, ada juga yang menjual nama baiknya untuk mendapatkan materi belaka dan mungkin ada yang menjual Pemerintah atau rakyatnya untuk tujuan kepentingan pribadi atau golongan. Nampaklah bahwa Kebenaran akan meninggikan derajat bangsa sebab Tuhan memberkati kediaman Kebenaran. Tahta akan kokoh oleh Kebenaran. Kebenaran akan mendatangkan kedamaian sebab kebenaran seperti sungai yang terus mengalir membasahi tempat-tempat yang dilaluinya. Jika kebenaran mengalir dan membasahi perekonomian Negara anda maka perekonomian negeri anda akan melaju bertumbuh sampai stabil, jika kebenaran mengalir membasahi sistem Pemerintahan, maka sistem hirarkisnya akan menjaga keutuhan prinsip yang benar, betapa indahnya jika kebenaran mengalir dan membasahi hubungan antara Pemerintah dan rakyatnya hingga terjadi pemulihan hubungan dan kedamaian tercipta di antara mereka, anda akan senantiasa menemukan solusi dari setiap akar permasalahan yang ada, teknologi dan industri pun akan bertunas menandakan ada kehidupan di dalamnya, hingga Negara anda bukan lagi menjadi Negara yang konsumtif terhadap teknologi bangsa lain yang hanya mengakibatkan banyak korban di negeri anda, tetapi justru bangsa anda yang akan menjadi inspirasi bangsa lain, bangsa lain akan melihat kebenaran di negeri anda hingga menjadi berkat bagi bangsa lain jika kebenaran itu mengalir deras seperti sungai yang tidak pernah kering.

 

 

 

KEJAHATAN dan KETIDAKADILAN

          Di semua tempat yang berpenghuni di muka bumi ini, tidak satupun tempat yang di dalamnya tidak terdapat suatu kejahatan. Tidak dapat disangkali bahwa inilah sifat kejatuhan yang telah diwariskan oleh manusia pertama – Adam. Sifat yang di dalam inilah yang membuat manusia cenderung berbuat apa yang jahat. Namun apa kata Kebenaran tentang Kejahatan?

          Ada seorang pengusaha perbengkelan di Kalimantan dan kehebatannya sangat diakui dalam permesinan. Ia menguasai semua jenis mesin dan semua itu diperolehnya tanpa melalui sistem pendidikan formal. Suatu hari, sambil menatap sebuah pesawat yang sedang melintas di angkasa, ia mengomentari mesin pesawat itu bahwa ada beberapa bagian mesin yang sudah rusak tetapi dipaksa untuk digunakan, alat ini dan itunya sudah rusak. Entah pilot dan co-pilot mengetahui atau tidak, namun yang pasti bahwa ada beberapa sistem yang telah rusak dalam mesin. Kejahatan sama seperti gambaran cerita ini, terkadang kita tidak sadar bahwa ada kejahatan yang sementara kita lakukan bahkan terkadang ada di antara kita sadar bahwa dirinya sementara berbuat jahat. Tetapi yang pasti, bahwa ketika anda sementara berbuat jahat entah sadar atau tidak, langsung atau tidak langsung namun Tuhan mengetahui semuanya karena tidak satupun yang tersembunyi di hadapan-Nya. Dalam gelap yang paling gelap sekalipun, jika sebuah lilin dinyalakan, maka terang akan muncul dan gelap menyingkir. Demikian pula halnya kejahatan hanya dapat disingkirkan dengan terang – Kebenaran. Minimal, anda boleh menjadi garam bagi kejahatan, memperlambat proses pembusukannya. Mungkin Instansi dimana anda ditempatkan sementara melakukan beberapa kejahatan personal maupun korporat, tetapi cobalah minimal untuk berfungsi sebagai garam, paling tidak anda sementara menyalakan sebuah lilin di tengah-tengahnya. Cepat atau lambat pasti akan nampak terang dan niscaya kejahatan itupun pergilah. Anda dengan hati nurani yang murni tidak mengikuti pergerakan itu karena anda nampak bahwa siapa yang membajak kejahatan, ia akan menuai kejahatan pula. Orang yang mengejar kejahatan akan ditimpa kejahatan. Orang yang melakukan kejahatan tetapi sementara itu pula ia mengharapkan yang baik dalam hidupnya, maka justru kejahatanlah yang akan datang ganti harapannya. Jika Pemerintah melakukan apa yang jahat, anda sebagai rakyat tidak boleh menghakimi mereka, serahkan penghakiman itu kepada yang berhak dalam Pemerintahan, tetapi jika para hakim di dunia ini juga berbuat apa yang jahat, berbuat ketidakadilan, anda tidak perlu marah atau kecewa lalu membalas pula dengan kejahatan, tetapi serahkan mereka semua kepada Dia yang menghakimi secara adil dan Ia akan mengembalikan hakim-hakim seperti sedia kala – menghakimi dengan adil. Membalas kejahatan dengan kejahatan tidak akan mendatangkan berkat bagi anda, apa lagi membalas kebaikan dengan kejahatan, ini akan membuat kejahatan tidak akan menghindar dari rumah anda. Jika anda rindu bangsa dan Negara anda diberkati, maka belajarlah untuk membalas setiap kejahatan dengan Kebaikan. Ini bukan TEORI belaka, tetapi UJILAH.

          Anda berbuat ketidakadilan karena anda adalah orang jahat, sebab hanya orang jahatlah yang tidak mengerti keadilan. Keadilan hanya ada di dalam Tuhan. Jika orang yang tidak mengenal Tuhan bisa berbuat adil, lebih lagi anda semua yang mengetahui dan mengenal Tuhan. Anda yang duduk sebagai staf administratif kehakiman, panitera, pengacara dan hakim, berhikmatlah untuk menetapkan keputusan. Anda para pembela atau pengacara, bukalah mata hati anda dan berubahlah oleh pembaharuan budi agar anda dapat mengetahui mana yang benar dan yang salah lalu memperjuangkan yang benar, bukan sebaliknya memperjuangkan yang salah dengan alasan komersil. Ingat seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, jangan menjual kebenaran dengan ketidakadilan atau dengan materi apapun. Ingatlah bahwa kelak semuanya akan kita pertanggungjawabkan di hadapan-Nya. Sebenarnya, anda tidak punya hak untuk menghakimi sesama anda. Akan tetapi karena anda dipilih untuk merepresentasikan Tuhan, maka anda diberi hak dalam Pemerintahan untuk menghakimi perkara-perkara dan mempertahankan keadilan. Jangan mengkommersilkan profesi anda, tetaplah berlaku adil. Jika tahu yang salah, tidak perlu membelanya atau mempertahankan haknya dalam hukum walaupun memang undang-undang telah mengatur bahwa segala warga Negara bersamaan kedudukannya dalam Hukum dan Pemerintahan, seharusnya ini berlaku hanya kepada mereka yang patut dibela haknya saja, bukannya kepada orang yang nyata bersalah. Dalam proses hukum, kedua belah pihak bersamaan kedudukannya secara administratif, namun jika berbicara perihal pembelaan, maka itu hanya diperuntukkan kepada mereka yang patut dibela, tidak kepada mereka yang setelah melalui proses administratif Hukum ternyata bersalah. Katakan ya jika ya dan tidak jika tidak. Jangan kuatir karena anda sudah menghabiskan banyak uang dalam perkuliahan dan setelah mendapat pekerjaan lalu tidak menggunakannya untuk mendapatkan uang. Anda mesti nampak bahwa berkat datang ke atas orang yang berlaku adil dan benar, seperti embun yang dari bukit Hermon mengalir ke bukit Sion demikianlah berkat-berkat Tuhan mengalir atas orang-orang yang berlaku adil dan benar. Ini bukan TEORI belaka, tetapi JANJI. Sebab itu UJILAH.

Chapter 5

 

BAB 5

TUNTUTAN KASIH DALAM PEMERINTAHAN

          Kasih adalah hal yang terbesar dalam jagad raya ini. Tanpanya hidup kita menjadi tidak berarti dan hidup dalam kegelapan – tanpa terang – yang akan membawa kita ke arah ketidakpastian atau tanpa jaminan hidup di kemudian hari. Kasih adalah dasar dalam hidup ini untuk memulai suatu pekerjaan yang membuahkan ketekunan, kesetiaan dan ketahanan uji. Kasih memberikan kita suatu kepastian untuk melangkah mencapai sesuatu yang kita harapkan dan memberikan garansi selama proses pencapaian terlaksana.

          Hidup manusia di dunia tidaklah lebih dari hembusan nafas yang seperti uap yang muncul lalu pergi lagi. Hidup manusia bagaikan jerami yang dikumpulkan orang lalu dibakar hingga habis karena ketidakbergunaannya. Apa sebenarnya yang anda inginkan dari kehidupan ini? Mencari jati diri? Menjadi kaya raya? Menjadi terkenal? Memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari? Menyusun rencana jangka pendek dan panjang? Mencari kedamaian? Berusaha sekuat mungkin melewati badai hidup? Ataukah dengan gigih mempertahankan harkat dan martabat anda? Ketahuilah bahwa semuanya itu hanyalah usaha untuk menjaring angin, usaha yang sia-sia dan tidak kekal. Tanpa Kasih, semuanya akan sia-sia belaka. Mungkin anda berpikir bahwa dengan menduduki suatu jabatan dalam pemerintahan akan membuat anda merasa telah berhasil dalam hidup ini, mungkin juga anda berpikir jika anda sanggup menggapai cita-cita anda maka anda telah berhasil dengan baik, bahkan mungkin anda berkata bahwa jika anda memiliki harta, tahta, nama baik, dan peran dalam hidup lalu kemudian anda merasa bahwa anda telah berhasil. Keberhasilan yang anda capai hanyalah seperti nyala api kompor yang akan kehabisan minyak – hanya sementara saja.

          Tidak ada yang salah dengan semua pencapaian keinginan di atas tadi, namun yang menjadi masalah kemudian adalah jika anda tidak melandaskan semua itu dengan dasar Kasih, maka semua akan sia-sia saja. Tujuan utama anda hidup adalah untuk bereksistensi dan berekpresi. Anda bereksistensi berdasarkan citra Tuhan dan anda berekspresi berdasarkan tuntutan Kebenaran. Jika tidak, maka hidup anda sama saja dengan kehidupan binatang dan tumbuh-tumbuhan. Jika anda hidup hanya berusaha menjaring angin maka apalah arti hidup anda? Tetapi jika anda hidup karena rindu mengejar apa yang baik dan benar di pemandangan manusia dan Tuhan, maka niscaya hidup anda akan menjadi sesuatu yang jauh lebih mulia dari semua ciptaan yang ada di bumi ini; menjadi manusia seutuhnya. Tanpa kasih maka hidup anda dan pencapaiannya akan sia-sia saja. Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Tetapi hendaklah kasih itu jangan pura-pura. Kasih itu hanya berasal dari Tuhan, oleh sebab itu, jika anda memiliki kasih maka anda lahir dari Dia dan mengenal Dia. Kejarlah kasih itu sebab kasih merupakan tali yang mengikat dan mempersatukan anda semua. Dan inilah kasih itu yaitu bahwa anda harus hidup menurut perintah-Nya. Dan inilah perintah itu, bahwa anda harus hidup dalam Kasih.

KASIH ADALAH DASAR HIRARKI PEMERINTAHAN

          Hirarki yang sesungguhnya boleh menjadikan tatanan Pemerintahan kembali mendapatkan kewibawaanya, namun jika tanpa dasar yang teguh, akan membuat tatanan itu cepat atau lambat menjadi rapuh dan hancur menjadi puing-puing peringatan belaka. Kita tidak dapat untuk tidak berjalan di jalur hirarki yang sesungguhnya agar kita tetap memahami hubungan antara Pemerintah dan rakyat. Dengan sistem hirarki yang ada, semua kita tanpa terkecuali mesti terlibat dalam memelihara tatanan yang indah untuk mencapai sistem Pemerintahan yang minimal mengedepankan apresiasi, rasa hormat, ketaatan dan penundukan diri yang konkrit. Tapi kali ini anda akan melihat bagaimana suatu bangunan yang megah dibangun tanpa dasar yang teguh, satu per satu, pilar-pilarnya akan retak hingga luluh lantah.

          Seperti yang sudah anda ketahui, kasih dibedakan berdasarkan makna dari kata yunaninya – Agape, Fileo, dan Eros. Dua dari tiga jenis kasih ini yang akan dibahas dalam buku ini – Agape dan Fileo. Dalam menjalankan kehidupan Pemerintahan, kita mesti nampak bahwa dasar yang sangat kuat dan bergaransi untuk segala sesuatu adalah KASIH. Dalam dunia Pemerintahan, anda mengenal istilah Kuasa atau Otoritas. Kuasa berbicara masalah kemampuan, kekuatan dan keterampilan. Sementara Otoritas berbicara masalah hak penggunaan Kuasa. Mungkin anda sebagai Pemerintah, seringkali hanya mengedepankan Kuasa dan Otoritas yang dimiliki.  Hal ini wajar saja karena anda adalah Pemerintah, namun anda belum memilki dasar yang menjadi motorik sesungguhnya untuk menggerakkan dan mengeksploitasi kuasa dan otoritas itu. Kuasa dan Otoritas, jika tanpa Kasih dapat membuat suatu persimpangan yang akan membawa anda ke beberapa tempat. Dari tempat anda berdiri, anda akan berhenti sejenak lalu mulai berpikir jalan mana yang akan anda tempuh. Apakah anda akan berjalan lurus ke depan ataukah anda akan belok ke kiri atau ke kanan yang merupakan jalan lain. Memang ada banyak jalan lain ke Roma, tetapi tentu yang ‘Roma’ tentukan harus sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh ‘Pemerintah Roma’. Boleh jadi anda akan menempuh jalan lain menuju Roma, tetapi sebenarnya anda sedang menempuh jalan yang illegal dan tentu melanggar perundangan ‘Pemerintah Roma’. Jalan yang berbeda boleh menjadi alternatif untuk menuju tujuan yang sama, namun yang perlu diperhatikan adalah apakah itu berdasarkan prosedur yang ditentukan ataukah sebaliknya. Kuasa dan Otoritas, tanpa Kasih akan membuat Kuasa dan Otoritas menjadi tidak berpengaruh, tidak memiliki daya atau sifat hakikinya. Mari coba untuk menggabungkan ketiganya – Kuasa, Otoritas dan Kasih - menjadi ‘KUASA KASIH’ atau ‘THE POWER of LOVE’. Makna dari frase ‘Kuasa Kasih’ adalah Kasih yang memiliki kuasa untuk….

          Dalam relasi antara Pemerintah dan rakyat seringkali kita temukan kesalahpahaman, percekcokan bahkan perseteruan. Namun kita tetap selalu percaya bahwa semua kejadian dalam hidup ini tidak ada satupun yang kebetulan (aksidensial). Semuanya terjadi untuk mendatangkan kebaikan bagi kita. Mari, kedua belah pihak mulai mencoba menyatakan The Power of Love dalam hubungan di antara keduanya. Kita lihat satu persatu berdasarkan jenis Kasih yang dimaksud – Agape dan Fileo. Yang pertama dimulai dari Fileo – Kasih Persaudaraan. Cobalah menerapkan jenis kasih ini ke dalam suatu hubungan antara Pemerintah dan rakyat anda. Jadikan hubungan anda sama seperti hubungan di antara saudara. Rakyat tetap taat dan tunduk kepada Pemerintah dan sekaligus menjadikan Pemerintah anda sebagai kumpulan saudara anda sendiri yang akan selalu menolong anda dalam setiap permasalahan anda. Ini mengacu pada hubungan yang lebih erat. Karena anda – rakyat – telah menganggap Pemerintah anda sama seperti saudara anda sendiri, maka dengan sendirinya jika anda menemukan kejanggalan-kejanggalan di hati, anda tidak merasa sungkan untuk mendiskusikannya secara kekeluargaan hingga keduanya menemukan solusi yang diharapkan. Sesungguhnya, tidak satupun seorang saudara yang tega membenci yang lainnya, tetapi jika seorang saudara membenci saudaranya yang lain, berarti ia adalah seorang pembunuh dan seorang pembunuh akan ditempatkan dalam kegelapan yang paling gelap. Sebenarnya jika anda nampak bagaimana hubungan anda dengan saudara anda baik, lalu anda menerapkan suasana itu dalam suatu hubungan Pemerintah dan rakyat maka kita semua akan berkata ‘Oh betapa indahnya bila saudara-saudara diam bersama dengan rukun, seperti embun dari gunung Hermon yang turun ke atas gunung Sion, sebab ke sanalah Tuhan perintahkan berkat-berkat untuk dicurahkan selamanya.

          Kasih Fileo akan pasti berpengaruh atas sistem Pemerintahan Negara anda jika saja anda menerapkan ke dalamnya. Jika anda menerapkan jenis kasih ini, maka niscaya anda tidak akan menemukan jarak yang jauh antara Pemerintah dan Rakyat dan bahkan anda akan menemukan suatu bentuk kekeluargaan dalam Pemerintahan. Di dalamnya terdapat suatu ekspresi persaudaraan yang akrab dan bersahaja yang memungkinkan anda menjalankan Pemerintahan dengan baik dan benar. Berikutnya, anda akan melihat lebih lanjut jenis kasih yang lain yang bahkan lebih unggul. Kasih Agape – Kasih Tuhan. Manusia mengatakan Tuhan ada dan penuh Kasih, beberapa lagi percaya adanya Tuhan tetapi mengatakan bahwa Tuhan itu aneh, diktator bahkan jahat. Yang lainnya tidak percaya adanya Tuhan. Tetapi bagaimanapun kata orang, anda tidak bisa sangkali bahwa anda bisa bernafas, anda bisa mati, di sekitar anda terdapat banyak ciptaan yang penuh estetika baik yang hidup dan yang mati. Kita tidak bisa bayangkan jika manusia di bumi ini hidup tanpa ciptaan yang lainnya, selain tidak indah juga terasa hambar dan berkesan tidak punya unsur Kasih. Tuhan menciptakan segala sesuatunya selain manusia untuk mendukung eksistensi atau keberadaan hidup manusia. Betapa indahnya. Ia menciptakan segala sesuatunya karena ia anggap baik di pemandangan-Nya dan manusia adalah mahluk yang paling terindah dan mulia jika dibandingkan dengan semua ciptaan lainnya termasuk malaikat sekalipun. Ia sangat mengasihi ciptaan-Nya yang paling mulia ini – Manusia. Bahkan saat manusia jatuh dalam dosapun, Ia tetap mengasihi hingga sekarang. Kasih Tuhan yang besar tersedia bagi kita untuk diterima. Kita diharuskan untuk mengasihi Tuhan dengan segenap hati dan jiwa kita dan kemudian mengasihi sesama kita seperti diri sendiri. Tidak ada hukum yang paling utama selain ini dan tidak ada hukum yang menentang hal ini. Untuk melakukan atau mengalami kedua hukum ini, anda mesti memerlukan Kasih Tuhan sebagai dasarnya, sebagai motoriknya. Secara manusiawi anda bisa melakukan kedua hal tadi karena anda memilki jiwa untuk melakukannya namun tidaklah kekal dan terbatas disebabkan oleh kemampuan jiwani manusia yang telah jatuh sekalipun kuat dalam pengaruhnya. Akan tetapi jika anda memiliki Kasih Tuhan di dalam anda maka kemampuan untuk mengalami kedua hal itu berlangsung kekal dan terjamin.

          Dalam dunia Pemerintahan, jika anda tidak nampak hal ini, maka anda akan terasa sukar untuk menjadi seorang Pemerintah dan demikian pula menjadi seorang rakyat yang bijak terhadap Pemerintahnya. Jalan satu-satunya adalah dengan memiliki Kasih Tuhan yang sempurna di dalam anda. Eksistensi hubungan manusia sering kali dan pasti mengalami masalah dan sekaligus memberikan jawaban bahwa mengapa anda sulit melalui masalah itu. Mengapa anda sulit memaafkan, mengapa anda sulit menerima orang lain apa adanya, mengapa anda sukar untuk memberi diri buat orang lain yang membutuhkan. Selama ini, anda masih melakukan segalanya untuk tujuan keuntungan pribadi bukannya untuk orang lain. Perhatian untuk pribadi itu juga penting, namun jika hal itu lebih cenderung untuk pribadi anda maka itulah yang dinamakan kepentingan diri. Di antara semua masalah yang sering ditemui manusia, ada dua hal yang paling sukar ditangani yaitu mengampuni dan pola pikir terhadap mamon – harta – uang. Sejak tahun 1997, di Indonesia khususnya, kedua hal ini terasa mengusik kita. Masing-masing kita terlalu memikirkan diri sendiri tanpa peduli dengan yang lainnya hingga jika terluka sedikit saja maka terasa sakit sekali dan sukar melepaskan pengampunan. Sering kali kita sebagai rakyat, sulit untuk mengampuni sikap Pemerintah yang kian lama tidak peduli dengan keadaan rakyatnya, masing-masing berusaha untuk kepentingan diri. Kita sukar mengampuni kelakuan Pemerintah yang seolah tidak adil dengan rakyat. Mungkin ada di antara anda yang sampai sekarang membenci Pemerintah di atasnya bahkan mungkin hingga mereka telah pensiunpun masih sukar bagi anda untuk melepaskan pengampunan kepada mereka. Hanya Kasih Tuhanlah yang memampukan anda untuk melepaskan pengampunan itu kepada mereka. Kasih itu menutupi banyak pelanggaran, kata lainnya, kasih menghapus banyak pelanggaran atau memaafkan banyak pelanggaran.

Suatu hari ada berita yang mengejutkan sebuah keluarga. Dalam berita itu mengatakan bahwa seorang pria tewas ditemukan mengenaskan dengan tubuh dimutilasi. Pembunuhnya telah ditemukan dan foto pembunuh itu terpampang jelas di halaman media itu. Salah seorang anak – masih berumur 12 tahun - dari ayah yang tewas itu sangat geram dan benci kepada pembunuh ayahnya dan ia berencana membalas dendam jika pembunuh itu keluar dari jeruji besi. Ia katakan bahwa ia akan membunuhnya dan memotong-motong tubuhnya hingga tidak satu anggota tubuhnya yang dapat disebut bagian tubuh lagi. Dua puluh tiga tahun kemudian, anak dari ayah yang tewas itu telah berumur 35 tahun dan ia sudah menerima dan memiliki Kasih Tuhan sejak berumur 30 tahun. Di suatu tempat dimana ada sebuah pertemuan, ia bertemu dengan seseorang pria dan ternyata ia yang telah membunuh ayahnya. Mendadak darahnya mengalir deras ke ubun-ubunnya. Ia sangat geram dan tidak akan menyia-nyiakan kesempatan itu. Ia mendekati pembunuh itu perlahan sambil mengingat bentuk tubuh ayahnya yang terpotong-potong. Spontan saja pembunuh itu heran dengan sikapnya karena ia tidak tahu siapa sebenarnya orang yang sedang mendekatinya itu. Setelah berhadapan dengan pembunuh itu, ia menatapnya tajam dengan api dendam yang membara, ia tidak sanggup lagi menahan rasa sakit yang selama ini dipendamnya dalam hati. Mereka berdua terdiam sejenak tanpa kata-kata hingga pembunuh itu menyapanya dengan lembut. Suasana dalam ruangan itu terasa mencekam dan hangat, tetapi tiba-tiba terasa seperti ada angin yang bertiup pelan menghampiri dan memenuhi seluruh ruangan. Seketika itu juga ia memeluk pembunuh ayahnya itu sambil menangis terisak-isak dalam pelukan pembunuh itu. Tentu pembunuh itu sangat heran dengan sikap orang yang sama sekali tidak dikenalnya tetapi menangis terisak-isak dalam pelukannya. Ia bertanya siapa dia dan ada apa sebenarnya. Lalu, sambil melepaskan pelukannya, anak dari ayah yang terbunuh itu berkata ‘Tahukah anda siapa saya? Ingatkah anda apa yang anda lakukan 23 tahun lalu terhadap seorang pria paru baya? Aku adalah anak dari ayah yang telah anda bunuh dengan cara mutilasi’. Betapa kagetnya pembunuh itu mendengar pengakuannya, ia berpikir bahwa tamatlah riwayatnya saat itu. Tetapi apa yang terjadi, sekali lagi orang itu memeluk pembunuh itu sambil berkata, ‘Aku memaafkanmu, saudaraku’. Segera air mata pria itu menetes dan berkata. ‘Oh, saudaraqu, aku pantas mati engkau bunuh saat ini jika engkau mau, tetapi engkau mau memaafkanku dengan segenap hati dan aku bersyukur karenanya, terima kasih saudaraku’. Sementara mereka saling memaafkan, seketika itu juga kedamaian yang belum pernah mereka alami merasuki jiwa mereka. Kesegaran jiwa yang belum pernah mereka rasakan, mereka alami saat itu. Pemulihan hubungan terjadi di antara mereka.

          Hanya Kasih Tuhan saja yang menyanggupkan anda untuk melepaskan pengampunan kepada orang yang telah melukai jiwa anda dan pengampunan itu yang menutupi pelanggaran atau kesalahan orang yang melukai anda. Benarlah bahwa Kasih menutupi banyak pelanggaran. Bukan berarti menyembunyikan kesalahan, tetapi dengan mengampuni orang lain maka kesalahan orang itu terhapuskan, demikianlah Kasih menutupi banyak pelanggaran. Ampunilah Pemerintah anda yang mungkin telah melukai jiwa anda dengan perbuatan yang tidak adil dan mengecewakan anda, sebaliknya, lepaskanlah juga pengampunan kepada rakyat anda yang selama ini tidak puas dengan kinerja anda hingga mereka berusaha merongrong, memaksa sampai bertindak anarkis terhadap anda, yakinlah bahwa sejak itu, PEMULIHAN pasti terjadi. Kuasa Kasih – The Power of Love – memiliki kuasa untuk mengampuni dan menyatakan Pemulihan. Ini bukan TEORI belaka, tetapi UJILAH.

KASIH ITU TIDAK MENUNTUT

          Pemicu utama sering terjadinya pertengkaran adalah sikap yang selalu menuntut. Sikap ini pastilah mengacu pada kebutuhan diri yang mau tidak mau harus dipenuhi. Tuntutan diri inilah yang sering kali membuat orang-orang bertengkar; berselisih paham karena masing-masing menuntut untuk dipenuhi keinginannya. Jika Pemerintah mulai bergejolak dengan segala program dan ternyata di dalamnya terdapat penyalahgunaan atau penyelewengan, segera rakyat merespon yang negatif terhadap Pemerintah lalu kemudian mulai menuntut agar Pemerintah harus ini dan itu. Lahirnya tuntutan sedemikian menandakan bahwa rakyat tidak puas atas apa yang diinginkan. Lalu atas dasar ketidakpuasan tadi mereka mulai menghasut seorang demi seorang untuk ber’demo’ agar tuntutannya terpenuhi dengan segera. Jika Pemerintah kurang, belum, dan atau tidak merespon balik maka keadaan akan semakin memburuk dengan sikap rakyat yang mulai merasa disepelehkan sehingga sikap itu berujung pada tindakan anarkis. Ironisnya, tindakan itu lagi-lagi didasarkan pada Human Rights (Hak-hak Asasi Manusia), mereka berteriak agar hak asasi mereka tidak diinjak-injak, tetapi sementara meneriakkan Hak-hak asasi mereka, sementara itu pula mereka melanggar Hak-hak Asasi orang lain. Tanpa mereka sadari, dengan ber’demo’ saja, itu sudah cukup melumpuhkan kegiatan ekonomi, apa lagi jika sampai menyelipkan aksi anarkis di dalam ber’demo’. Orang lain yang menginginkan ketenangan jelas menjadi terusik dengan aksi ‘demo’, orang yang akan bekerja terhambat karena traffic jam yang disebabkan oleh demonstrasi, anda yang seharusnya kuliah menjadi terhalang karena dipanggil untuk ikut ‘demo’ atau bahkan menjadi pelaku di dalamnya. Mereka semua ini adalah orang-orang yang juga punya Hak Asasi dan mesti dihargai. Anda – pendemo – memperjuangkan Hak-hak Asasi, tetapi sementara itu pula anda semua melanggar Hak asasi Manusia yang lainnya. Mengadakan Demonstrasi hanyalah merupakan Penuntutan Kepuasan Diri Belaka.

          Jika ditinjau dari sudut Etimologi ‘Demokrasi’, maka anda akan nampak sebenarnya apa makna Demokrasi itu . kata Demokrasi berasal dari kata yunani δημοκρατια (demokratia) yang tersusun dari dua elemen kata yakni δημοσ (demos) yang berarti ‘orang-orang’ dan κρατοσ (kratos) yang berarti ‘kekuatan; tenaga; memaksa’ atau ‘kuasa’. Singkatnya bahwa Demokrasi adalah orang-orang yang memiliki kekuatan, tenaga dan atau kuasa untuk menguasai bahkan memaksa. Kemudian pertanyaannya sederhana, siapa sebenarnya yang pantas memiliki hal itu, hanya Pemerintah, bukan? Lalu jika anda – rakyat – yang memilikinya, lalu siapa yang pantas dijadikan Pemerintah atas anda dan Pemerintah anda sendiri? Bukankah ini menjadi hal yang menggelikan dan memalukan suatu bangsa? Anda mempercayakan Pemerintah untuk memimpin anda yang seharusnya anda hormati, hargai, dan tunduk terhadap mereka, tetapi mengapa anda masih menuntut apa yang mereka belum lakukan. Yang mesti anda lakukan hanyalah menerima, dalam arti menerima pengaturan dari Pemerintah bagaimanapun bentuknya. Biarkan mereka melakukan apa yang mereka anggap baik untuk Rakyat tanpa membuat mereka menjadi terusik dengan segala macam tindakan anda yang dibuat dalam kemasan Demonstrasi yang sungguh mengacaukan. Adapun terjadi hal-hal yang anda anggap tidak semestinya, mulailah belajar dalam halaman-halaman sebelumnya dari buku ini. Belajarlah untuk sekali mempercayakan sesuatu kepada seseorang, maka belajarlah menerima dan memberi bukan menuntut. Inilah ciri dari orang yang penuh kasih, ciri orang yang mengasihi Pemerintah di atasnya. Kasih itu tidak selalu menuntut, tetapi selalu memberi. Sebab lebih berbahagia memberi daripada menerima.

KASIH ITU LEBIH DARI HIDUP                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                  

          Suatu kali karena pelanggaran, ada seorang yang dibawa ke Mahkamah Pengadilan. Ia dituduhkan beberapa kesalahan dan dituntut hukuman mati. Ia tidak dapat berbuat apa-apa untuk lepas dari jerat hukuman itu dan ia hanya menangis menyesali semua pelanggarannya. Ia hanya berharap agar ia dibebaskan dari hukuman mati itu. Setelah persidangan, ia dimasukkan ke dalam tahanan untuk menunggu sejangka waktu hingga hukuman mati dilaksanakan. Waktu demi waktu ia lalui dalam jeruji dengan penuh kecemasan dan penyerahan diri hingga tibalah hari dimana ia akan dieksekusi mati. Ia dibawa keluar dari sel ke lokasi dimana ia akan digantung hidup-hidup. Setibanya di lokasi eksekusi, ia sangat terkejut dengan seorang yang tidak ia kenali yang telah tergantung kaku di tiang gantungan. Ia bertanya kepada pengawal ‘Siapakah orang yang akan digantung itu? Apakah ia senasib denganku? Pengawal itu berkata ‘Apakah engkau mengenalnya? ‘Tidak’. Katanya. ‘Tahukah kamu darimana ia datang? Tanya pengawal. Lalu ia menjawab ‘Aku tidak tahu siapa dia dan juga tidak tahu darimana asalnya. Siapakah ia sebenarnya dan mengapa ia akan digantung? Tanyanya ulang. Pengawal itu berkata ‘Sekalipun engkau tidak tahu siapa dia dan darimana asalnya dan kamipun demikian, tetapi yang jelasnya bahwa ia ada di sini untuk menggantikan engkau di tiang gantung itu’. Kemudian pengawal itu berkata lagi ‘Sampai orang itu mati di tiang gantungan, tidak satupun kata lain yang keluar dari mulutnya kecuali ‘sudah selesai’ dan aku tidak tahu mengapa ia lakukan semua ini untukmu, tapi yang aku tahu pasti bahwa orang itu memiliki Kasih yang jauh lebih besar dari hidupmu dan hidupnya sendiri’.

          Mungkin cerita tadi tidak akan masuk di akal anda, namun faktanya bahwa itu pernah terjadi. Memang tidak mudah untuk mati bagi orang lain, tetapi itulah Kasih yang sangat besar. Seorang tahanan dihukum oleh karena pelangarannya dan wajar saja ia mendapatkannya. Tidak akan ada satu orangpun yang mau menggantikan dia untuk mati karena ia orang yang jahat. Tentu anda juga pun demikian, bukan? Jangankan untuk orang yang jahat, untuk orang yang baik sekalipun, anda masih berpikir panjang untuk menggantikan ia untuk mati. Tapi orang tadi mau mati untuk orang yang jahat sekalipun, luar biasa!

Jika para Pemerintah nampak akan hal ini, yakinlah bahwa anda semua pasti akan melakukan yang terbaik bagi rakyat anda bahkan anda tidak segan-segan memberi seluruh jiwa anda untuk rakyat dan negeri anda. Jika anda – Pemerintah – memiliki pemahaman ini di hati anda maka tentu anda semua akan bekerja melayani rakyat dengan segenap hati. Dengan sendirinya, anda tidak lagi berpikir bahwa anda adalah orang yang paling berkuasa, anda tidak merasa jika anda adalah Big Bos dalam struktur Pemerintahan, tetapi yang ada di hati anda hanyalah MELAYANI SEBAGAI HAMBA. Tidak peduli bagaimanapun keadaan rakyatnya, ia akan selalu melayani dengan segenap hati sama seperti ia melakukannya untuk Tuhan. Tiada kata-kata yang lebih indah untuk menggambarkannya selain dari ‘tidak meninggalkan kasih dan setia tetapi justru mengalungkannya di leher dan bahkan menuliskannya di dalam loh hati sehingga kita akan mendapat kasih dan penghargaan dalam pandangan Tuhan dan manusia’. Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan bercium-ciuman. Kesetiaan akan tumbuh dari bumi dan keadilan akan menjenguk dari langit. Bahkan Tuhan akan memberikan kebaikan, dan negeri kita akan memberi hasilnya.

 

KASIH TIDAK PERNAH BERAKHIR

          Di dunia ini, segala sesuatu pasti ada awal dan akhirnya. Tidak satupun yang tinggal tetap untuk menunjukkan suatu ciptaan yang kekal, semuanya akan berakhir bila tiba waktunya kelak. Tidak ada yang kekal dari segala yang ada di muka bumi ini, semua akan musnah dan memiliki akhir. Hanya ada satu hal yang akan tinggal tetap untuk menunjukkan suatu hal yang tiada berkesudahan sejak dunia diciptakan hingga selamanya – KASIH. Hanya Kasih yang akan bertahan selamanya, suatu hal yang fundamental yang ada di muka bumi ini. Tidak satupun mahluk yang menyangkalnya bahwa Kasih adalah hal yang abadi yang tidak pernah lekang oleh waktu, yang tidak pernah sanggup dibatasi oleh ruang, batas, dan waktu serta ia akan tetap tersedia dari kekal hingga kekal.

          Semua pengetahuan, semua filosofi manusia, semua kekuasaan, semua tahta atau jabatan, semua harta dan nama baik, semua agama, semua pengharapan yang ada pada manusia akan sirna dan berakhir namun Kasih tidak berkesudahan dan akan tinggal tetap selamanya. Anda mesti nampak hal ini jika anda rindu untuk menerima dan mengalami restorasi atau pemulihan dalam negeri anda. Lalu kemudian pertanyaannya adalah apa sebenarnya yang anda inginkan di dunia ini, apa yang sebenarnya anda hendak pertahankan, adakah suatu jaminan bagi anda untuk bertahan di muka bumi ini jika memang semuanya akan berkahir. Pada dasarnya, semua yang anda harapkan, inginkan, dan lakukan hanyalah sementara dan pasti memiliki akhirnya masing-masing. Inilah yang menjadi dasar bagi manusia umumnya untuk tidak berpaut kepada hal-hal yang sementara tetapi mengarahkan pandangannya kepada hal-hal yang abadi. Dasar ini pula yang akan membantu anda sebagai Pemerintah dan rakyat untuk menjalankan tatanan Pemerintahan yang baik dan benar. Dengan Kasih yang tidak berakhir, anda dengan sendirinya akan hanya melakukan kebaikan kepada semua yang berhak menerimanya. Anda akan bekerja giat tanpa mencari keuntungan pribadi di dalamnya tetapi justru lebih mengutamakan kepentingan orang lain. Ingatlah bahwa sebenarnya sistem dunia sedang membawa kita kepada ketidakadilan, keserakahan, kepentingan diri, ajaran yang tidak sehat, tuntutan-tuntutan terhadap kepuasan diri dan membawa kita kepada jurang kebinasaan. Tetapi bersyukurlah bahwa masih ada Kasih yang tetap tersedia untuk membawa kita kepada damai sejahtera, sukacita dan kepedulian terhadap yang lainnya. Hari-hari ini, sadar atau tidak bahwa kita sementara merasakan dan melihat bahwa kasih terhadap yang lainnya sudah mulai hambar, tetapi mari lebih optimis dan percaya bahwa Tuhan senantiasa memberikan Kasih-Nya kepada mereka yang mengejarnya. Sama seperti orang yang mau memberikan seluruh jiwanya kepada orang lain, demikianlah Pemerintah terhadap rakyatnya. Dan sama seperti seorang anak yang menghargai, tunduk, dan mengasihi orang tuanya, demikianlah rakyat terhadap Pemerintah di atasnya. Hubungan timbal-balik yang sungguh indah di pemandangan Tuhan dan manusia. Perbuatlah itu sama seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.

Chapter 6

 

BAB 6

GAMBARAN MASA PEMERINTAHAN YANG AKAN DATANG

                Keadaan manusia pada tiap tahunnya semakin menunjukkan kemerosotan yang luar biasa. Tiap-tiap hari memiliki kesusahannya sendiri dan membuat manusia semakin kuatir dengan hari esok. Keadaan manusia hari-hari ini dan di kemudian hari digambarkan seperti keadaan manusia pada zaman Nabi Nuh. Seperti yang anda ketahui, bahwa keadaan manusia pada zaman Nuh adalah pesta-pora, kawin-mawin, kawin lalu cerai kemudian kawin lagi, manusia sudah hambar akan kasih, masing-masing memikirkan diri sendiri, keras hati dan tidak mau memaafkan. Semua ini adalah tanda kesudahan zaman. Namun sekalipun demikian adanya, anda tidak perlu kuatir karena orang yang mengejar Kebaikan dan Kebenaran akan terpelihara dari keadaan yang sedemikian. Semua kita wajib memahami bahwa Tuhan menetapkan Pemerintah di bumi ini sebenarnya selain untuk mengatur manusia, terlebih untuk mengekspresikan sistem Pemerintahan-Nya yang akan datang. Ia rindu di hari-hari ini Pemerintah melakukan kewajibannya dengan bijak dan demikian pula rakyat, melakukan atau bersikap sebagaimana posisinya sebagai rakyat dalam suatu Pemerintahan. Sadar atau tidak, anda sebagai Pemerintah mesti tahu bahwa anda seharusnya mengekspresikan Pemerintahan yang baik dan benar karena Pemerintahan yang ada merupakan perwakilan Sang Pencipta. Ini juga mengacu pada tanggung jawab anda sebagai orang yang mengemban jabatan Pemerintahan. Apapun itu, kelak anda semua akan mempertanggungjawabkan di hadapan Dia yang menetapkan Pemerintahan.

PEMERINTAHAN MASA KINI

          Jika melihat sesuatu yang tidak beres, maka yang lain segera merespon hingga menghakimi. Ketika seorang terungkap kesalahannya oleh orang lain, segera ia mencari kesalahan dari orang lain itu. Merasa jabatan atau kedudukan terusik, segera melakukan tindakan reaksi untuk menjaga di menara tahta. Merasa benar, segera membela diri. Merasa salahpun juga segera membela diri bahkan menyewa pengacara hebat. Merasa tidak sepaham, segera mencari kelompok yang sepaham dengannya. Merasa memiliki pengaruh, tetapi mudah dipengaruhi dan ironisnya tidak bisa menerima nasehat yang sehat. Karena sudah memiliki otoritas, tanpa pertimbangan dan solusi segera bertindak atas nama tugas. Karena pemimpin dianggap kurang becus mengurus Pemerintahan, segera meneriaki hingga melengserkannya dengan berbagai cara. Merasa Pemerintah kurang adil, segera menuntut hak, dan jika tidak direspon maka bertindak anarkis, tetapi anehnya fasilitas umum dan milik Pemerintah dirusaknya pula padahal uang mereka juga telah dialokasikan sebagian di situ untuk pembangunan fasilitas itu atau properti Pemerintahan. Karena memiliki uang yang banyak, rela bersaing hingga saling menjatuhkan dan berkelahi hanya untuk jabatan kepala dusun, kepala RT/RW, kepala desa, lurah, camat, kepala-kepala dinas/instansi, kepala kabupaten/bupati, kepala provinsi/gubernur hingga memperebutkan kursi kepala Negara.

Kurang lebih demikianlah keadaan Pemerintahan masa kini. Mari mencoba untuk merenungkan apakah yang dicari dan diinginkan dalam sebuah jabatan, apakah anda rela mengorbankan hati nurani yang murni hanya untuk merebut sebuah jabatan, tegakah anda melukai yang lain hanya untuk tempat yang dianggap ‘basah’, apakah anda akan membawa semua itu hingga ke liang kubur. Jika dasar atau tujuan anda hanya sedemikian untuk sebuah kursi panas atau jabatan, ada baiknya anda mundur dan memberikan kepada yang anda anggap patut mendapatkannya atau mendudukinya. Hanya rakyat yang punya hati nurani yang murni yang pasti berkata ‘siapapun Pemimpin di atas kami, kami akan mendukung dengan segenap hati dan jiwa kami. Kami hanya butuh kedamaian, ketentraman dan rasa aman dalam pelukan Pemerintah kami’. Tidakkah menjadi lebih indah jika anda masing-masing mengutamakan yang lain dari diri anda sendiri. Lihatah, karena sikap dalam sistem yang Pemerintah lakukan, rakyat telah menjadi orang yang membohongi hati nuraninya sendiri dengan berkata ‘Siapa saja yang memiliki banyak uang dan menghamburkan kepada kami, kami akan memilihnya menjadi Pemimpin. Siapapun yang datang membawa pemberian atau bantuan dalam bentuk apapun, kami akan terima dengan senang hati tetapi masalah pilihan itu tergantung kami saja, belum tentu kami memilihnya kelak’. Bukankah hal itu menggelikan, bukankah itu kesan bahwa anda yang menjadi calon Pemimpin lebih dahulu menyatakan kebodohan pribadi. Anda mesti nampak bahwa ketika anda mulai melakukan hal-hal yang tidak murni dalam mencapai suatu posisi atau jabatan, maka jangan heran rakyat juga mulai memihak kepada ketidakmurnian. Dalam hal memilih, mereka cenderung memilih secara subyektif daripada obyektif. Mereka sudah tidak menggunakan akal sehat untuk memilih. Lalu kemudian pertanyaannya adalah apakah anda masih ingin dipilih dengan cara-cara yang tidak murni seperti itu. Ketahuilah bahwa cara demikian adalah cara yang tidak hormat. Jika cara demikian adalah cara yang tidak hormat maka anda akan menjadi calon Pemimpin yang tidak terhormat pula. Ini adalah pilihan, dan anda yang mesti memutuskannya. Pemerintahan masa lalu sampai sekarang ini selalu tidak terlepas dari kekangan sistem dunia yang berjuta-juta tahun lalu telah terbentuk. Bumi sebenarnya adalah tempat dimana Tuhan akan merealisasikan dan mengekspresikan Kerajaan-Nya, tetapi sejak manusia pertama jatuh dalam dosa ketidaktaatan maka bumi secara langsung memiliki dunia yang di dalamnya terdapat suatu sistem yang sangat feodalis dan tertata secara hirarkis untuk membentuk suatu tatanan tersendiri yang lepas dari tatanan ke-Tuhan-an. Jika demikian, apakah ada harapan untuk suatu Negara untuk memiliki sistem Pemerintahan yang akurat dan berdasar? Jawabannya tentu masih ada, karena sistem dunia sebenarnya terpisah dengan sistem yang berke-Tuhan-an. Jika Negara anda memiliki suatu sistem Pemerintahan yang diakui secara international, maka itu berarti bahwa sistem Pemerintahan anda sudah termasuk baik hingga telah dicurahkan dalam bentuk konstitusi. Lakukanlah itu dengan bijak bersandar pada dasar Negara dan perundang-undangan yang ada maka niscaya Pemerintahan Negara anda akan maju seiring dengan tuntutan zaman. Pemerintahan yang sedang berlangsung saat sekarang ini sebenarnya sudah lebih progress namun kita tidak bisa mengatakan bahwa sekarang ini jauh lebih baik dari yang dahulu atau yang dahulu jauh lebih baik dari yang sekarang karena hal itupun tidaklah bijak untuk mengatakan demikian, hanya saja beberapa pelaku-pelaku Pemerintahan yang membawa masuk sistem dunia sehingga merusak tatanan sistem Pemerintahan yang baik. Andalah yang telah memahami perkara ini semestinya terus melakukan keep on eye atas setiap tindak-tanduk yang tidak berdasar dengan konstitusi yang ada namun bukan berarti melakukan kontrol yang ekstrim atas segala tindak-tanduk yang tidak berdasar tadi. Mulailah dari diri anda untuk mengubah keluarga anda, desa anda, kecamatan anda, kelurahan anda, kota anda, provinsi anda hingga Negara anda. Ingatlah bahwa perubahan selalu dimulai dari diri sendiri. Perubahan selalu dimulai dari lingkup yang kecil untuk membawa perubahan yang besar dalam lingkup yang besar pula. Jangan pernah berharap pada suatu perubahan yang tidak dimulai dari diri sendiri. Jangan berharap untuk mengeluarkan selumbar balok di mata orang lain sementara balok di mata anda belum anda keluarkan. Pastikan bahwa diri anda telah terbenahi sedemikian rupa agar anda memiliki keluwesan dalam menjadi garam – menghambat proses pembusukan – di Pemerintahan anda.

PEMERINTAHAN YANG AKAN DATANG

          Ada sedikit gambaran mengenai Pemerintahan yang akan datang. Kali ini anda akan melihat bagaimana model dan sistem Pemerintahan yang akan datang. Percaya atau tidak, mau atau tidak, masa Pemerintahan ini akan tiba pada waktunya. Yang masih hidup hingga waktu dinyatakannya Pemerintahan ini akan melihat bagaimana tatanan Pemerintahan ini tersusun sedemikian indahnya hingga tak satupun yang dapat berdiri tegak tetapi membusungkan dada di depan para Pemerintahnya. Sungguh adil dan bijaksana, sungguh bersih dan murni, sungguh bertanggung jawab dan penuh perhatian, sungguh rendah hati dan penuh kasih setia. Tidak akan ada lagi peseteruan, perselisihan, saling menyalahkan dan saling menjatuhkan. Keadilan ada dimana-mana, semua hal yang merupakan tanggung jawab Pemerintahan adalah milik Pemerintah sepenuhnya. Yang menjadi taggung jawab rakyat adalah milik rakyat sepenuhnya. Masing-masing memiliki tanggung jawab namun saling mendukung tanpa adanya interfensi pribadi di dalamnya.

          Nama Pemerintahan ini akan disebut Pemerintahan Kerajaan Seribu Tahun Damai. Ada keterangan waktu Seribu Tahun karena masa Pemerintahan ini memang hanya Seribu Tahun. Inilah sebenarnya puncak dari Pemulihan segala sesuatu di dalam dunia ini. Disebut Kerajaan karena yang akan menjadi Kepala Negara adalah seorang Raja dan Dia adalah Raja di atas segala raja. Pemerintahan ini disebut Damai karena selama proses Pemerintahan berlangsung, keadaannya sangat Damai karena tidak akan ada demonstrasi, aktifitas yang mengacaukan sistem Pemerintahan apa lagi Kudeta. Semuanya berjalan dengan rasa hormat, takut dan gentar terhadap Pemerintah yang ada. Sifat Pemerintahan ini jauh lebih tinggi atau unggul dari semua kuasa, penguasa, kerajaan, pemerintah dan semua hal-hal yang paling besar sekalipun yang ada di dunia ini. Satu hal yang anda mesti nampak bahwa model Pemerintahan ini akan menjadi model yang sempurna dan yang telah dipulihkan. Akan tetapi, jika kita mau belajar dengan kebenaran yang ada, maka kita akan mencicipi model Pemerintahan ini mulai sekarang hingga tiba waktu dimana Model pemerintahan ini akan dinyatakan kelak.

          Pemerintah yang ada sekarang pada dasarnya tidak dipilih oleh manusia. Memang kenyataannya bahwa ada proses yang berlangsung dalam penentuan Pemerintahan di bumi ini dan tentu manusia yang melaksanakannya, namun yang anda mesti nampak bahwa semuanya tidak terjadi secara disengaja karena Tuhanlah yang mengizinkannya. Bagaimanapun sistem yang telah dijalankan oleh manusia sejak proses pemilihan berlangsung – baik atau buruk – tetapi yang jelas bahwa jauh sebelum hal itu terlaksana, ketentuan dari Tuhan telah ada sebelumnya. Jadi dalam hal ini, tidak ada alasan untuk tidak tunduk di bawah otoritas Pemerintah yang ada di atas anda saat ini. Sekalipun telah terjadi keadilan maupun ketidakadilan, kejujuran dan kecurangan, kesetiaan dan ketidaksetiaan, kebenaran maupun ketidakbenaran, sportifitas dan ketidakikhlasan, namun yang pasti bahwa Tuhan tidak tutup mata dengan semua itu, Ia senantiasa mengawasi tindak-tanduk orang-orang yang berkecimpung di dalamnya. Anda sebagai rakyat tidak seharusnya merasa tidak puas atau melakukan tindakan yang justru memperkeruh keadaan, namun sebaliknya menjadi lebih dewasa dalam menyikapi segala kelakuan yang ada sehingga Negara anda tetap dalam keadaan yang kondusif dan tentu itulah yang semua ras, suku, bangsa, kaum, dan bahasa yang mendiami negeri mengharapkannya.

          Sistem Pemerintahan dalam Kerajaan Seribu Tahun Damai bukanlah sistem yang Otoriter dan Diktator, akan tetapi sistem yang ada merupakan gambaran yang mesti kita applikasikan sebelum masa Pemerintahan ini datang yakni sekarang ini. Jauh sebelum Pemerintahan ada di muka bumi ini, nubuatan tentang Pemerintahan ini telah ada dan sementara menuju ke sana. Ini dimaksudkan agar semua kita mesti sudah nampak bahwa Pemerintahan yang baik dan benar telah disediakan dan seharusnya menjadi gambaran atau contoh untuk kita semua di saat sekarang ini. Perbedaan antara Pemerintahan sekarang dengan yang akan datang terletak pada pengaruh dari sosok yang jahat yang sekarang ini sedang bekerja di antara manusia untuk menyesatkan, mengintimidasi dan menghancurkan model Pemerintahan yang baik dan benar. Akan tetapi, selama Pemerintahan Seribu Tahun Damai berlangsung, tidak satupun kejahatan yang dapat menguasainya karena si jahat telah diikat dalam suatu jurang selama seribu tahun lamanya sebelum ia dilepaskan untuk beberapa waktu dengan tujuan menyesatkan dan mencari pengikut-pengikutnya lagi. Dalam dunia ini anda akan sering melihat kejadian-kejadian yang sungguh memporak-porandakan negeri anda, ini disebabkan oleh tiga hal – Hukum alam, Pengaruh si jahat dan Kejahatan manusia. Ada beberapa kejadian yang memang terjadi oleh karena pengaruh hukum alam. Hukum ini diciptakan Tuhan untuk tujuan yang baik yakni untuk menjaga keseimbangan alam di muka bumi ini. Olehnya itu, tidak ada alasan untuk menyalahkan siapa-siapa apalagi sampai menyalahkan Tuhan. Ingatlah bahwa semuanya berlangsung normal. Ada juga kejadian-kejadian yang memang disebabkan oleh ulah manusia sendiri. Manusia melakukan kejahatan di mata Tuhan sehingga mendatangkan hukuman bagi negeri anda. Tetapi anda mesti nampak bahwa hukuman yang diterima itu bukan dari Tuhan, tetapi itu datangnya dari si jahat yang mendapat kesempatan untuk melakukan aksinya dan Tuhan dalam hal ini hanya mengizinkannya terjadi dan Ia memiliki maksud sendiri. Jadi untuk ini pula anda tidak semestinya menyalahkan Tuhan hingga berkata Tuhan itu jahat atau kejam. Ini sebenarnya adalah akibat dari anda sendiri yang telah memberi kesempatan kepada si jahat untuk menghancurkan negeri anda sendiri. Satu hal lagi, bahwa segala sesuatu yang terjadi jika tanpa izin-Nya, maka itu tidak akan terjadi. Jika Ia izinkan, maka sesungguhnya semua itu terjadi dalam hidup anda dengan tujuan untuk mendatangkan kebaikan bagi anda sendiri. Karena semuanya itu akan mengajar anda bagaimana bersikap di mata Tuhan agar anda senantiasa mendapatkan perkenaan-Nya. Tuhan memiliki kuasa yang jauh lebih besar dari kuasa si jahat, Ia bisa saja menahan secara langsung aksi-aksi jahat dari si jahat, namun Ia adalah adil dan benar yang sangat menghargai rencana kekal-Nya sendiri dan juga kehendak bebas manusia. Ia bukan Tuhan yang serta merta menjadikan manusia seperti robot, tetapi Ia sangat menghargai kehendak bebas anda. Mungkin anda berpikir, jika memang Tuhan punya kuasa yang besar daripada si jahat, mengapa Ia tidak langsung melakukan tindakan yang secara instan menyelamatkan manusia dari pengaruh si jahat. Anda mesti nampak bahwa ini berbicara masalah RENCANA-NYA. Dari kekal sampai kekal yang akan datang, Ia telah mengatur rencana yang indah untuk anda. Bukankah semua rencana akan mencapai finisnya melalui suatu proses? Demikian pula Rencana Tuhan yang indah itu. Ia, melalui proses, mengatur semuanya agar tetap pada rel yang telah ditentukan-Nya. Jika ada kejadian atau tindakan manusia yang menyimpang, Ia akan dengan penuh Kasih membawa kembali ke jalur rencana-Nya tanpa memaksa atau mendramatisir kelakuan manusia. Jika kelakuan manusia jahat, Ia tidak serta-merta mengubahnya untuk langsung kembali kepada jalan yang benar, tetapi pada intinya bahwa Ia senang sekali jika Ia dapat bekerja sama denga anda untuk mendatangkan kebaikan bagi anda. Ia juga hendak mengajar anda lewat kesalahan yang anda lakukan untuk membawa anda pada kedewasaan yang penuh agar sikap anda terhadap Dia boleh menjadi sangat luwes namun penuh hormat. Jadi sebenarnya tidak ada alasan untuk kuatir dalam hidup terhadap apa yang sementara terjadi dalam hidup anda karena Ia ada untuk anda jika anda berada dalam kebenaran-Nya. Carilah dahulu Kerajaan Tuhan dan seluruh kebenaran-Nya maka semuanya – keamanan, kestabilan negeri, pemuliahan ekonomi, sosial dan politik negeri, kesembuhan dan bahkan mujizat – akan ditambahkan kepada Negeri anda dan kepada anda pribadi. Ini bukan TEORI belaka, tetapi UJILAH.

PERSIAPKAN JALAN BAGI PEMERINTAHAN YANG AKAN DATANG

          Pemerintahan yang sedang berlangsung sekarang ini seharusnya menjadi gambaran bagi Pemerintahan yang akan datang. Sebagaimana Pemerintah adalah wakil sang Pencipta maka demikian pula Sistem Pemerintahan yang ada sekarang ini merupakan gambaran yang akan datang. Ini berarti bahwa yang sekarang adalah jalan atau rintisan untuk yang akan datang. Sebelum yang akan datang tiba, maka seharusnya yang sekarang telah sedini mungkin mempersiapkan segala sesuatunya. Sebuah acara atau event yang terlaksana dengan baik pastilah tidak lepas dari sosok Event Organizer (EO). Sebelum acara dimulai, mereka telah mempersiapkan segala sesuatu untuk kesuksesan acaranya kelak. Segala usaha, tenaga, pikiran, dan dana dicurahkan untuk mendapatkan suatu acara yang sukses dan menghibur penikmatnya. Mereka tidak pernah menganggap hal-hal yang kecil sebagai hal yang tidak patut diperhatikan namun justru hal-hal terkecil itulah yang sangat mereka perhatikan.

          Dalam dunia Pemerintahan, anda seharusnya berjalan sesuai dengan visi dan misi yang ada dan yang telah disepakati bersama. Di dalamnya ada beberapa pengaturan yang signifikan untuk diperhatikan sehingga apa yang akan terlaksana akan menggambarkan kinerja anda sebagai Pejabat pemerintahan. Anda adalah orang yang berperan sebagai EO dalam suatu Sistem Pemerintahan di Negeri anda. Segala sesuatu anda akan curahkan untuk mempersiapkan dan mencapai tujuan Pemerintahan anda. Anda sebagai pejabat Pemerintahan merupakan perintis untuk Pemerintahan yang akan datang, dengan kata lain bahwa semestinya keadaan Pemerintahan anda merepresentasikan suatu bentuk Pemerintahan yang indah sehingga akan dapat menjadi gambaran dari Pemerintahan yang akan datang. Anda ketahui atau tidak perihal ini, tergantung pada penerimaan sikap hati anda. Pada dasarnya, hal ini merupakan realita dari yang belum datang, jadi sebaiknya anda dengan sikap hati yang dewasa dapat menerimanya dan menjadikannya dasar di hati anda untuk memerintah sebagai pejabat Pemerintahan di Negeri anda sendiri.

Chapter 7

 

BAB 7

CINTA UANG – AKAR SEGALA KEJAHATAN

          Secara umum, dalam kehidupan ini, manusia tidak pernah lepas dari UANG. Hampir semua aktifitas manusia menggunakan uang untuk kelancaran aktifitasnya. Sebegitu pentingnya uang dalam hidup manusia hingga tidak sadar telah membawa manusia ke pelbagai perbuatan yang jahat. Memang benar bahwa Uang sangat diperlukan dalam hidup manusia untuk kemudahan aktifitas ekonomi khususnya, namun anda harus benar-benar mengetahui dampaknya bagi anda pribadi dan orang lain pada umumnya. Sadar atau tidak, anda telah sedang dibawa masuk ke dalam suatu sistem yang mengharuskan anda untuk menerima ‘alat’ ini sebagai bagian dari eksistensi kehidupan manusia. Olehnya itu, perlu bagi anda untuk ketahui dan pahami seluk-beluk ‘alat’ ini agar anda tidak diperdaya olehnya. Memang kelihatan sepele, namun sangat besar pengaruhnya dalam hidup manusia hingga manusia dapat terjerumus jauh ke dalam berbagai tindakan yang menyimpang.

Kata ‘UANG’ juga biasa disebut sebagai ‘MAMON’ – bahasa Yunani Μαμωνᾶς’ (Mamōnás) dan Aramik מון(mammon) yang artinya ‘untuk kekayaan’ dalam bahasa Inggris disebut ‘WEALTH’ yang berarti ‘kekayaan’ dan disebut ‘UNRIGHTEOUS’ berarti ‘yang jahat’. Kekayaan identik dengan Harta dan harta identik dengan Uang. Kata ‘KEKAYAAN’ dalam bahasa Yunaninya εὐπορία (euporía) yang berarti ‘keinginan untuk menjadi kaya’.

Tidaklah berdosa untuk menjadi kaya, hanya yang menjadi masalah adalah ketika seseorang menempuh cara yang salah dalam mencapai kekayaan atau memiliki motif yang tidak benar atau tidak tepat di hati untuk menjadi kaya. Anda boleh mengikat persahabatan dengan Mamon yang tidak jujur itu atau yang jahat itu untuk menolong orang lain dalam kesusahan. Seharusnya, dalam menjalin persahabatan dengan Mamon yang tidak jujur itu, andalah yang mesti berada di atas kendalinya, andalah yang mengontrol Mamon dan penggunaannya. Jika sebaliknya, maka tidak heran sering kali anda melihat penyimpangan dalam hal penggunaan uang di dalam hidup ini karena pada dasarnya bahwa Mamon itu jahat adanya. Sejak kejatuhan manusia – Adam dan Hawa – mamon telah dirampas oleh Iblis dan sekarang berada di bawah kendalinya. Oleh karena itu, jika anda tidak dapat mengendalikan Mamon yang tidak jujur dan yang jahat itu, maka anda akan mudah terperangkap dalam jeratnya sehingga andalah yang menjadi orang yang tidak jujur dan jahat dalam penggunaan mamon atau uang. Sebagai contoh, kasus korupsi di Negara anda mungkin sementara meningkat, hal itu terjadi bukan Karena hanya ada keinginan untuk menjadi kaya semata, tetapi lebih dari itu bahwa pelakunya sementara berada di bawah kendali sang Mamon. Mereka semua pastilah memiliki keinginan yang semua orang juga inginkan – menjadi kaya – namun dalam proses pencapaiannya tidaklah benar sehingga penggunaan atau pengelolahan keuangan itu telah menyimpang. Hampir 90% sistem keuangan telah menyimpang dari penggunaannya dan itu terjadi di berbagai lini kehidupan manusia. Sistem yang seharusnya berjalan di atas rel yang normal, namun sekarang telah berjalan dalam kegelapan yang terkadang orang lain sulit mengetahuinya karena sesungguhnya bahwa MAMON adalah sebuah SISTEM. Jika anda terus menerus berada di bawah kendali Mamon, maka anda akan berada di dalam sistem itu dan membuat anda menjadi pelaku sistem sehingga membuat anda menjadi HAMBA UANG. Anda akan bekerja hanya dengan tujuan uang, uang, dan uang semata.

          Mari mencoba belajar untuk mengalami hal-hal berikut ini agar anda terhindar dari jerat mammon yang tidak jujur dan jahat:

  • Pahami baik-baik bahwa sifat dasar MAMON adalah TIDAK JUJUR dan JAHAT
  • Nampaklah bahwa MAMON telah berada di bawah kendali Iblis. Jika anda menjadi HAMBA UANG berarti anda juga HAMBA MAMON dan itu menunjukkan bahwa anda adalah HAMBA IBLIS.
  • Tidak memberi diri menjadi HAMBA UANG
  • Keberadaan Mamon hanya anda manfaatkan dengan bijak dan benar untuk suatu kemudahan
  • Milikilah HATI YANG SELALU MEMBERI. Maksudnya bukan memberi SUAP atau menerima SUAP se-peserpun, tetapi ada hati yang selalu ingin membantu melalui penggunaan Mamon itu.
  • Cukupkanlah dengan apa yang ada pada anda
  • Cukupkanlah diri anda dengan gaji anda (yang bekerja di negeri maupun swasta)

Ke-tujuh poin ini bukanlah patron yang baku untuk dilakukan, namun semua itu boleh dijadikan panduan untuk menjaga sistem mamon agar tidak menguasai anda.

          Suatu hari seorang ayah dan anaknya mengadakan perjalanan ke suatu tujuan dan mereka menggunakan bus untuk tiba di sana. Dalam perjalanan darat, hanya orang dewasa saja yang dikenakan ongkos perjalanan. Akan tetapi dalam perjalanan itu mereka harus menempuh perjalanan laut juga untuk tiba di tujuan. Sementara berada di pelabuhan, satu persatu bus diperiksa untuk mengetahui berapa jumlah kepala, baik dewasa maupun anak-anak dan semua mesti dikenakan biaya tanpa terkecuali. Ayah anak ini mulai berpikir bagaimana caranya agar anaknya tidak dikenakan ongkos kapal yang akan mereka tumpangi. Akhirnya sang ayah menyuruh anaknya bersembunyi di bawah kolong kursi pada bagian bus yang paling belakang. Setelah tiba di tempat pemeriksaan, seorang petugas naik ke atas bus untuk menghitung jumlah kepala yang menumpangi bus itu. Penerangan di atas bus memang agak remang-remang sehingga untuk kepastian jumlah, petugas ini mesti berulang kali menghitung penumpang yang ada dalam bus dan akhirnya benar jika anak yang bersembunyi tadi tidak masuk hitungan. Tentu ayahnya sangat senang dengan caranya menghemat keuangannya. Tetapi beberapa menit kemudian sesaat setelah petugas itu menghitung untuk yang kesekian kalinya, tiba-tiba anak itu keluar dari bawah kolong kursi dan sambil mengusap-usap keringatnya, ia berkata dengan polosnya ‘Papa, bayar sajalah ongkos kapal buat aku kalau memang bapak itu masih lama menghitung jumlah penumpang, saya sudah tidak tahan kepanasan di bawah sini’. Akhirnya dengan rasa yang sangat malu ayahnya terpaksa mengeluarkan uang lalu menyerahkannya kepada petugas yang sementara terpaku melihat anak yang sedang berkeringat tadi.

Anda lihat, terkadang kita memberi kesempatan kepada mamon untuk mengontrol kita. Sebenarnya ayah anak itu tidak kikir, tetapi ia lebih mencintai mamon daripada aturan yang telah ditetapkan dalam perjalanan laut. Ia tidak sadar bahwa biaya yang mesti dibebankan pada anak-anak itu hanya semata biaya asuransi jiwa sekaligus pendataan jiwa yang akan mengadakan perjalanan laut pada saat itu. Tidak diminta, ada kecelakaan laut yang terjadi, maka jelas anaknya tidak akan masuk dalam daftar penyelamatan atau pencarian jiwa hanya Karena ayahnya tidak mau membayar biayanya, padahal biaya yang akan dikeluarkan hanya sedikit saja. Coba lihat keadaan dari sikap hati yang demikian terhadap uang, baru sedikit saja sudah tidak bisa jujur, bagaimana jika sudah dalam jumlah yang besar.

 

PENGALOKASIAN MAMON DENGAN JUJUR DAN BENAR

          Sebagaimana yang anda sudah ketahui bahwa esens dari mamon itu adalah tidak jujur dan jahat. Untuk menggunakannya, akan terasa begitu sukar untuk menjadi jujur dan baik oleh karena esens dari mamon yang demikian adanya. Memang membutuhkan orang-orang yang bisa diandalkan dalam penggunaan mamon ini supaya penggunaannya tepat dan bijak. Sebuah pahat akan lebih berguna dan baik jika berada di tangan tukang kayu atau pengukir. Sebuah dynamo yang rusak akan lebih baik jika berada di tangan tukang reparasi dynamo. Ini berarti bahwa mamon akan lebih baik penggunaannya jika berada di tangan orang yang jujur lagi benar, dengan kata lain, jika anda rindu menggunakan mamon dengan cara yang jujur dan benar, maka anda mesti tenggelam terlebih dahulu dalam proses kejujuran dan kebenaran untuk menjadi orang yang jujur dan benar. Jika anda yakin bahwa anda belum masuk dalam proses kejujuran dan kebenaran, maka sebaiknya jangan terlalu sering berada dalam ruang lingkup mamon.

          Untuk menjadi jujur maka perlu melalui suatu proses penting dalam hidup. Pertama, anda mesti buka hati selapang mungkin untuk selalu menerima setiap peristiwa dalam hidup anda entah itu keadaan baik maupun buruk. Kedua, jika hati anda telah menjadi lapang maka anda akan memiliki suatu pengertian tingkat tinggi yang tentu berasal dari pembaruan akal budi dan hal ini bertujuan untuk senantiasa mengerti keadaan sekeliling dan memahami setiap langkah perbuatan anda sendiri. Pelajaran kejujuran bukan saja ketika anda diperhadapkan dengan hal-hal yang berbau mamon, tetapi pelajaran kejujuran boleh saja hal-hal yang kecil lain sekalipun tetapi hal itu menuntut anda untuk memilih untuk berlaku jujur atau curang. Tanpa pemahaman, maka sering kali anda berjalan dengan cara meraba dan akibatnya sering kali pula anda jatuh dan bangun. Ketiga, mulailah mencoba masuk jika ada kesempatan untuk mengikuti pelajaran autodidak kejujuran. Saat-saat seperti itu akan datang bilamana anda punya kerinduan untuk masuk dalam suatu proses yang benar-benar anda telah pahami secara nalar anda. Keempat, selalu pahamilah bahwa setiap kejadian dalam hidup anda tidak satupun yang kebetulan terjadi, semuanya telah disediakan sesuai dengan kebutuhan kita masing-masing. Misalnya, anda sedang berada di kantor dinas untuk suatu urusan penting mengenai masa depan karir anda. Dalam urusan itu, anda menemukan bahwa anda diperlakukan dengan tidak adil oleh pegawai-pegawai di kantor dinas itu. Nah, saat seperti itulah anda mesti pahami bahwa hal itu bukanlah suatu kejadian yang kebetulan terjadi dalam hidup anda yang sekalipun kasat mata anda melihat jika hal-hal itu dibuat atau direka-reka oleh mereka. Jika anda dapat pahami itu, maka yakin saja bahwa anda pasti bisa bersyukur dalam keadaan seperti itu dan justru hal itu sedang membawa anda dalam proses pembelajaran mengenai ketidakadilan. Bersyukur karena anda pahami bahwa anda sedang mengikuti pelajaran, dan tidak semua orang beroleh kesempatan untuk mengalaminya. Kelima, karena anda telah lulus ujian demi ujian maka semua yang anda telah pelajari sebaiknya anda tuliskan semua itu pada loh-loh hati anda hingga tidak satupun yang dapat menghapusnya dari hati anda, kemudian tuliskan judul pelajarannya dengan tulisan ‘PELAJARAN KEJUJURAN’.

Jika di hati anda telah tertulis pelajaran kejujuran, maka pastilah urusan mamon bukan menjadi masalah lagi bagi anda. Ketika di kemudian hari anda diperhadapkan dengan situasi mamon yang tidak jujur, maka dengan sendirinya pelajaran-pelajaran itu terlintas di benak anda sehingga anda tidak dapat untuk tidak berlaku jujur. Orang yang berlaku jujur pasti akan dipandang baik dan akan berjalan bebas di negeri sendiri. Orang yang berlaku jujur tidak akan mengalami proses perhitungan di kemudian hari . Jika anda berlaku jujur, maka Tuhan akan bangkit demi anda dan memulihkan rumah anda, lumbung anda akan terisi penuh hingga berkelimpahan. Kejujuran akan mendatangkan kedamaian dan masa depan menantikannya. Keselamatan yang dari Tuhan akan diperlihatkan kepada orang yang berlaku jujur. Tuhan akan menjadi penolong dan perisai bagi mereka yang jujur jalannya. Orang yang jujur akan dipimpin oleh ketulusannya, tetapi orang yang mengkhianat akan dirusak oleh kecurangannya. Orang yang jujur akan mendapat berkat untuk mengembangkan kota dan negerinya. Orang yang jujur itu selalu saling memperlihatkan kebaikan. Jika ada orang yang ingin menyesatkan orang jujur ke jalan yang jahat, maka orang itu akan jatuh dalam lubang yang dibuatnya sendiri. Memang benar dan anda mesti pahami bahwa orang-orang yang fasik akan membenci orang yang jujur, namun satu hal bahwa orang yang berjalan dalam kebenaran, yang berlaku jujur, yang menolak keuntungan dari hasil pemerasan, yang menghindarkan tangannya agar tidak menerima suap, yang menutup telinganya terhadap rencana kejahatan dan yang menutup matanya terhadap penumpahan darah, maka orang itu akan seperti orang yang tinggal diam di tempat-tempat yang tinggi, memiliki perlindungan seperti di atas kubu batu dan roti serta air minumnya tersedia dan terjamin.

 

MANUSIA, MAMON, DAN IBLIS

          Tidak ada satu manusiapun di muka bumi ini yang tidak ingin menjadi kaya, semua orang menginginkannya sehingga berbagai cara dan usaha yang dilakukan manusia untuk memperoleh kekayaan itu. Tiada salahnya jika anda ingin menjadi seorang yang kaya, namun anda perlu memahami bahwa setiap orang yang ingin cepat menjadi kaya tidak luput dari hukuman. Harta yang cepat diperoleh akan berkurang tetapi siapa yang mengumpulkan sedikit demi sedikit akan menjadi kaya. Satu hal yang mesti dipahami bahwa untuk menjadi kaya mesti melalui suatu proses yang sangat teruji hingga suatu saat kekayaan yang anda miliki boleh disebut telah TERUJI, inilah yang saya sebut dengan KEKAYAAN YANG TERUJI. Kekayaan yang tidak Teruji adalah kekayaan yang diperoleh dengan keinginan hati yang instan tanpa melalui suatu proses kejujuran di dalamnya. Ini menyebabkan harta anda akan justru semakin berkurang. Mungkin saja anda sementara mengalami hukuman yang anda terima sehingga uang anda terus mengalir ke tempat yang tidak anda harapkan. Uang anda bisa saja mengalir karena sakit-penyakit anda yang tidak kunjung sembuh, mungkin saja uang anda mengalir deras karena suatu perkara yang menuntut keuangan anda agar perkara itu terselesaikan. Jangan heran kemudian jika yang anda alami justru harta anda menjadi berkurang. Hukuman di sini mengacu pada hukum secara umum, sama seperti hukum gravitasi yang bersifat tetap, otmatis, dan tidak bisa diganggu gugat kebenarannya dan pasti terjadi dengan sendirinya. Di sini tidak akan dibahas lebih jauh tentang bagaimana proses untuk menjadi kaya, tetapi yang ingin ditekankan adalah bagaimana kekayaan yang tidak jujur itu akan merusak tatanan Pemerintahan negeri anda. Jika mamon yang memegang kendali atas diri anda maka sistem dalam Pemerintahan anda akan rusak. Jika anda seorang Pemerintah, cobalah dengan hati nurani yang murni melihat dan menganggap mamon itu hanyalah suatu alat untuk eksistensi Pemerintahan, bukannya menganggap bahwa mamon itu adalah suatu tujuan hidup anda. Jika anda pahami ini maka yakinlah bahwa anda akan menggunakan mamon hanya untuk menunjang keberlangsungan Pemerintahan yang berjalan di negeri anda. Dengan sendirinya akan ada transparansi keuangan dalam pengelolahannya sebagai manajemen dan administrasi yang semestinya. Sebaliknya, jika anda tidak memahami itu maka satu-satunya tujuan adalah untuk keuntungan pribadi atau untuk kekayaan pribadi sehingga jangan heran jika ada orang yang hobi memberi dan menerima suap, tidak puas dengan gaji yang telah ditentukan baginya, mencubit sedikit subsidi yang dicairkan dari pusat untuk daerah yang membutuhkan sehingga jumlah yang sebenarnya tidak akan pernah nyata diterima di tempat tujuan. Masing-masing telah berhasil mencubit sedikit. Ada juga yang tergila-gila dengan jabatan dalam Pemerintahan tetapi bukan untuk melayani rakyat melainkan melayani mamon. Kata lainnya, mengejar kekayaan melalui jabatan atau nama besar. Mungkin akan ada Pemerintah yang atas nama tugas mengambil sedikit dari mamon yang bukan diperuntukkan kepada mereka – mengadakan pungutan liar, berspekulasi dengan Surat Perintah Jalan (SPJ), membantu orang lain yang seharusnya dibantu tetapi dengan suatu syarat komersil padahal orang itu berhak untuk dibantu, tampil sebagai pengacara untuk membela terdakwa sekalipun ia tahu bahwa si terdakwa memang bersalah. Tapi karena dengan alasan bahwa setiap orang punya hak untuk dibela dan dengan alasan profesionalisme ‘komersil’ maka ia akan tetap tampil sebagai pahlawan pembela kesalahan, mungkin ada juga instansi yang mengadakan kerja sama dengan lembaga lain yang relevan dengan alasan untuk kemudahan dan kelancaran tugas dan pekerjaan, pada kenyataannya itu merupakan suatu titik basah dimana mereka boleh mendapatkan suatu keuntungan. Ada juga yang menginginkan otonomi daerah dengan tujuan komersil, politis, pribadi dan rasa mampu berdiri sendiri. Mereka berpikir bahwa dengan adanya otonomi maka akan ada peluang besar dalam posisi atau jabatan baru, proyek baru dan program komersil yang baru. Tahukah anda bahwa semua maksud atau tujuan hati yang demikian akan merusak tatanan hirarki Pemerintahan dan justru itulah yang mendatangkan malapetaka-malapetaka baru atau jenis-jenis kejahatan yang baru lagi. Siapa yang mencintai uang tidak akan puas dengan uang dan siapa yang mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya. Ada orang yang diberi karunia oleh Tuhan dengan kekayaan, harta benda dan kuasa untuk menikmatinya, untuk menerima bagiannya dan untuk bersukacita atas jerih lelahnya. Itu adalah karunia Tuhan. Tetapi ada orang yang dikaruniai Tuhan dengan kekayaan, harta benda dan kemuliaan sehingga ia tidak kekurangan apapun yang diinginkannya tetapi ia tidak dikaruniai kuasa untuk menikmatinya dan justru orang lain yang menikmatinya. Inilah kesia-siaan dan penderitaan yang pahit.

          Seperti yang telah dibahas sebelumnya bahwa sifat dasar dari mamon, uang, atau kekayaan adalah TIDAK JUJUR dan JAHAT, maka semestinya anda nampak bahwa sumber KETIDAKJUJURAN dan KEJAHATAN anda yang berkaitan dengan mamon adalah berasal dari MAMON itu sendiri. Tetapi jika anda yang berada di atas kendali mamon maka ketidakjujuran dan kejahatan mamon akan berubah menjadi sebaliknya. Pada zaman raja-raja memerintah, ada seorang raja yang sangat tersohor dan bijaksana, ia melebihi dari semua raja di bumi dalam hal kekayaan dan hikmat. Ia memiliki emas (kekayaan atau mamon) dengan berat Enam Ratus Enam Puluh Enam (666) Talenta. Analoginya bahwa Ini berarti angka ‘666’ identik dengan mamon. Secara semiotis, angka manusia ialah angka Enam (6). Dan angka si penguasa dunia yang akan datang yaitu seorang manusia atau raja yang jahat adalah ‘666’. Angka Tuhan ialah Tiga (3). Jika ada angka Enam (6) berjumlah Tiga (3) menjadi ‘666’ maka ini berarti seorang manusia atau raja yang hendak menyamai Tuhan dengan cara memperlihatkan kekuasaan, kekayaan dan kemuliaannya sendiri. Ini adalah nada kesombongan. Arti lainnya adalah bahwa mamon telah dikuasai dan ditunggangi oleh seorang manusia yang jahat dan atau iblis dan sasarannya adalah manusia di bumi. Inilah dasar mengapa manusia dapat dikuasai oleh mamon dan bagaimana dampaknya atas diri manusia yang berada di bawah kendali mamon. Kata lainnya adalah bahwa mamon telah dikuasai oleh si jahat, dan sebagai salah satu alat untuk menjerumuskan manusia dalam pelbagai kecurangan dan atau kejahatan.

Jika anda telah nampak hal ini maka jangan biarkan mamon yang menguasai anda tetapi andalah yang menguasai mamon untuk keperluan anda dan orang lain. Jangan merusak tatanan indah Pemerintahan dengan sifat mamon ini. Jika semua manusia memerlukan Uang dalam setiap aktifitas yang membutuhkan keuangan, maka jangan biarkan semua aktifitas itu dirusak oleh sifat mamon yang jahat dan tidak jujur itu sehingga anda dijerumuskan dalam kegiatan kejahatan. Pahamilah dengan sederhana bahwa ketika anda menggunakan mamon ini berarti bahwa anda sama saja hanya sedang menggunakan suatu alat untuk keperluan anda tanpa terikat dengan alat itu apalagi sampai merasa tidak dapat hidup tanpa alat itu. Jika anda hanya memahami bahwa uang tidaklah lebih dari suatu alat untuk membantu anda dalam beberapa kegiatan yang berkaitan dengan uang maka niscaya itu akan memudahkan anda untuk mengontrol mamon yang jahat dan tidak jujur itu. Pahamilah bahwa Akar Dari Segala Kejahatan Ialah Cinta Uang. Ingat bahwa andalah penguasa atas mammon, bukan sebaliknya. Motivasi dan Motif di hati anda sangat menentukan sikap anda terhadap mammon.

Chapter 8

 

BAB 8

MOTIVASI DAN MOTIF

 

          Pemerintahan yang baik dan benar mesti nampak perkara yang benar dan memiliki motivasi yang benar dan motif yang tepat dalam menjalankan Pemerintahan. Jika anda memerintah tanpa motivasi yang benar maka ada lebih baik jika anda memutuskan untuk tidak masuk dalam ruang lingkup Pemerintahan, sebab hanya dengan motivasi yang benar dan motif yang tepat anda dapat menjalankan Pemerintahan dengan bijaksana. Banyak yang mampu menjalankan Pemerintahan tetapi sedikit saja yang memiliki kedua unsur ini. Belajarlah merasa malu terhadap diri anda jika anda sadar bahwa anda belum memiliki motif yang tepat untuk itu. Jabatan Pemerintahan bukan sekadar suatu jabatan yang di dalamnya ada tahta, harta dan nama besar, tetapi lebih dari itu bahwa memegang suatu jabatan Pemerintahan berarti anda sudah siap memberi diri anda sepenuhnya untuk menjadi seorang Hamba atau seorang Pelayan rakyat.  Kata ‘melayani’ dalam bahasa Yunani berarti ‘melayani seperti budak’. Jika anda telah siap masuk dalam Pemerintahan maka anda mesti telah siap menjadi ‘seorang budak rakyat’. Jika anda memilki motivasi ‘seorang budak rakyat’ maka dengan pintu yang terbuka lebar silakan anda masuk dan mengambil tempat untuk bekerja sebagai ‘budak rakyat’. Cobalah untuk belajar dewasa dalam mengambil keputusan untuk masuk dalam sistem Pemerintahan sehingga anda dapat dengan kepastian menjalankan Pemerintahan. Tidak ada hal yang lebih indah dalam Pemerintahan ketika anda memberi diri anda seutuhnya untuk mengabdi kepada rakyat anda. Sadarlah bahwa Negara anda bukanlah ladang basah yang anda dapat jadikan sebagai tempat untuk mendapatkan keuntungan pribadi tetapi usahakanlah kesejahteraan negeri anda dimana anda berada. Milikilah motivasi yang benar dan motif yang tepat sebelum mengambil bagian dalam sistem Pemerintahan negeri anda.

 

MOTIVASI

        Setiap orang pasti memiliki motivasi untuk melakukan sesuatu dalam hidupnya selama ia masih memiliki nafas hidup. Yang jelasnya bahwa apapun yang orang itu lakukan pastilah bersandar pada suatu motivasi. Orang yang memiliki gangguan jiwa sekalipun masih memiliki suatu motivasi dalam bertindak walaupun motifnya memang berkesan abal-abalan. Motivasi sangat penting diperhatikan sebelum bertindak melakukan suatu perkara, baik itu berpikir, berbicara dan bertindak. Pada substansinya, motivasi itu positif dalam sifatnya karena merupakan dorongan positif tunggal yang dapat menggerakkan seseorang melakukan sesuatu. Hanya saja terkadang buruk atau negatif dalam motifnya sehingga motivasi itu menjadi sesuatu yang berkesan negatif. Sesungguhnya bukan motivasi itu yang buruk, tetapi motifnyalah yang kurang tepat. Pembahasan kali ini akan membuat anda nampak bahwa motivasi itu sendiri sangatlah positif adanya. Dalam pembahasan ini juga anda akan nampak bahwa motif hati manusialah yang terkadang negatif dalam meresponi suatu motivasi.

Motivasi juga sering disebut sebagai ‘dorongan’, yang dalam bahasa Inggris disebut ‘encouragement’. Kata ini dalam bahasa Yunani adalah ‘παράκλησις(paráklēsis) yang berarti ‘Consolation’ atau ‘Penghiburan’. Pada dasarnya motivasi bagi diri kita adalah suatu penghiburan tersendiri dalam melakukan sesuatu dan tentunya dapat juga menjadi penghiburan bagi mereka yang telah termotivasi oleh anda. Hanya yang menjadi masalah adalah jika motivasi itu tidak menjadi penghiburan bagi orang lain, inilah yang membedakan dengan motifnya. Arti lain dari paraklesis yang dari bentuk kata ‘παρακαλέω’ (parakaleō) adalah ‘exhortation’ yang berarti ‘desakan; nasihat; peringatan’. Motivasi itu merupakan suatu desakan dari dalam untuk melakukan sesuatu yang pada akhirnya akan menjadi nasehat atau peringatan bagi anda dan juga bagi orang yang meresponi motivasi itu. Yang lain berarti ‘comfort’ artinya ‘kesenangan’, dalam bahasa hukum diartikan sebagai ‘bantuan’. Motivasi itu juga merupakan suatu bantuan bagi anda untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga apa yang anda telah lakukan itu menjadi sesuatu yang sangat menyenangkan bagi anda termasuk mereka yang menerimanya. Arti kata lain dari paraklesis bisa berarti ‘entreaty’ yang berarti ‘permohonan yang sangat mendesak’. Terkadang ketika anda memiliki kerinduan untuk melakukan sesuatu, tetapi hal itu masih terasa sukar bagi anda untuk melakukannya. Saat itu pula anda memerlukan motivasi yang mendorong anda untuk bergerak melakukannya.  Dengan suatu kepastian bahwa anda telah siap melakukan perkara itu, maka terlaksanalah apa yang menjadi kerinduan anda itu. Semua arti dari motivasi ini perlu anda pahami agar anda dapat beroleh motivasi yang benar dan juga benar-benar paham bahwa tidak satupun motivasi itu yang sifatnya negatif. Dalam memahami motivasi ini, maka anda juga perlu mengetahui darimana motivasi itu bersumber, apakah dari diri anda sendiri atau berasal dari luar diri anda. Hal ini juga penting agar anda dapat mengelolah motivasi dalam diri anda dengan bijak.

Ketika anda akan meneguk segelas air dari sungai, biasanya anda akan bertanya-tanya dalam hati bahwa darimanakah sumber air yang akan saya minum ini? Apakah sumbernya memang baik atau sebaliknya. Setiap kali terjadi suatu musibah kebakaran, hampir semua orang akan mencari tahu darimana sumber kebakaran tersebut. Yang jelasnya bahwa “sumber” sangatlah penting untuk diketahui. Jika dilihat dari sumbernya maka motivasi akan terbagi menjadi dua bagian yang berbeda, yakni Motivasi dari Dalam (Intrinsic Motivation) dan Motivasi dari Luar (Ekstrinsic Motivation). Kedua sumber Motivasi ini akan memberi anda pemahaman yang benar tentang pengaturan atau pengelolahan Motivasi itu sendiri.

 

INTRINSIC MOTIVATION

(Motivasi dari Dalam)

 

          Kali ini anda perlu mengetahui darimana sumber motivasi itu berasal. Jika anda melakukan suatu tindakan, itu berarti anda memiliki suatu perkara untuk dikerjakan. Untuk melakukan pekerjaan itu pastilah anda membutuhkan suatu dorongan dari diri anda agar anda dapat bergerak melakukannya. Anda tidak dapat melakukan sesuatu hanya dengan perkataan anda saja tetapi tidak bertindak melakukannya dan anda agak sukar melakukannya jika anda tidak memiliki motivasi. Di dalam anda mesti membutuhkan suatu alat motorik yang berdaya dorong kuat untuk melakukan sesuatu. Jika motorik di dalam diri anda bermasalah maka ekspresi tindakan andapun juga akan bermasalah. Jika anda melakukan sesuatu maka anda mesti sadar bahwa ada sesuatu di dalam diri anda yang mendesak anda untuk berbuat sesuatu yang telah diproses dalam jiwa anda. Inilah yang disebut dengan MOTIVASI DARI DALAM diri anda. Jenis motivasi ini sangat erat hubungannya dengan anda karena semua berangkat dari diri anda sendiri tanpa ada pengaruh sedikitpun dari situasi di luar. Mungkin ada pengaruh dari luar namun tetap saja apa yang akan anda lakukan pasti akan tetap menjadi keputusan anda sendiri. Motivasi dari dalam akan terekspresi keluar dan akan menggambarkan siapa diri anda sebenarnya, oleh karena demikian maka anda perlu memiliki motorik atau hati nurani yang murni sebagai landasannya. Hati nurani yang murni hanya ada jika anda telah dibaharui di dalam akal budi anda atau jiwa anda.  Pembaruan akal budi terjadi secara metabolis di dalam diri anda dengan cara menggarapakan diri Sang Pencipta ke dalam anda sehingga Ia membarui pikiran anda. Pikiran adalah hal yang paling penting dalam jiwa manusia, jika ini dibarui maka emosi dan tekad anda juga turut dibarui bersama secara perlahan sampai pada pembaruan total dalam jiwa anda. Jika hal ini belum terjadi dalam jiwa anda maka agak sukar untuk benar-benar berperilaku secara tepat dan benar. Apa lagi dalam dunia ini ada suatu sistem yang sedang berlangsung yakni sistem dunia atau sistem Iblis yang di dalamnya semua manusia hidup. Semua manusia tidak lepas dari pengaruh sistem ini dan inilah yang menjadikan manusia seringkali bertindak dan berpikir yang tidak baik dan tidak benar. Sistem ini adalah sistem yang jahat, dan yang jahat ini terdiri dari tiga hal yakni pertama, Zaman dunia, kedua, Kepala penguasa di udara, di atas manusia dan di dalam diri manusia dan ketiga, Hawa nafsu daging manusia di dalam sifat kejatuhan manusia. Dalam gambaran berikut anda akan melihat bagaimana jiwa anda bekerja dan bagaimana kaitannya dengan motivasi itu sendiri. Ini sangat perlu anda pahami agar anda dapat bekerja melayani rakyat dengan bersandar pada motivasi yang benar tetapi tidak terkecuali anda sebagai rakyat dari sebuah Pemerintahan juga mesti nampak hal ini.

 

 

 

         

 

 

Roh

Tubuh

 

 

 

 

                                                         

                                                 

Jiwa

Pikiran

Emosi

Tekad

 

 

 

 

 

           

 

Dalam bagian ini, kita tidak akan membahas bagaimana pekerjaan roh secara detail tetapi yang akan dibahas hanya seputaran pekerjaan jiwa. Pekerjaan roh akan sedikit disinggung jika perlu dalam suatu pembahasan tertentu. Karena isi buku ini memaparkan perihal moral, maka tentu yang menjadi pokok bahasannya adalah pembahasan jiwa secara eksplisit.

          Susunan yang benar dari trikotomi di atas adalah Roh – Jiwa – Tubuh. Roh merupakan bagian yang paling dalam dari diri manusia yang tercipta saat Tuhan meniupkan nafas-Nya ke dalam tanah liat yang dibuat-Nya sendiri dan inilah sebenarnya satu-satunya alat atau media yang memungkinkan manusia dapat berkontak dengan Tuhan. Karena Tuhan adalah Roh adanya, maka untuk berkomunikasi dengan-Nya, manusia membutuhkan rohnya pula untuk berkontak atau berhubungan dengan-Nya. Jiwa muncul ketika nafas Tuhan dihembuskan ke dalam tubuh, dengan kata lain, perpaduan antara roh dan tubuh maka terbentuklah jiwa. Tubuh adalah yang tertampak pada bagian luar diri manusia untuk dipakai sebagai alat untuk berinteraksi dengan dunia luar dan sekitarnya.

          Pada awal kekekalan, jiwa manusia adalah jiwa yang mutlak tunduk dengan rohnya. Apa yang rohnya inginkan maka jiwanya akan segera menjadi mediator yang handal untuk menyampaikan keinginan rohnya lalu kemudian tubuhnya akan melakukannya tepat dengan apa yang diinginkan rohnya. Namun setelah jiwa manusia mengkonsumsi atau mengetahui hal-hal yang baik dan yang jahat (pengetahuan yang baik dan yang jahat) maka sejak saat itulah jiwa manusia mulai memiliki kehidupan (hayat) tersendiri dan terus bertumbuh seiring dengan proses pembelajarannya menuju kepada kematangannya. Ia mulai dapat mengatur dan memerintah dirinya tanpa harus tunduk di bawah keinginan roh dan tubuhnya. Bahkan dengan kekuatannya ia dapat menarik roh dan tubuhnya untuk tunduk di bawah kehendaknya. Sejak saat itulah manusia mulai belajar mengenal hal yang baik dan yang jahat, mulai melatih jiwanya untuk terus berkembang bahkan diolah sedemikian rupa hingga sanggup mengeluarkan tenaga yang kuat dari dalam dirinya. Karena ia telah memiliki kehidupan sendiri, maka apa yang diperbuat dan diekspresikannya adalah ingin memberi kesan bahwa itulah dirinya yang sebenarnya. Singkatnya, jiwa adalah eksistensi manusia itu sendiri. Apa yang diekspresikan manusia di luaran sebenarnya itulah keadaan jiwanya - entah itu baik maupun jahat – sekaligus menyatakan diri manusianya yang sebenarnya. Tetapi jangan lupa bahwa semua hal yang terekspresi di luar berasal dari dua (2) sumber yang berbeda. Yang pertama dari roh dan terakhir dari jiwa, namun yang akan dibahas secara eksplisit hanyalah sumber dari jiwa. Sumber dari roh memiliki penjelasan yang tersendiri dan untuk kalangan tertentu pula.

          Di dalam jiwa manusia pula terdapat tiga (3) unsur yang sangat penting untuk diketahui dan ketiganya tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Mereka bekerja bersama untuk menghasilkan keputusan yang nantinya akan dilakukan oleh tubuh. Ketiga unsur itu adalah Pikiran – Emosi – Tekad.

  • Pikiran

Adalah unsur jiwa yang melakukan aktifitas mental untuk berpikir, menghitung, menerka dan mereka-reka tentang apa yang diterima oleh indra jasmaniah manusia. Tujuh puluh lima persen Unsur ini didominasi oleh kaum pria sehingga selalu terlihat bahwa umumnya kaum pria lebih cenderung menggunakan pikirannya dari unsur yang lain. Pikiran manusia mencakup hal-hal yang baik sampai yang paling mulia dan yang jahat sampai yang paling bejat. Ironisnya, rata-rata manusia selalu berusaha untuk berfikir yang baik dan yang mulia namun sekalipun demikian, terkadang yang terekspresi oleh tubuh justru terlihat buruk. Ada satu hukum yang berbicara di dalamnya namun tidak akan dibahas dalam buku ini.

  • Emosi

Adalah unsur yang melakukan aktifitas merasa atau yang bersifat emosional seperti senang dan sedih, suka dan duka, gembira dan marah, lembut dan keras (sifat), kasih dan benci, dendam, iri, sabar, maaf, damai, dan sebagainya. Oleh kaum wanita, tujuh puluh lima persen didominasi oleh unsur ini sehingga yang sering tertampak bahwa umumnya wanita cenderung menggunakan perasaannya atau bersikap emosional. Pada substansinya, wanita memiliki perasaan yang jauh lebih tajam dari pria dan sebaliknya pria memiliki pikiran yang jauh lebih tajam dari wanita. Sebagai contoh, pernah seorang istri berkata kepada suaminya ‘Papa, saya rasa kita harus segera memperbaiki atap rumah kita yang bocor itu. Saya tidak enak dengan orang yang ketika datang ke rumah kita dan melihat atap di dapur yang sudah bocor’. Lalu kata sang suami ‘Iya juga sih Mam, tapi saya pikir mungkin lebih baik kita tunda perbaikannya hingga minggu depan karena kita memerlukan dana untuk membayar rekening listrik dan sebagainya’. Dari kasus sederhana ini maka nampak jelaslah bagaimana pria dan wanita menggunakan jiwanya dalam berekspresi.

  • Tekad

Adalah unsur yang melakukan kehendak, keinginan atau kemauan. Inilah unsur penentu dalam berkehendak yang akan bekerja bersama tubuh. Terlaksana tidaknya suatu keputusan jiwa tergantung pada tekadnya.

Proses terekspresinya sesuatu, asalnya dari luar ke dalam dan dari dalam ke luar. Segala yang didengar, dilihat, dirasa, dicium dan dikecap oleh panca indera mesti akan diproses melalui jiwa dalam reaksi ketiga unsur di atas tadi. Misal, jika anda melihat suatu tindakan seorang pejabat pemerintah yang menerima suap atau memberi suap, maka di dalam jiwa anda akan muncul berbagai reaksi sesuai dengan kondisi jiwa anda. Mungkin anda akan “berpikir” tentang hal itu atau mungkin “merasa” berduka, senang atau geram dalam emosi anda. Ketika hal itu telah diproses, maka dengan tekad yang anda miliki anda akan bertindak melalui tubuh anda. Mungkin tekad anda lemah atau kuat atau bahkan sama sekali tidak memiliki daya. “Aku berduka melihat kejadian itu namun aku tidak punya kekuatan dalam tekad untuk menegur atau menghalaunya”. “Aku melihat kejadian itu dengan mata telanjang, makanya aku akan bertekad untuk melakukan hal itu dengan cara demikian atau caraku sendiri”. “Jiwaku geram melihat kelakuan itu dan aku dengan sekuat tenaga akan bertekad membasminya dan itu dimulai dari diriku sendiri”. Daya atau kekuatan inilah yang menjadi dorongan atau motivasi dalam diri untuk bertindak dan tentu semuanya tergantung pada keadaan jiwa anda dan bagaimana jiwa anda meresponinya. Motivasi dari dalam sangat bergantung pada diri anda atau jiwa anda sendiri. Dari Pikiran, Emosi, dan Tekad anda bekerja memproses hal-hal yang melalui panca indera anda tangkap hingga menghasilkan ‘pengapian’ yang nantinya akan menjadi daya untuk mendongkrak Tekad anda melakukan hal-hal tadi.

          Keadaan jiwa anda akan sangat mempengaruhi jenis motivasi dari dalam diri anda. Ada orang yang jiwanya telah tertempa sedemikian lama hingga pada suatu titik ia mengalami jiwa yang hancur. Tetapi keadaan jiwa seperti demikian, setelah mengalami pemulihan, akan menjadi jiwa yang sangat positif kepekaannya dalam reaksinya. Seperti besi menajamkan besi, demikian pula manusia menajamkan sesamanya. Selama lima, sepuluh, dua puluh bahkan berpulu-puluh tahun jiwanya ditempa tetapi pada akhirnya akan menjadi jiwa yang takut untuk menghakimi sesamanya, jiwa yang tunduk mutlak di bawah pemerintahnya, jiwa yang langsung mengalami duka yang dalam ketika melihat dan mendengar ketidakadilan, jiwa yang enggan untuk menyombongkan diri lagi dan justru selalu mementingkan kepentingan orang lain atau masyarakat lebih daripada kepentingan pribadinya, jiwa yang dengan penuh hikmat manusiawinya memberi nasehat, kritik yang membangun dan menguatkan jiwa yang lemah dan sarat akan hal yang negatif. Jiwa yang telah ditempa dengan sangat, akan begitu sukar untuk bernegosiasi dengan ketidakadilan, suap-menyuap, mencari jabatan yang komersil, pungutan liar (PUNGLI), spekulasi budged dana dalam bentuk apapun dan hal-hal buruk lainnya yang sangat merugikan diri sendiri, orang lain, masyarakat, bangsa dan Negara.

          Berbeda dengan jiwa yang tertempa, jiwa yang manja dan takut untuk ditempa jelas akan selalu menjadi jiwa yang labil dan mudah tergoncangkan. Keadaan jiwa seperti ini akan selalu mencari posisi atau keadaan yang aman dan nyaman untuk dirinya. Asal sudah merasa aman dengan keadaannya, posisi atau jabatannya dan kelakuannya, ia akan merasa puas dan merasa tidak perlu bertekad lagi untuk sesuatu yang lebih baik. Keadaan jiwa seperti ini adalah jiwa yang belum matang, jiwa yang belum siap untuk dihidangkan namun dipaksa untuk dihidangkan juga, akhirnya orang yang jiwanya matang akan merasa mual dengan hidangan itu. Jika juga bertemu dengan jiwa yang belum matang sekalipun maka ia akan merasa biasa saja atau bisa jadi ia akan tetap mual. Pada pembahasan sebelumnya, motivasi berarti dorongan, penghiburan, kesenangan, desakan, bantuan dan nasehat. Dengan porsi yang sedemikian (jiwa yang belum matang) maka motifnya dipengaruhi oleh jiwa yang belum matang itu sehingga motivasi yang muncul akan berkesan tidak dapat menghibur orang lain (Jiwa yang matang), tidak dapat mendesak orang lain untuk bertekad melakukan hal yang lebih baik, tidak bisa menjadi bantuan bagi orang lain dan tidak dapat menjadi suatu nasehat bagi orang lain.

EKSTRINSIC MOTIVATION

(Motivasi dari Luar)

 

          Jika ada motivasi yang dari dalam maka kali ini anda akan nampak Motivasi yang dari luar diri anda. Motivasi ini asalnya bukan dari dalam diri anda tetapi dari luar diri anda yang selanjutnya akan diproses dalam jiwa anda sendiri untuk dijadikan motivasi dari dalam diri anda. Segala sesuatu yang asalnya dari luar diri anda lalu kemudian dengan jiwa yang matang memproses hal-hal itu kemudian menjadi dorongan bagi anda, maka itulah yang disebut dengan motivasi dari luar – dari luar diri anda. Semua yang sejalan dengan pikiran, emosi dan tekad anda akan menjadi motivasi di dalam diri anda tetapi sumber dari motivasi ini berasal dari luar diri anda awalnya. Ada juga motivasi yang sudah terkemas menjadi motivasi murni tetapi berasal dari luar diri anda juga pada awalnya. Namun satu hal, bahwa tidak semua motivasi dari luar itu dapat diterima dalam jiwa orang-orang tertentu, semua tergantung pada kematangan jiwa orang-orang itu.

          Motivasi adalah dasar bagi setiap orang untuk dapat melakukan suatu kehendak. Semua hal yang dilakukan tanpa motivasi, itulah yang dinamakan keterpaksaan. Walau motivasi berkesan tidak benar karena pengaruh motif yang tidak tepat, tapi paling tidak ia melakukan sesuatu itu dengan tidak terpaksa. Motivasi tetap merupakan hal yang patut diperhitungkan dalam melakukan suatu kehendak sebab hanya itulah yang dapat menggerakkan anda melakukan apa yang anda ingin lakukan. Semua manusia, siapapun dia, pasti melakukan sesuatu kehendak atas dasar motivasi, sekalipun motifnya positif ataupun negatif. Motivasi yang benar atau positif selalu berangkat dari jiwa yang matang, akal budi yang luhur atau telah diubahkan atau telah ditempa, sementara motivasi yang salah atau negatif oleh karena motif yang kurang tepat selalu bersumber dari jiwa yang prematur pula tanpa dasar pengetahuan dan pemahaman yang cukup. Motivasi dari luar seringkali menjadi penentu bagi motivasi dari dalam dan inilah yang menjadi indikator bahwa keadaan di luar sangat dapat mempengaruhi keadaan yang di dalam tergantung mana yang lebih matang dan kuat. Jika keadaan jiwa yang di dalam diri anda prematur maka pasti keadaan yang di luar juga akan sangat dapat mempengaruhi keadaan atau keputusan yang di dalam diri anda. Sebaliknya, jika keadaan di luar kuat tetapi keadaan di dalam diri anda lebih kuat, maka anda akan merasa jauh lebih luwes dalam menyikapi dan memutuskan sesuatu hingga keputusan itu menjadi motivasi yang kuat dari dalam diri anda sendiri.

 

MOTIF

          Jika motivasi adalah dorongan dari dalam dan luar yang menggerakkan anda untuk melakukan suatu kehendak, maka kali ini anda akan diperhadapkan dengan motif dari motivasi itu sendiri. Jika motivasi adalah dorongan, desakan, kesenangan dan penghiburan, maka motif lebih mengacu pada alasan atau sebab dari motivasi itu. Perlu untuk anda pahami bahwa pentingnya untuk mengetahui alasan atau sebab anda melakukan suatu kehendak, terlebih bagi anda yang keadaan jiwanya masih sangat prematur.

          Dalam pemerintahan, ada beberapa hal yang menjadi hal yang sangat mendasar untuk anda ketahui beserta jawabannya. Pertama, apakah anda sungguh mengasihi negeri dimana anda berpijak? Dalam pembahasan sebelumnya telah dipaparkan bagaimana kasih itu sangat menentukan kemajuan negeri anda, sangat memberi kontribusi yang besar dan dapat menutupi banyak pelanggaran. Bukan berarti menutup-nutupi kesalahan atau kebusukan, tetapi di sini mengacu pada sikap hati yang mudah memaafkan dan atau berlapang dada. Sumber motivasi yang salah dan motif yang kurang tepat akan selalu membawa perselisihan yang berkepanjangan sementara perselisihan adalah dasar dari perpecahan dan jika terjadi perpecahan maka sia-sialah usaha anda semua membangun negeri yang diharapkan atau diimpikan. Sikap hati yang mengasihi dan hati yang lapang akan memudahkan anda untuk memiliki motivasi yang benar dan motif yang tepat. Kedua, apakah anda memiliki pandangan ke depan tentang negeri anda? Peran visi sangat penting dalam hal ini. Tanpa visi maka liarlah rakyat. Tanpa visi maka pejabat pemerintahan akan sukar menentukan rel yang membawa pemerintahan anda ke tempat tujuan yang diinginkan. Cobalah kembali bertanya pada diri anda sendiri bahwa mengapa anda – berdasarkan hak anda sebagai warga Negara – memilih orang-orang tertentu untuk menjadi pemerintah di atas anda? Jika anda telah memilih mereka berarti anda mesti mempercayakan mereka juga tanpa memegang ekornya. Tugas anda hanyalah membawa setiap perkara kepada Dia yang berhak menghakimi mereka yang tidak berjalan di atas rel yang telah ditetapkan oleh pemandu sistem ketatanegaraan dalam hal ini konstitusi. Anda tidak perlu menjadi orang yang sama seperti anjing yang sukanya hanya menggonggong namun tidak memiliki kesan yang membangun bahkan justru hanya akan membuat tuannya bertambah bingung dan menjadi tidak bisa berbuat apa-apa untuk melakukan yang terbaik buat anjingnya. Anda telah memilih mereka maka semestinya anda jugalah yang mendukung mereka. Apapun yang terjadi, anda telah dibuatkan alur dalam konstitusi yang ada untuk melakukan setiap tindak-tanduk anda. Jika anda benar nyata melihat bahwa pemerintah anda berbuat ketidak-adilan, maka bawalah hal itu kepada Sang Pencipta – Kepala dari semua pemerintahan – lalu berdasar pada perundangan, anda membawa hal itu dengan dasar pemahaman yang benar melalui birokrasi yang telah ditentukan. Tetapi jika kemudian anda menyesal, maka itu berarti anda sama seperti orang yang sedang memperhatikan tumpukan kotoran manusia lalu kemudian mencoleknya untuk diciumi lalu berkata dalam hati ‘Apa aku bilang tadi, itu pasti tinja (tahi)’. Penyesalan yang datang kemudian selalu tiada guna.

          Anda sebagai pejabat Pemerintahan, sebelum masuk dalam ruang lingkup Pemerintahan sebaiknya lebih dulu bertanya pada diri sendiri apa motif anda masuk dalam suatu struktur pemerintahan? Apa motif anda menginginkan suatu jabatan dalam pemerintahan? Apa motif anda memberi impress kepada orang lain untuk bersimpati kepada anda lalu memilih anda sebagai salah seorang yang akan menduduki jabatan dalam Pemerintahan? Jika anda dapat mengemukakan motif anda yang jujur (bukan motif yang terbaik) kepada orang lain atau minimal kepada diri anda sendiri maka barulah boleh anda masuk dalam sistem Pemerintahan. Cobalah dengan hati nurani yang murni untuk selalu berkata bahwa keinginan anda untuk masuk dalam ruang lingkup Pemerintahan hanya untuk memberi yang terbaik bagi Negeri anda sendiri, sama seperti ketika anda memberi yang terbaik bagi orang-orang yang anda kasihi. Tidak ada hal yang lebih bijak dan indah bila seorang pejabat pemerintahan rela memberikan seluruh hidupnya untuk rakyatnya. Sampai akhir hayatnya ia akan diingat oleh mereka yang pernah mengecap perbuatannya yang baik selama ia melakukan tugas-tugas Pemerintahan.

          Motif yang tepat akan sangat membantu anda menentukan sikap anda ketika akan memutuskan untuk masuk dalam sistem Pemerintahan. Motif yang tepat akan menuntun anda melakukan apa yang dituntut rakyat atas diri anda sebagai pemerintah. Motif yang tepat akan memberi anda peluang untuk berbuat yang terbaik bagi Negeri anda hingga nampak hasil yang akan dituai (dipanen) dengan penuh suka cita. Sebaliknya, jika motif anda tidak tepat dan anda tetap memaksakan kehendak anda untuk terlibat dalam Pemerintahan maka hasil yang akan nampak, cepat atau lambat, akan bermuara pada kekacau-balauan. Ironisnya lagi, kebanyakan orang menginginkan suatu jabatan dalam Pemerintahan dengan motif kepentingan pribadi. Ia menginginkan dirinya masuk dalam Pemerintahan karena ingin dikenal, karena ingin mendapatkan posisi, karena mengharapkan nama besar dan lebih parahnya karena dengan mendapatkan jabatan dalam Pemerintahan maka ia akan mendapatkan keuntungan yang memuaskan. Ia mulai menghitung-hitung berapa besar gaji sebulan, berapa banyak proyek-proyek yang akan diperoleh, setinggi apa nama besar yang akan ia peroleh dalam strata sosial, sejauh mana ia akan menindas rakyat yang tidak sepaham dengan pola pikirnya dalam melakukan kebijakan publik, semudah apa ia akan mendapatkan pelayanan jika ia dengan atas namanya melakukan pengurusan birokrasi dan administrasi, sebesar apa kontribusi Negara terhadap akomodasi dan transportasi yang akan ia peroleh dalam menjalankan tugas-tugas Pemerintahan, jika dalam periode pertama ia kurang mendapatkan keuntungan atau belum mencapai apa yang menjadi tujuannya maka ia mulai berpikir untuk mengambil ancang-ancang untuk masuk dalam periode kedua dan karena periode kedua adalah batas yang telah ditentukan untuk menjabat maka ia mulai berpikir bahwa pada periode itulah yang merupakan kesempatan yang terkahir untuk meraib keuntungan dari jabatan yang ia miliki  dan lain sebagainya. Hal-hal inilah yang sangat merusak tatanan Pemerintahan yang baik dan merupakan refleksi dari motif yang tidak tepat.

          Sesungguhnya, segala macam keburukan yang terjadi dalam Negeri anda merupakan refleksi dari motif yang tidak tepat yang hanya bersumber dari dua elemen Negara – Pemerintah dan Rakyat. Banyak hasil-hasil yang nampak dari motif yang tidak tepat, coba anda melihat dan menghitung sejenak ada berapa banyak Partai Politik (PARPOL) yang ada di Negara anda saat ini? Jika anda menjawab lebih dari dua PARPOL, maka motif yang anda dapati juga sama dengan lebih dari dua motif yang berbeda. Ini masih satu dari beberapa hasil dari motif yang tidak tepat. Logisnya, untuk apa anda kemudian mendirikan suatu Partai yang lain jika bukan karena paradigma bahwa pihak incumbency (pihak yang menjabat sekarang) masih memiliki kekurangan dan olehnya itu kami membentuk Partai yang lain dengan tujuan dan harapan akan adanya perubahan yang jauh lebih baik. Sekilas, paradigma demikian sangat mulia atau luhur, namun pada substansinya, anda telah sedang memiliki motif yang tidak tepat, bagaimanapun alasannya. Perkara ini sangat serius, olehnya itu anda mesti menilai dan memahaminya dengan hati nurani anda yang murni. Jauh sebelum contoh ini terjadi, telah ada kejadian sebelumnya sebagai pendahulu perilaku demikian. Mungkin anda pernah mendengar kasus Menara Babel yang runtuh terpecah dan terbagi-bagi hanya oleh karena satu motif saja – ingin menjadi yang ternama atau terbaik. Segala macam bentuk perpecahan atau separasi adalah akibat dari motif yang tidak tepat dan anda mesti tahu bahwa semua itu sama dengan penyembahan berhala, dan di hadapan Tuhan itu adalah kekejian bagi-Nya.

Chapter 9

 

BAB 9

RESTORASI

 

          Adalah hal yang tidak bijak jika anda berkata bahwa dahulu lebih baik dari sekarang. Walaupun keadaan sekarang ini realitanya sungguh memprihatinkan namun tetaplah berpikir bahwa apa yang sementara terjadi adalah suatu rangkaian penggenapan dari apa yang dahulu telah diperkatakan. Segala sesuatu yang terjadi, tidak pernah ada yang kebetulan tetapi semuanya berlangsung berdasarkan waktu dan alasan yang berbeda-beda yang kemudian menjadi sesuatu yang mendatangkan kebaikan. Seharusnya apa yang telah pernah terjadi justru menjadi dasar untuk melangkah ke depan untuk menggapai apa yang menjadi harapan bangsa dan Negara. Hanya binatang saja yang tidak pernah mau belajar benar dari apa yang telah terjadi dalam hidupnya. Anda adalah manusia yang memiliki tiga unsur penting yakni roh, jiwa dan tubuh yang mutlak berbeda dengan segala mahluk ciptaan Tuhan yang lain. Tidak satupun manusia di muka bumi ini yang tidak memiliki ketiga unsur ini yang menyatakan kesempurnaan dan kemuliaan dari Sang Pencipta dan olehnya itu setiap manusia mesti menjadi mahluk yang utuh, penuh etika dan estetika serta mulia bagi Dia. Dalam segala tindak-tanduknya semestinya manusia menjadi sesuatu yang mulia di mata sesamanya dan benar di hadapan Sang Pencipta. Manusia memiliki ketiga unsur tadi untuk bereksistensi di muka bumi ini dan selanjutnya akan mempertanggungjawabkan semua ekspresi dari ketiga unsur itu, benar dan salahnya ekspresi itu merupakan hak dari Sang Pencipta untuk menentukannya dan anda hanya berusaha memilki hati yang lapang untuk menerima dan melepaskan pengampunan terhadap apa yang terjadi,  sebab tidak satupun manusia yang tidak pernah berbuat salah. Anda memiliki jiwa yang di dalamnya terdapat tiga bagian penting lagi yakni Pikiran, Emosi dan Tekad.  Buatlah ketiga bagian ini selalu berfungsi dengan baik berdasarkan fungsinya masing-masing sehingga mereka selalu berada di jalur yang normal yang nantinya boleh membuat diri anda sendiri menjadi orang yang normal pula. Inilah langkah awal untuk mengalami RESTORASI atau PEMULIHAN.

          Pemerintah atau rakyat yang pada dasarnya masih normal, maka pastilah setiap saat dan terus-menerus mereka mengolah Pikiran, Emosi, dan Tekadnya untuk mengharapkan suatu restorasi dalam bangsa dan negaranya. Sekali lagi, hanya binatang saja yang tidak mungkin untuk memikirkan, menimbang, dan bertekad agar terjadi suatu restorasi, baik dalam hidupnya sendiri maupun untuk semuanya apa lagi. Segala sesuatu yang berada di bawah garis normal adalah ABNORMAL, demikian pula, segala sesuatu yang berada di atas garis normal, juga adalah ABNORMAL. Jadi hanya yang mutlak berada pada garis normal yang adalah NORMAL. Jangan selalu menaruh pemahaman anda pada pemikiran bahwa orang yang gila, hilang ingatan ataupun sejenisnya adalah orang yang abnormal. Memang benar demikian, akan tetapi Jika anda tidak pernah berpikir untuk terjadinya sesuatu yang baik dalam negeri anda, itu menandakan bahwa anda tidaklah normal (abnormal) pula. Anda kurang memiliki emosi yang terkendali dalam meresponi segala sesuatu yang terjadi dalam negeri anda pun juga adalah abnormal. Anda tidak memiliki tekad yang kuat untuk membawa restorasi dalam negeri anda juga adalah abnormal. Berkaitan dengan perihal di atas tadi, anda juga mesti nampak dan ingat bahwa jika anda terlalu memikirkan hal-hal yang baik sekalipun tetapi itu telah melampaui akal pikiran anda sendiri atau terlalu berusaha mengendalikan emosi anda tapi tanpa dasar pemahaman yang cukup dan atau anda mungkin terlalu bertekad akan sesuatu yang mulia namun hanya menjadi seorang komentator handal atau pengamat profesional, semua itupun adalah hal yang abnormal pula. Dengan kata lain bahwa yang normal adalah ‘sederhana namun besar dalam makna dan pengaruh dalam realitanya’.

          Dalam pembahasan berikut, anda akan dibawa untuk memahami arti dari suatu restorasi dalam Negara anda yang dikemas dalam istilah BANGUNAN RESTORASI. Tentunya ada beberapa hal yang sangat mendasar untuk menjadi pengantar menuju Bangunan Restorasi itu. Mau atau tidak, siap atau tidak, anda harus keluar dari kepompong anda agar anda dapat jelas menjadi seekor kupu-kupu yang dapat terbang dengan leluasa.

BERGUNA dan MEMBANGUN

          Segala sesuatu memang baik tetapi tidak semuanya berguna dan segala sesuatu memang baik, tetapi tidak semuanya membangun. Demikianlah sebuah perkataan hikmat yang sungguh berpengaruh. Untuk membangun suatu Bangunan Restorasi, anda perlu berlalih dan berpijak pada pemahaman bahwa bukan masalah baik atau tidaknya suatu perkara saja tetapi pertanyaannya adalah apakah itu berguna dan membangun, dan kedua hal penting ini akan diperhadapkan pada tiga oknum yang berbeda sehingga akan nampak bahwa apakah perkara itu mutlak berguna dan membangun. Ada banyak perkara yang bagi anda pribadi (oknum pertama) memang baik. Bagi anda perkara itu baik untuk dilakukan dan menurut anda bahwa hal itu berdasar. Akan tetapi pertanyaannya kemudian adalah apakah hal itu berguna terhadap orang lain (oknum kedua) dan terhadap Sang pencipta (oknum ketiga). Jika jawabannya hanya berguna terhadap diri anda sendiri dan tidak terhadap orang lain dan Sang Pencipta maka anda tidak dapat untuk meneruskan perkara itu. Sebagai contoh, mungkin dalam diri anda ada suatu pemahaman atau filosofi yang bersifat prinsip secara pribadi maupun kelompok. Anda berpikir bahwa dengan melakukan aksi terror sampai melakukan aksi bom bunuh diri pada suatu tempat atau terhadap orang atau kelompok yang anda anggap pantas untuk menerima itu namun mengakibatkan jatuhnya korban dari orang-orang yang berada di luar dari target anda maka itu disebut sebagai pejuang sejati bahkan secara agamawi anda katakan bahwa itu benar. Tetapi cobalah anda bertanya kepada mereka yang berada di luar target anda, apakah terhadap mereka bahwa apa yang anda lakukan itu berguna? Lalu bagaimana dengan Sang pencipta? Di hadapan manusia saja jelas bahwa hal yang anda lakukan itu memang mutlak sama sekali tidak berguna apa lagi di hadapan Sang Pencipta. Ini baru hanyalah berbicara masalah berguna atau tidak. Bagaimana dengan yang hal kedua – membangun. Katakanlah bahwa yang anda lakukan itu baik bagi manusia dan Sang pencipta, tapi kemudian apakah itu dapat membangun orang lain? Apakah 90% orang akan mengatakan ‘Oh, sungguh, apa yang mereka lakukan itu sangat membangun saya’. Contoh yang lain lagi, ketika anda melihat kinerja Pemerintah anda yang anda anggap kurang memuaskan lalu kemudian anda mengadakan demonstrasi hingga bertindak yang anarkis, bagi diri anda sekalian bahwa hal itu perlu dan baik untuk dilakukan, akan tetapi apakah terhadap orang lain – yang sedang melakukan aktivitas sehari-hari – akan mengatakan ‘Sekalipun jalan macet dan sistem perekonomian lumpuh, tetapi kami sangat terbangun dan hal itu memang berguna’. Sama halnya dengan perkara SUAP dan MENYUAP, mungkin menurut anda bahwa hal itu baik untuk dilakukan, selain mendapat keuntungan pribadi dan dapat dinikmati keluarga, juga bisa membantu orang lain yang sangat membutuhkan pertolongan kemudahan. Tapi tahukah anda bahwa hal itu tidak berguna bagi diri anda sendiri, orang lain dan terlebih terhadap Sang Pencipta. Terhadap anda dan keluarga anda, dapat mendatangkan hukuman atas diri anda dan keluarga, baik itu hukuman Konstitusi maupun hukuman Ilahi, terhadap orang lain hal itu tidak berguna dan tidak membangun, karena secara tidak langsung hak mereka anda curi. Mungkin saja di antara mereka ada yang pantas untuk mendapatkannya tetapi anda disuap oleh orang yang memiliki uang dan memiliki jilatan yang hebat sehingga yang pantas mendapatkan tidak menerima haknya. Itu berarti bahwa anda berdua – yang memberi dan menerima suap – telah sedang mencuri. Bagaimana dengan Sang Pencipta, tentulah Ia akan murka terhadap anda karena perbuatan anda merupakan perbuatan Ketidakadilan. Cobalah untuk tidak bersikap seperti binatang yang melakukan sesuatu hanya berdasarkan pada apa yang dikehendakinya. Dalam sistem tatanan sosial yang ada, anda hidup tidak sendirian dan memang tidak dapat untuk tidak bergantung dengan yang lainnya sehingga anda seharusnya selalu mengolah jiwa anda dengan baik untuk melakukan suatu perkara yang baik pula. Berbeda dengan binatang, beberapa di antara mereka dapat hidup sendiri sampai mati tanpa harus bergantung dengan yang lainnya. Asal bisa makan maka cukuplah.

          Dalam hidup anda sebagai manusia yang punya peradaban, anda semestinya melakukan setiap perkara berangkat dari jiwa anda yang dibaharui dan menempuh penghidupan manusiawi yang memiliki moral, etika dan estetika. Mungkin anda merasa bahwa hal-hal mengenai moral dan sejenisnya telah menjadi hal yang membosankan untuk dibicarakan di antara anda, akan tetapi perlu anda ketahui bahwa waktu yang manusia miliki untuk hidup hanya seperti uap yang sebentar muncul lalu lenyap lagi. Coba sejenak anda melihat atau membayangkan keadaan sosok mayat yang sedang terbaring dalam kekakuannya, apakah anda melihat ada sesuatu yang besar untuk dibawa pergi bersamanya ke dalam rumahnya yang berukuran satu kali satu meter itu? Apakah anda melihat ada bermacam-macam benda-benda berharga yang ia bawa? Kalau pun ada, itu sia-sia saja karena yang telah mati tidak dapat membawa barang dari dunia nyata ke dunia roh dan yang melakukan hal demikian adalah orang yang bodoh karena melakukan hal yang tidak berguna. Coba anda lihat di sana, apakah ada pergerakan lagi yang sedemikian untuk melakukan perkara-perkara yang baik, berguna dan membangun? Yakinlah bahwa kesempatan itu tidak ia dapatkan lagi, kesempatan yang ia dapatkan hanyalah kesempatan terakhir untuk dimandikan, didandani dengan kain kafan atau jas lalu diratapi dan kemudian dibawa masuk ke dalam rumah permanen yang berukuran satu kali satu meter tadi. Tidak ada hal yang dapat dibanggakan dalam hidup ini, apa yang anda miliki hanyalah alat untuk bereksistensi dalam perkara-perkara yang berguna dan membangun. Jangan bangga dengan pakaian anda yang mewah, karena pakaian anda yang terakhir adalah kain kafan, anda bangga dengan rumah yang mewah, ingatlah bahwa rumah terakhir anda adalah kuburan yang berukuran satu kali satu meter, ataukah anda bangga dengan nama baik, title atau gelar akademik anda, tetap ingat bahwa gelar anda yang terkahir kelak adalah almarhum atau almarhumah. Semua hal yang manusia lakukan akan dipertanggungjawabkan di kemudian hari pada waktu penghakiman Ilahi. Olehnya itu, kesempatan anda sewaktu hidup adalah mengkontribusikan hal-hal yang berguna dan membangun. Jangan remehkan didikan karena didikan akan menjadi pelurus jalan anda dan kalungkan didikan itu di leher anda.

          Prinsip Berguna dan Membangun dapat menanggulangi anda dalam hal ke-aku-an anda. Tiap kali anda berpikir tentang hal yang berguna dan membangun, maka secara spontan akan mengajar anda untuk menempatkan keegoisan anda di bawah kepentingan orang lain. Prinsip berguna dan membangun ini setidaknya membuat anda terus berusaha untuk mengedepankan kepentingan orang lain dari kepentingan anda sendiri dan walau terasa berat, namun hal itu akan menjadi perhitungan Sang Pencipta dalam hidup anda. Jangan pernah merasa lelah atau jenuh dalam berbuat baik tetapi lakukanlah apa yang baik bagi semua orang. Anda sebagai pejabat Pemerintahan, layanilah rakyat anda sama seperti anda melayani diri anda sendiri, tanpa melihat status, latar belakang ekonomi, sosial dan budayanya. Mereka semua adalah keluarga anda sendiri yang membutuhkan pelayanan maksimal. Anda adalah pelayan masyarakat, jadi usahakanlah diri anda untuk melayani sama seperti seorang pelayan toko yang lebih awal berada di toko, melayani hingga waktunya selesai. Usahakanlah untuk berpikir bahwa anda bekerja bukan karena diberi upah, tapi anda bekerja karena anda telah menjadi orang pilihan untuk mengerjakan perkara itu dengan penuh tanggung jawab. Usahakanlah untuk tidak menganggap diri anda sebagai orang yang besar karena berada dalam ruang Pemerintahan, tetapi senantiasa menganggap atau menghitung diri anda sebagai pelayan yang bekerja untuk majikannya. Jika anda telah menimbang untuk masuk dalam dunia Pemerintahan, maka ketahuilah bahwa anda telah berubah status menjadi seorang hamba yang melayani. Barangsiapa yang ingin menjadi yang terbesar di antara anda, maka jadilah pelayan di antara sesamamu. Pahamilah bahwa siapa saja yang menjadi pelayan maka ia adalah orang yang besar. Hanya orang besarlah yang memiliki segalanya. Seorang pelayan akan melakukan apa yang diminta oleh majikan atau pelanggan dengan memberikan apa yang mereka butuhkan. Bukankah itu menunjukkan bahwa seoarng pelayan memiliki segalanya? Pantaslah dikatakan bahwa pelayan adalah orang yang besar.

          Prinsip Berguna dan Membangun juga dapat menjadi pelajaran untuk mengerti bagaimana prinsip memberi. Ketika anda belajar untuk memikirkan perkara yang berguna dan membangun, maka secara tidak langsung anda telah sedang belajar bagaimana prinsip dalam memberi. Kata lainnya bahwa memberi di sini adalah memberi hidup anda atau memberi yang terbaik apa yang ada pada anda untuk orang lain. Awalnya, anda telah belajar menanggulangi keegoisan anda, kemudian dengan dasar untuk tidak mementingkan diri sendiri, anda belajar bagaimana anda memberi diri buat orang lain dan untuk perkara yang berguna dan membangun. Ketahuilah bahwa LEBIH BERBAHAGIA MEMBERI DARIPADA MENERIMA. Kebahagiaan tidaklah diukur dari berapa banyak yang anda miliki, tetapi kebahagiaan diukur berdasarkan seberapa banyak yang anda telah beri bagi orang lain. Jika anda telah memberi banyak hal yang baik buat rakyat anda, maka anda pantas disebut berbahagia. Jika anda belajar memberi hal-hal yang berguna dan membangun kepada orang lain maka itu berarti anda sementara menerima hal-hal yang berguna dan yang membangun buat diri anda sendiri. Belajarlah untuk mengasihi rakyat anda sama seperti anda mengasihi diri anda sendiri. Kasih itu tidak melulu menuntut tetapi senantiasa memberi. Saat anda memberi, saat itu pula anda membuktikan kasih anda kepada orang lain.

LOKASI PEMBANGUNAN

          Keluarga yang bijak adalah keluarga yang punya kerinduan untuk memiliki suatu lokasi pribadi untuk membangun sebuah rumah tempat tinggal. Tidak peduli apakah ia mampu atau tidak untuk memiliki itu tetapi ia akan selalu memiliki kerinduan itu di dalam hatinya. Sama halnya ketika anda memiliki kerinduan untuk membangun rumah restorasi dalam Negeri anda, maka anda juga perlu memahami lokasi yang strategis untuk membangun. Untuk mencari dan memiliki suatu lokasi memang tidaklah mudah, demikian pula halnya ketika anda akan membangun tempat kediaman anda dan keluarga anda kelak. Banyak pilihan yang akan anda temukan ketika anda akan membangun berdasarkan luas bangunan itu sendiri. Jika anda menginginkan bangunan yang cukup luas maka anda pasti memerlukan lokasi yang cukup luas pula. Jika hal ini yang anda inginkan maka anda mutlak membutuhkan harga yang besar yang harus anda bayar. Tetapi jika anda rasa agak sukar, maka coba mulailah dari lokasi yang kecil. Dengan kata yang lain bahwa, untuk membangun rumah restorasi atau rumah pemulihan atau Negara yang dipulihkan maka anda perlu secara pribadi mulai mencoba membangun dalam lokasi yang kecil dan lokasi itu adalah diri anda sendiri.

          Diri anda adalah satu pribadi tunggal yang menjadi awal tempat dibangunnya pemulihan, ini mengacu pada pembangunan karakter diri anda. Mari sejenak melihat cara kerja sebuah UPS (Unit of Power Supply), bagaimana alat ini menjadi benda yang sangat berguna dalam sistem penyuplaian (penyediaan). Alat ini biasanya digunakan sebagai tenaga cadangan ketika sistem elektrik umum padam dan juga alat ini memiliki sistem charging untuk menyimpan daya listrik yang masuk. Satu hal yang sangat luar biasa adalah ketika sisitem kelistrikan padam, maka tegangan listrik yang telah tersimpan di alat ini akan menjadi supply bagi alat elektronik yang lainnya selama alat-alat itu tersambung ke UPS ini. Untuk mendapatkan arus dan daya listrik yang tersimpan untuk dapat mengalirkannnya ke alat elektronik lainnya, maka alat ini harus terlebih dahulu dihubungkan (being charged) dengan listrik utama agar arus listrik dapat mengalir masuk dan tersimpan menjadi daya sesuai dengan kapasitasnya lalu selebihnya alat ini akan menjadi konektor yang berfungsi sebagai adaptor untuk mengalirkan listrik ke alat elektronik yang sementara tersambung ke alat ini. Demikianlah bagaimana anda dapat menjadi pengaruh yang berarti bagi pembangunan orang lain. Untuk mengalami suatu perubahan maka dibutuhkan satu perintis utama untuk mengawalinya. Tidak perlu berpikir terlalu jauh untuk mengubah sekeliling anda jika memang sukar bagi anda mengubah skala yang besar. Andalah yang menjadi pemula untuk hal itu sehingga anda dapat memiliki pengaruh untuk mendapatkan kloning dari apa yang anda telah alami. Jika di dalam diri anda telah tersimpan pengalaman pemulihan itu, berarti anda telah siap menjadi supplier bagi yang lainnya.

          Lokasi yang kedua boleh jadi adalah lingkungan keluarga anda. Dalam skala ini, andalah yang menjadi pilar dan supplier bagi anggota dalam keluarga anda. anda yang akan memberi dampak yang positif sehingga apa yang telah tersimpan dalam diri anda akan keluar dan memenuhi anggota keluarga anda sampai tiba pada level penuh dan siap menjadi supplier sama seperti anda. keluarga adalah satu kesatuan kecil dalam sistem sosial yang merupakan pembentuk terjadinya suatu masyarakat yang korporat. Keluarga memiliki pengaruh yang besar dalam suatu masyarakat. Positif atau negatif pengaruh keluarga dalam masyarakat tergantung pada apa yang diekspresikan keluarga itu selama bereksistensi dan berinteraksi dalam kelompok sosial. Dari kelompok keluarga ini juga nantinya kan menciptakan pribadi-pribadi yang akan menjadi lokasi tunggal pemulihan di tempat yang lain karena dalam keluargalah anda dapat saling berbagi satu sama lain, saling membangun, menasehati dan menghibur. Ketika satu keluarga telah menyimpan pengalaman pemulihan demi pemulihan, maka itu akan menjadikan keluarga tersebut memiliki nama baik di dalam suatu kelompok yang lebih besar lagi seperti suatu kota. Inilah lokasi pemulihan yang ketiga setelah keluarga. Dengan satu keluarga yang memiliki nama baik, akan dapat mengubah kota itu menjadi kota yang terpulihkan sehingga akan menjadi kota percontohan bagi kota yang lainnya sampai semua kota yang ada berada pada level yang sama dengan kota pemula dan pada akhirnya akan membawa suatu dampak yang sangat besar bagi suatu Negara. Inilah lokasi yang berikutnya – Negara.

          Sejak awalnya, satu pribadi yang telah terpulihkan sudah memiliki pengaruh individual dalam sistem Pemerintahan sehingga itu akan mengalir terus menjenuhi keluarga, kota, hingga Negara anda. Sistem Pemerintahan dalam kota hingga Negara anda akan terpulihkan dan akan memiliki penerapan yang selaras dari sistem Pemerintahan yang baik dan benar. Tidak akan ada lagi praktek sistem Pemerintahan yang tidak serasi dan selaras dengan apa yang telah ada dalam Negara anda, semuanya berjalan sama dalam prakteknya, tidak berjalan sendiri-sendiri menurut apa yang dikehendaki dalam setiap lokalnya sehingga akan membuat Negara anda menjadi satu kesatuan yang korporat. Sekalipun dalam setiap lokal daerah ada yang disebut dengan sistem otonomi, namun pada dasarnya selalu saja bergerak pada dasar yang umum yang telah disepakati sebelumnya (konvensi). Mulailah dari diri anda sendiri untuk menarik pilar yang lainnya. Jika anda tidak dapat mengubah dunia ini, maka ubahlah Negara anda lebih dahulu. Tapi jika anda tidak sanggup mengubah Negara anda, maka cobalah mengubah kota anda, namun jika anda tidak melihat perubahan dalam kota anda, cobalah untuk mengubah keluarga anda sendiri, tetapi jika terjadi hal yang sama, anda juga tidak temukan perubahan itu pada keluarga anda, maka hal yang paling bijak untuk dilakukan adalah mencoba untuk melakukannya dari diri anda sendiri terlebih dahulu. Demikianlah perkataan yang pernah diungkapkan oleh seorang tokoh dunia – Suster Theresia.

BAHAN-BAHAN BANGUNAN

          Semua bangunan yang ada pastilah tersusun dari bahan-bahan yang tepat. Semua jenis bahan itu merupakan bahan yang penting dalam suatu pembangunan sebuah bangunan, entah itu bangunan permanen maupun yang non permanen atau bangunan yang sederhana maupun yang mewah. Semua bahan itu dibutuhkan sebagai bahan penyusun terbentuknya suatu bangunan tadi. Bahan-bahan itu terdiri dari Batu (Karang atau Bata), Pasir, Semen, Besi, Papan, Kayu atau Balok, Paku dan Atap. Jika salah satu bahan itu tidak ada, maka tentu tidak akan dapat menyususun suatu bangunan yang sempurna. Masing-masing bahan diperlukan sesuai dengan fungsinya masing-masing tanpa ada tuntutan dari masing-masing bahan untuk mengatur dirinya sendiri. Bukan masalah karena mereka semua benda mati sehingga tidak ada tuntutan untuk mengatur diri, namun karena mereka semua telah menjadi benda yang berguna dan berfungsi dalam suatu pembangunan yang hakiki.

          Batu digunakan sebagai bahan pondasi (Karang) atau penyusun tembok (Bata). Batu, berbicara tentang suatu dasar dan dasar itu kuat, kokoh, dan teguh. Dalam suatu lembaga kenegaraan, ada sebuah sistem yang mengatur tata Pemerintahannya. Sistem itu disebut dengan konstitusi. Inilah yang menjadi dasar yang kuat, kokoh, dan teguh dalam mengatur sistem Pemerintahan. Inilah yang menjadi batu umum dalam suatu tatanan Negara.  Jika tidak ada dasar yang kuat dalam suatu Negara maka niscaya Negara itu mudah goyah dan roboh seketika. Seharusnya semua elemen yang ada harus memperhatikan dasar ini dan menjunjung tinggi dengan tidak terkecuali. Batu yang  yang digunakan untuk menyusun tembok hingga membentuk suatu dinding yang kuat. Bukanlah dikatakan dinding jika hanya memiliki satu atau dua batu yang tersusun. Banyak batu (Bata) yang dibutuhkan untuk membentuk suatu tembok atau dinding. Batu (Bata) ini merupakan batu-batu yang korporat dan tidak berdiri sendiri. Ini mengacu pada anda sebagai rakyat dan pejabat Pemerintahan. Jika tidak ada Rakyat, maka sia-sialah Pemerintahan itu. Sebaliknya, jika tidak ada Pemerintah, maka liarlah Rakyat. Maka keduanya diperlukan untuk membentuk suatu tatanan tembok yang rapih tersusun. Ini juga mengingatkan anda semua bahwa tidak penting untuk berpikir siapa yang paling berguna dalam pembangunan itu. Tetapi masing-masing anda harus nampak bahwa semuanya berguna sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, semua dibutuhkan untuk saling menopang satu sama lain. Jangan pernah berpikir bahwa jika “saya” tidak ada maka tidak akan jadi sesuatu yang diharapkan, tetapi semuanya mesti berkata jika tidak ada “anda” maka semua sia-sia saja. Selalu saja mengutamakan yang lain dari diri sendiri.

          Pasir biasanya digunakan sebagai bahan dasar sebelum batu pondasi diletakkan, ini bertujuan untuk meresap sisa-sisa air dalam galian pondasi dan sekaligus sebagai pengeras lantai pondasi. Pasir juga digunakan bersama semen sebagai perekat untuk menghubungkan dan mempererat setiap batu bata yang tersusun. Pasir dan semen mengacu pada anda yang berfungsi sebagai orang yang mampu merekatkan satu sama lain, mempersatukan, menutupi atau memaafkan. Anda seharusnya berfungsi sebagai pasir dan semen yang selalu memoles hal-hal yang kurang hingga membuatnya licin atau halus, bukannya semakin membuat dinding itu bolong dan kasar. Dalam setiap masalah yang dialami bangsa anda, seharusnya anda menjadi orang yang berfungsi untuk mempererat, menghangatkan, dan menyerap sisa-sisa kekerasan, kekacauan atau ketidakadilan. Justru dalam setiap masalah yang ada seharusnya dapat lebih mempererat satu dengan yang lainnya, bukannya malah mengompori sehingga keadaan semakin panas dan kacau balau.

          Besi digunakan sebagai behel atau tulang dari sambungan tiap sudut bangunan. Tanpa behel besi dalam setiap sudut bangunan, akan membuat bangunan itu juga mudah terpisah antara satu sisi dan sisi yang lainnya. Besi ini juga sekaligus sebagai tulang dari tiap sendi bangunan yang memungkinkan bangunan itu kuat, erat dan saling berpegangan. Mungkin ada di antara anda yang sikapnya keras, tetapi di lain sisi anda memiliki fungsi yang tidak kalah pentingnya dengan yang lain. Anda diminta untuk menjadi tulang yang dapat memegang kubu-kubu yang berbeda, kelompok-kelompok yang berbeda, pendapat-pendapat yang berbeda agar tetap bersatu dan saling berpegangan satu terhadap yang lain dan tidak bercerai menjadi kelompok separasi. Ketegasan anda membuat yang lain tidak dapat terpisah sekalipun memiliki suku, ras, agama, budaya, dan pendapat atau ide yang berbeda. Besi inilah yang merupakan fungsi utama dari pejabat Pemerintah. Mereka tidak saja memerintah atas rakyatnya, menjadi tuan atas negaranya, tetapi lebih dari itu, mereka berfungsi sebagai elemen yang memperkuat semua lini atau sendi yang ada. Memang benar bahwa anda adalah pemegang kuasa dalam Negara, sebagai pembesar, sebagai tuan Negara, tetapi tidak memerintah dengan tangan besi, sebaliknya, untuk menjadi pemegang kuasa, pembesar dan tuan, maka jadilah pelayan yang melayani rakyat dengan seluruh jiwa dan raga.

          Papan, kayu atau balok dan paku semuanya memiliki kepentingan yang sama dengan bahan-bahan sebelumnya, hanya saja yang menjadi perbedaan mendasar terletak pada fungsi dan sifat dasar yang lebih kuat dan atau kurang kuat. Namun demikian, tetap semuanya dibutuhkan dalam hal pembangunan sebuah bangunan. Sementara atap merupakan penutup atau kepala dari bangunan itu. Tanpa atap maka dengan mudah hujan dan terik matahari masuk dalam sebuah bangunan. Rasanya tidak akan nyaman jika berada dalam satu rumah yang tidak memiliki atap. Demikianlah fungsi dari Pemerintahan yang dijalankan, setiap elemen yang ada dalam Pemerintahan seharusnya menjadi kepala dan sekaligus menaungi seluruh badan bangunan agar rakyat merasa nyaman tinggal dalam rumah Negara anda. Pemerintahan sesungguhnya menjadi pelindung yang menaungi rakyat dari hujan dan teriknya matahari. Dengan adanya Pemerintahan, rakyat seharusnya merasa nyaman dan aman dalam naungan Pemerintah, bukan sebaliknya. Anda sebagai kepala Pemerintahan dan sebagai pejabat Pemerintahan merupakan kepala rumah tangga yang baik yang mengasihi istri dan anaknya – rakyatnya - dengan sepenuh hati. Selain dari Pemerintah itu sendiri, ada atap yang lain yang ada dalam Pemerintahan yang dapat menjadi penaung rakyat dan termasuk Pemerintah itu sendiri, yakni lembaga atau badan hukum. Anda sebagai Pemegang Kekuasaan, seharusnya menjadi motorik dalam menegakkan supremasi hukum. Putuskan sesuai dengan hukum yang berlaku tanpa memandang bulu. Ingatlah bahwa setiap keputusan yang anda ambil akan dipertanggungjawabkan kelak di kemudian hari di hadapan Sang Pencipta.

          Anda semua adalah bahan-bahan yang berfungsi untuk membangun suatu bangsa yang besar dan beradab, tidak satupun bahan yang lebih penting dari yang lain tetapi semuanya berguna dan diperlukan untuk mendapatkan satu bangunan yang utuh dan sempurna. Anda semua tidak terkecuali merupakan satu kesatuan yang tersusun rapih dan saling bergantung satu sama lainnya. Anda merupakan satu kesatuan yang sama seperti tubuh yang memiliki anatomi dan masing-masing memiliki fungsi yang berbeda. Satu bagian tubuh saja yang merasa sakit maka serentak semua merasakan hal yang sama. Alat tubuh yang satu tidak dapat berkata ‘Aku tidak merasakan apa yang dialami bagian tubuh yang lain’, kecuali ia sudah mati rasa. Organ tubuh yang satu tidak dapat melakukan apa-apa jika tidak ditopang oleh organ tubuh yang lain. Semua saling menopang, satu rasa dan satu tujuan. Sekalipun ada salah satu organ tubuh yang sudah tidak berfungsi sama sekali atau bahkan hilang, maka dengan spontan organ yang lain segera mengambil alih fungsi organ yang tidak dapat berfungsi lagi. Tidak ada organ yang dapat berkata ‘Aku tidak mau melakukan tugas dari organ yang itu’, tetapi mutlak melakukannya sesuai dengan kemampuan dan kemiripan fungsi. Semuanya memiliki fungsi masing-masing tetapi tetap saling menopang. Jika tangan sedang sakit atau tidak berfungsi, ia tidak dapat berkata kepada mata ‘Angkatlah balok itu dan pindahkan ke sana’. Tetapi kaki mungkin agak bisa melakukannya. Sebaliknya, jika mata sementara sakit atau tidak berfungsi, ia tidak berkata kepada kaki ‘Lihatlah lubang yang ada di depanmu’, tetapi tangan mungkin dapat melakukannya sekalipun dengan meraba-raba. Semuanya berlangsung otomatis dengan kesadaran dari otak untuk melakukannya. Ini adalah sistem partonomi (hubungan antara keseluruhan dan bagian-bagiannya) yang sungguh indah. Tanpa adanya aba-aba lebih dahulu, masing-masing organ dapat melakukan pekerjaannya sesuai dengan fungsi masing-masing dan juga melakukan fungsi organ lain yang tidak berfungsi. Tidak ada saling mengharap di antara organ itu untuk melakukan suatu pekerjaan, tetapi organ yang lain secara spontan melakukan fungsi organ yang lain jika memang benar-benar organ itu kurang atau bahkan tidak dapat melakukan fungsinya dengan baik. Demikianlah seharusnya bagaimana setiap pejabat Pemerintahan dan rakyat bekerja.

Chapter 10

 

BAB 10

PEMULIHAN – KEMBALI PADA TUMPUAN YANG SEBENARNYA; YANG SEMULA

          Dalam Bab awal kita telah membahas bagaimana asal-muasal dari kata Pemerintahan yang diharapkan dapat memberi pemahaman yang mendasar perihal Pemerintahan itu sendiri. Dasar-dasar inilah yang seharusnya menjadi titik tolak menuju perjalanan ke arah Pemulihan yang diharapkan. Apa yang sudah ditetapkan dan disepakati bersama haruslah menjadi tempat berpijak suatu bangsa dalam menjalankan sistem Pemerintahannya. Tanpa dasar-dasar yang kokoh, maka akan sulit untuk bertolak ke tujuan yang ditetapkan. Dalam Bab sebelumnya juga telah anda temukan pembahasan mengenai lokasi pembangunan dari suatu bangunan Pemulihan dan inipun sebaiknya dijadikan dasar yang memiliki pengaruh yang sangat besar untuk terciptanya suatu Pemulihan Pemerintahan. Setiap kali anda berharap akan suatu Pemulihan maka anda tidak dapat lepas dari dasar atau asas pokok Pemerintahan yang baik dan benar. Segalanya mesti kembali dan berpaut pada dasar-dasarnya.

          Ada seorang ayah yang memiliki dua orang anak, anak yang pertama adalah anak yang sangat berbakti dengan orangtuanya. Ia sangat patuh terhadap orang tuanya dan melayani dengan baik. Lain halnya dengan anak yang kedua, ia justru datang kepada ayahnya dan berkata ‘Ayah, bagikanlah bagi kami harta warisan sebagai anak-anak ayah’. Lalu ayahnya melakukan seperti yang dikatakan anak bungsunya. Ia membagikan kepada setiap anaknya harta warisan itu. Setelah menerima harta warisan, anak yang bungsu membawa semua hartanya ke negeri yang jauh. Ia memboroskan hartanya dengan pesta pora dan foya-foya. Suatu ketika, terjadilah kelaparan di negeri itu. Ia kehabisan harta dan sangat kelaparan. Akhirnya ia mencari kerja dan mendapatkannya pada seorang tuan di negeri itu. Orang itu menugaskannya untuk memberi makan ternaknya. Karena lapar yang sangat sampai ia ingin mengalaskan perutnya yang lapar dengan ampas kotoran ternak itu, tetapi tak seorangpun juga yang memberikannya. Lalu ia berkata dalam hatinya ‘Orang-orang upahan ayahku berlimpah dengan makanan, sementara aku di sini akan mati karena kelaparan. Aku akan bangkit dan kembali kepada ayahku dan berkata, aku telah berdosa terhadap ayah dan aku tidak patut lagi disebut anak ayah’.

          Suatu hari, ia kembali mendapatkan ayahnya di kota asalnya. Sebelum tiba di depan pintu, dari kejauhan ia telah terlihat oleh ayahnya. Lalu ayahnya berlari mendapatkannya, memeluknya, dan menciumnya. Anaknya berkata ‘Ayah, aku telah berdosa kepada ayah karena telah menghabiskan semua harta warisan dan aku tidak layak lagi disebut anak ayah’. Tetapi ayahnya berkata ‘Lupakan semua itu anakku, sebab aku sangat bersukacita karena engkau yang mati hidup kembali, engkau yang hilang telah kembali kepada ayah’. Lalu ayahnya membawanya masuk ke dalam rumah dan berkata kepada pelayan-pelayannya ‘Ambilkan baju yang indah dan kenakan cincin serta sepatu kepadanya, sebab anakku yang mati telah hidup kembali, anakku yang hilang telah datang kembali’. Lalu ia berkata lagi ‘Ambillah lembu yang tambun lalu sembelihlah ia sebab kita akan merayakannya dan bersukacita’. Tetapi anaknya yang sulung datang dan melihat kejadian itu dan bertanya kepada hambanya ‘Ada apa dengan semua ini? Apa yang terjadi?’ Hambanya menjawab ‘Adikmu telah kembali dan ayahmu merayakannya dengan memberikannnya pakaian, cincin, dan sepatu serta menyembelih lembu baginya’. Lalu kemudian ia mendapatkan ayahnya dan berkata ‘Aku adalah anak ayah yang tidak pernah mengecewakan ayah, aku melayani ayah dengan baik, tetapi selama ini ayah tidak pernah memberikanku cincin, justru ayah memberikannya kepada adikku yang telah memboroskan harta ayah dengan foya-foya bersama wanita pelacur’. Tetapi ayahnya mendekatinya dan berkata ‘Anakku, memang benar engkau anak yang baik yang tidak pernah mengecewakan ayah, tetapi ayah mau agar engkau juga bersukacita karena adikmu yang telah mati hidup kembali, ia telah hilang dan datang kembali, mari bersukacita dan bergembiralah akan semua ini, sebab itulah yang ayah kehendaki’.

          Ilustrasi di atas memberitahu kita bagaimana pemulihan itu terjadi dengan begitu indahnya. Pemulihan itu terjadi ketika anda sadar akan ketidakbenaran yang selama ini anda lakukan lalu kembali kepada yang semula – rumah. Pemulihan tidak akan terjadi jika anda tidak kembali, sekalipun dalam negeri pikiran anda telah menyadari semua kesalahan anda. Prinsipnya adalah KEMBALI. Memang benar bahwa ketika anda akan kembali, ada harga yang harus dibayar untuk itu. Mungkin anda akan kehilangan nama baik anda, mungkin anda akan kehilangan jabatan anda, atau mungkin anda akan kehilangan wibawa anda, tetapi ketahuilah bahwa jika anda dengan dasar menyadari kesalahan-kesalahan anda lalu bergegas kembali ke pijakan yang benar, maka pemulihan segera menjadi milik anda.

PIJAKAN YANG BENAR

          Setiap manusia pasti selalu berdiri di atas suatu pijakan yang membuat mereka tetap berdiri kokoh. Pijakan itu akan membawa mereka ke tempat dimana mereka akan capai. Apapun rintangannnya mereka akan tetap maju dengan pijakan selangkah demi selangkah. Pijakan itulah yang menguatkan mereka untuk terus berjalan tanpa henti untuk menemukan apa yang diharapkan. Dalam struktur anatomi manusia, kaki adalah alat tubuh yang tepat dalam perkara ini. Kaki adalah alat untuk berpijak bagi manusia untuk berdiri kuat, tanpanya kita tidak dapat berdiri dan berjalan ke suatu tempat tujuan.

          Dalam dunia Pemerintahan, tempat berpijak yang benar adalah Dasar dan Konstitusi Negara. Keduanya telah ditetapkan untuk menjadi patokan bertindak dalam suatu sistem Pemerintahan. Anda tidak akan dapat berjalan dengan baik dalam lingkup Pemerintahan jika anda tidak menurut pada kedua hal itu. Dasar Negara merupakan substansi dan citra dari suatu Negara untuk berdiri menjadi suatu bangsa yang beradab. Bangsa yang beradap adalah bangsa yang memiliki Dasar Negara dan bertindak sesuai dengannya. Dasar Negara merupakan pondasi bangunan Pemerintahan yang kuat untuk menghalau badai agar tetap eksis di dunia. Dasar suatu Negara     adalah alas bagi kaki Negara untuk terhindar dari setiap jenis infeksi yang dapat melumpuhkan Negara itu sendiri. Juga, Dasar Negara merupakan tanah yang subur bagi benih-benih yang memiliki kualitas Nasionalis agar dapat bertumbuh hingga mencapai taraf kedewasaan suatau Negara yang nantinya dapat dijadikan icon bagi bangsa-bangsa lain. Sementara, Konstitusi adalah tiang pancang, tembok atau pelindung dan atap dari suatu Negara untuk mengatur dan membina rumah tangga Pemerintahan menuju Pemerintahan yang harmonis dan bersahaja di mata bangsa-bangsa lain. Konstitusi juga merupakan tali kekang suatu Negara agar ia dapat tetap berjalan berdasarkan pada Dasar atau Pondasi yang telah ada. Konstitusi juga merupakan aturan-aturan yang di-baku-kan untuk dijadikan batasan-batasan Hak dan Perilaku masyarakat suatu bangsa agar tidak menyimpang dari misi berdasarkan visi yang telah ada. Singkatnya, bahwa baik Dasar maupun Konstitusi suatu Negara adalah hal yang sangat substansial bagi suatu Negara untuk terus diperhatikan selama Negara itu ada berdiri.

          Tempat yang paling aman bagi suatu Negara untuk berpijak adalah di atas kedua hal ini – Dasar Negara dan Konstitusi Negara. Hanya saja, sering kali kita lalai hingga melupakan keduanya dan kemudian kita mulai berjalan di atas tanah liat yang basah untuk mencapai suatu tujuan, akhirnya yang terjadi adalah munculnya suatu keadaan dimana kita sedang tenggelam ke dalam tanah liat dan kemudian anda akan melihat adanya usaha untuk menyelamatkan diri sendiri. Jika keadaan seperti ini yang dialami, maka tidak heran, banyak yang ingin mencapai tujuan pribadi dan mengenyampingkan tujuan bersama. Rasa panik, takut, dan kuatir akan membuat anda untuk tidak lagi berpikir tentang keselamatan orang lain. Anda sebagai Pejabat Pemerintahan tidak lagi berpikir tentang keselamatan dan kepentingan rakyatnya. Yang dipikirkannya hanyalah urusan di tangan sendiri. Demikian pula anda yang sebagai rakyat tidak lagi berpikir yang sehat dalam merespon setiap kejadian dalam Negara anda, yang dipikirkan hanyalah usaha untuk menuntut kepuasan diri atau kelompok, kebutuhan diri atau kelompok dan bahkan berpikir bagaimana cara agar Pemerintahan yang ada dapat tenggelam di tanah liat itu agar ‘saya’ atau ‘kami’-lah yang dapat mengambil alih semuanya. Terlalu sering anda berpikir untuk bertindak tergesa-gesa dalam mengkritisi Pemerintahan di atas anda sehingga hasilnya akan berakhir pada tindakan yang anarkis. Seringkali anda menganggap bahwa Pemerintahan yang ada sekarang tidak memiliki kapabilitas dalam bekerja sehingga yang anda anggap mampu untuk bekerja adalah orang yang lain lagi – yang anda senangi – atau bahkan diri anda sendiri. Ingatlah, bahwa hanya orang-orang yang bodohlah yang menganggap orang lain itu bodoh. Hanya orang-orang yang tidak berhikmatlah yang menganggap orang lain itu tidak berhikmat. Hanya orang-orang yang tidak memiliki kemampuanlah yang menganggap orang lain itu tidak memiliki kemampuan yang cukup. Tidak satupun manusia atau Pemerintahan yang ‘sempurna’ sebelum tiba waktunya bagi Pemerintahan yang akan datang itu. Oleh karenannya, jika anda melihat adanya kekurangan-kekurangan, andalah yang menjadi pelengkap bagi kekurangan-kekurangan itu. Saling bertolong-tolonglah dalam melakukan apa yang baik menurut anda dan orang yang lain pada umumnya. Kesampingkan jauh-jauh pikiran-pikiran yang sekalipun baik adanya namun hanya sebatas apa yang baik di mata anda pribadi, karena belum tentu baik bagi orang lain.

          Mengapa ketika anda bertindak selalu melupakan kedua hal yang penting itu? Apakah anda pernah berpikir bagaimana seandainya jika anda telah kehilangan kedua kaki anda. apa anda pernah berpikir bagaimana perasaan anda ketika anda dikatakan cacat seumur hidup karena kehilangan kedua kaki? Demikianlah jika anda memiliki suatu Negara tetapi mengenyampingkan kedua hal yang penting itu dalam mengatur Rumah Tangga Pemerintahan anda. Jika anda melakukan hal itu, maka berarti anda tidak mengasihi diri anda sendiri. Jika anda dapat hidup dalam suatu Negara, itu berarti Negara sangat mengasihi anda sehingga ia memberi anda kesempatan untuk lahir dan bereksistensi di Negara itu. Oleh karena itu, lakukanlah apa yang terbaik bagi Bangsa dan Negara anda. Jika anda ingin bertumbuh, selalulah memperhatikan akar-akar yang ada di dalam tanah, yang sekalipun tidak kelihatan namun justru merekalah yang membuat anda dapat tetap berdiri dan bertumbuh. Dasar Negara yang ada dalam Negara anda haruslah senantiasa diperhatikan, jangan hanya menjadikannya sebagai logos belaka, tetapi tanamkan itu dalam jiwa anda sehingga ia akan menjadi kekuatan pijakan anda. Hargailah jasa-jasa pendahulu anda yang telah memberi anda suatu dasar bagi Negara anda agar anda yang sekarang ini boleh menikmati hasil jerih lelah mereka semua. Usahakanlah agar anda tidak selalu menaruh perhatian anda pada kekurangan-kekurangan, tetapi justru ketika anda melihat ada kekurangan-kekurangan maka anggaplah itu sebagai suatu kesempatan untuk membalas budi atas kebaikan para pendahulu anda.

          Hal lain yang sering kali terlupakan pula adalah Konstitusi.  Semua aturan atau batasan tercakup di dalam kantong Konstitusi. Sebenarnya, anda tahu semua isi kantong itu, tetapi ketika anda akan bekerja, anda melupakan kantung itu, padahal semua yang anda butuhkan ada di dalamnya. Makanya jangan heran, ketika anda menghadapi masalah barulah anda mengingat kantungnya lalu tergesa-gesa mengambil dari dalamnya, alhasil, kebanyakan anda hanya sebatas menjadi “Komentator” handal dalam perkara-perkara tertentu. Waktu anda melakukan kesalahan barulah berharap agar anda melalui perundangan yang berlaku dapat memiliki kesempatan untuk membela diri, alhasil, beberapa di antara anda – pengacara – melakukan pembelaan hanya berdasar pada profesionalisme belaka tanpa melihat dan menganalisa lebih dahulu mana yang benar dan yang salah dan mana yang patut dibela dan yang diabaikan. Lagi-lagi didasarkan pada Hak-Hak Asasi Manusia dalam Hukum dan Pemerintahan. Inilah juga yang menjadi salah satu kesempatan emas bagi para Pengacara yang bersifat Komersil untuk bertindak sebagai Pahlawan dalam batasan membela “perkara” – salah maupun benar, bukannya membela perkara yang benar. Umumnya, pembelaan perkara dalam dunia hukum tidak dapat lagi memilah perkara mana yang semestinya dibela dan mana yang diabaikan, biasanya hanya berpatokan pada panggilan kebutuhan semata. Jika dibutuhkan, segera bekerja tanpa melihat secara administratif mana yang dinyatakan bersalah dan mana yang benar. Asalkan bayaran sesuai, maka jadilah urusan pembelaan.

          Pijakan yang benar adalah tumpuan yang semula. Apa yang pernah disepakati bersama dan telah dituangkan dalam bentuk konstitusi maka itulah yang menjadi pijakan yang tepat dan benar. Tidak peduli bagaimanapun keadaan yang menekan, anda akan tetap berdiri tegap karena anda sedang berpijak pada tumpuan yang tepat dan benar. Ketika ada hal yang ingin merusak tumpuan anda, anda tidak akan rela mengangkat satu kaki dan membiarkan kaki yang satu tetap berdiri sendiri. Jika hal itu terjadi, mungkin saja anda dapat melakukannya, namun cepat atau lambat anda akan merasa lelah dan akhirnya menyerah. Tetapi jika anda tetap memiliki komitmen maka anda akan segera semakin kuat bertumpu pada pijakan anda sehingga hal-hal yang dapat melemahkan pijakan anda segera lenyap. Selama anda mengenal kekuatan pijakan anda dan menghargainya maka itu berarti anda mengenal kekuatan kaki anda dan menghargai kaki anda sendiri sehingga anda benar-benar mengetahui dasar dan konstitusi Negara anda dan menghargainya. Binatang saja tahu bagaimana mengatur langkah kakinya dan tahu bagaimana agar kakinya tidak sampai kena jerat yang dapat membawanya kepada kematian. Tidakkah manusia jauh lebih lagi dalam perkara ini? Anda memiliki jiwa yang dengannya anda bereksistensi hingga dapat membedakan manusia dengan ciptaan yang lainnya. Sebuah pohon sangat bergantung pada akar yang dimilikinya untuk tetap hidup. Ia tidak dapat melepaskan akar-akarnya lalu berusaha berdiri sendiri tetapi justru ia tidak dapat hidup tanpa akarnya. Sekeras apapun badai yang menerpa pohon itu, ia tak akan mudah tumbang sebab ia memiliki akar yang kuat dan sanggup menembus lapisan-lapisan tanah yang keras sekalipun. Demi suatu pertumbuhan yang signifikan, ia akan berusaha untuk tetap bertumpu pada akar-akarnya untuk mencari hara dalam tanah. Demikian pula suatu Negara, jika ia tidak bertumpu pada akar konstitusi maka ketika badai datang segera ia kacau-balau dan roboh. Secara khusus, jika Pemerintah maupun rakyat bertindak tanpa bertumpu pada akar konstitusi maka jangan heran jika akan ada banyak di antara anda yang akan melepaskan akar-akar itu lalu mulai bertumpu pada perkara yang lain, mungkin itu kepentingan pribadi, cinta akan uang (philarguria), pendapat pribadi, profesionalisme komersil, spekulasi, konspirasi, ketidakpuasan atau apapun itu di luar dari Dasar dan Konstitusi Negara anda. Semuanya itu yang membuat Negara anda umumnya dan Pemerintah serta rakyat khususnya tidak bertumbuh mencapai taraf kedewasaan penuh. Dari segi umur, anda termasuk ukuran dewasa, namun dari segi kejiwaan atau karakter, masih belum dewasa. Misal saja, Jika merasa tidak puas, segera menuntut sambil merasa seakan ia jauh lebih baik atau pantas dari orang lain. Ada juga, sedikit disinggung segera bereaksi emosional, jika dihalau segera mencari lubang atau cela untuk masuk balik menyerang. Jika merasa belum mendapatkan apa yang diinginkan, segera berusaha untuk tetap mempertahankan jabatan hingga apa yang diinginkan tercapai. Jika ada tawaran gula-gula, segera mengulurkan tangan untuk mendapatkannya; Jika ada tawaran suap, segera menghadapkan kantung ke atas sambil berkata “kapan lagi”. Jika merasa sukar dalam biro administrasi, segera menawarkan suap sambil berkata “saling membantulah”. Singkatnya, segala hal di atas sangat melemahkan tumpuan anda jika anda tidak tetap bertumpu pada pijakan yang tepat dan benar. Anda akan seperti anak-anak yang hanya terus merangkak karena tumpuan anda masih lemah untuk bertumpu sekalipun tempat pijakan anda sudah tepat dan benar. Adalah hal yang lucu jika melihat orang yang sudah berkumis dan berjanggut tetapi masih berjalan sambil merangkak, padahal kakinya sudah cukup besar dan berbulu lebat. Bukannya ia tidak dapat berdiri, tetapi ia enggan untuk berdiri pada pijakan yang sudah ada, ia masih lebih memilih merangkak daripada belajar untuk berdiri tegak. Ia masih senang dituntun, dipegang, dimanja sampai minum susupun masih dibantu dengan dot. Hanya orang dewasa yang sedang mengalami gangguan jiwa saja yang masih melakukan hal-hal demikian.

          Belajarlah untuk terus berdiri di atas pijakan yang sudah disepakati bersama, belajarlah untuk tidak mengandalkan satu kaki saja dalam berdiri, tetapi belajarlah mengangkat satu kaki untuk menendang bola yang akan memasuki gawang anda, bukannya mengangkat satu kaki tanpa menghalau bola dan membiarkan bolanya masuk ke gawang, anda pasti kalah. Ingatlah bahwa tempat pijakan anda sudah ada dan sangat keras sehingga anda tidak mudah terpeleset dan jatuh. Bawa sertalah kantung konstitusi anda agar setiap kali anda akan bertindak dalam Negara anda maka anda akan mengeluarkan semua yang dibutuhkan untuk mendasari tindakan yang akan anda lakukan. Bagaimanapun indahnya tawaran dari luar, tetapi jika hal itu tidak memiliki dasar yang sesuai yang ada di dalam kantung konstitusi maka anda akan menolaknya dengan tegas, maka sejak saat itu, anda akan melihat bahwa tali kekang anda masih berfungsi dengan baik.

MENJALANKAN PENERAPAN YANG SAMA DAN MERATA

          Sistem Pemerintahan yang berkualitas tidak saja selalu bertumpu pada pijakan yang tepat dan benar, namun juga tumpuan itu dapat meluas secara universal dan merata di setiap otonom atau lokal yang ada. Pada substansinya, tanaman yang disebar di atas olahan tanah diharapkan dapat bertumbuh secara merata. Jika tanaman tumbuh merata maka sejauh mata memandang akan terlihat struktur yang penuh dengan estetika yang dengannya semua mata akan tertuju ke sana. Memang jika dilihat dari sudut sistem otonomi       , maka tentu anda akan melihat bahwa kesepakatan dan ketetapan suatu sistem penerapan tergantung pada daerah masing-masing tanpa bergantung sepenuhnya pada pusat. Mereka diberi kesempatan untuk mengembangkan daerah masing-masing sesuai dengan kemampuan daerahnya. Tetapi dalam perkara tumpuan; konstitusi, maka anda tidak dapat lepas dari satu dasar tumpuan yang telah ada. Dengan kata lain bahwa acuan anda untuk menetapkan sesuatu dalam daerah anda mesti berdasar pada tumpuan universal. Ada beberapa bahan dasar yang anda mesti jadikan sebagai bahan baku untuk mengembangkan adonan anda. Akan jadi apa hasil akhirnya, akan tetapi bahan bakunya tetap saja sama. Jangan pernah menghasilkan kue yang baru dengan dasar bahan baku yang berbeda sebab nantinya akan mengacaubalaukan keadaan adonan lingkupan Pemerintahan otonomi daerah anda sendiri. Jangan pernah berpikir bahwa karena anda berdiri sendiri berdasar prinsip otonomi maka anda serta–merta mengenyampingkan bahan dasarnya secara universal.

          Untuk mendapatkan penerapan yang universal dan merata maka setiap anda mesti memahami bahwa satu Negara merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan satu dengan lainnya. Jika anda telah memahami hal ini maka anda akan maju selangkah lagi kepada penerapannya. Dalam dunia pendidikan, semua guru pasti memiliki acuan dasar mengajar yang biasa dikenal dengan Kurikulum dan Silabus yang dirangkum dalam bentuk Rencana Proses Pembelajaran (RPP). Sekalipun terdapat beberapa guru yang mengajar pada tingkat kelas yang sama akan tetapi secara universal, semua tingkat kelas yang sama itu akan mendapatkan suplai materi yang secara prinsip sama karena mereka memiliki bahan dasar yang satu dan sama pada substansinya. Di sini, kita tidak berbicara melulu hanya perihal hukum, tetapi kita berbicara perihal Konstitusi yang merupakan aturan baku yang telah disepakati oleh suatu bangsa secara bersama yang tentu telah melibatkan semua unsur. Dengannya, anda dapat menetapkan aturan-aturan susulan dalam bidang Hukum, Ekonomi, Sosial, Budaya, Teknologi maupun Politik yang disebut dengan Perundang-undangan. Ada banyak daerah terpisah yang mengalami suatu dilema berkepanjangan karena membuat dan memiliki aturan susulan yang tidak berdasar pada bahan dasarnya. Mungkin saja sudah sesuai, namun penerapannya tidak sesuai dengan acuan dasarnya. Ada juga yang membuat Peraturan Daerah sesuai dengan kehendak hati para pejabat yang didasarkan pada pencapaian kebutuhan pribadi. Mereka membuat aturan Daerah agar dengan mudah mencapai apa yang diinginkan secara pribadi maupun kelompok. Acuan dasar yang digunakan sudah tepat, namun spekulasi dan konspirasi disisipkan di dalam penerapannya dengan harapan agar rakyat tidak mendapatkan cela untuk menyerahkan mereka ke dalam rana Hukum.

          Dalam prinsip penerapan, paling tidak, ada beberapa hal yang menjadi hasil negatif jika penerapan yang ada tidak merata:

  • Perpecahan

Pembentukan karakter sangat dibutuhkan dalam menjalankan prinsip penerapan Konstitusi. Semua unsur mesti memahami bahwa ketika anda lebih mengutamakan diri sendiri dari kepentingan orang lain maka akan dengan mudah terjadi perpecahan. Tidak dapat disangkal lagi bahwa sadar atau tidak, Negara anda telah masuk ke dalam Perpecahan. Bangsa yang bersatu adalah bangsa yang tetap berada pada prinsip Dasar Negaranya dan dengan gigih memperjuangkan dan mempertahankan “Dasar” itu walau apapun yang terjadi. Tidak peduli apakah ia sempat terluka atau kecewa, mengalami perbedaan pendapat atau sepaham, merasa diri lebih mampu atau tidak, ia akan tetap berdiri pada satu Dasar yang kokoh dan tidak membentuk organ-organ yang baru lagi atau oposisi-oposisi yang baru atau paham-paham yang baru atau apapun itu yang menjadikan adanya separasi atau aliran kiri atau apapun namanya yang bersifat sekte atau perpecahan. Seperti dalam Bab sebelumnya bahwa perpecahan adalah sama dengan penyembahan berhala. Ini berarti bahwa semestinya anda sadari bahwa jika anda telah sedang berada pada salah satu dari bagian-bagian yang disebut sebelumnya maka anda sebenarnya telah masuk ke dalam perpecahan yang dengannya akan memberi kesan yang jelas bahwa anda sementara melakukan penyembahan berhala. Perpecahan tidak akan membawa Negara anda kepada suatu pencapaian kematangan yang signifikan tetapi justru memperhambat pertumbuhannya. Seandainya, ketika anda mengalami kekecewaan, anda segera kembali kepada Dasar Negara niscaya anda tidak akan berlarut-larut dalam kekecewaan yang dapat membawa anda untuk menciptakan partai-partai yang lain lagi yang sekalipun visi dan misinya sangat mulia. Jika anda mengalami perbedaan pendapat, kembalilah kepada Dasar Negara anda, niscaya anda akan tetap terikat satu sama lain dan mengabaikan perbedaan itu ketika anda berjuang untuk Negara anda sehingga anda tidak menjadi orang atau kelompok yang masuk ke dalam aliran kiri (ideologi dan filosofi yang berbeda dari yang telah ada).

Demokrasi yang sebenarnya bukanlah Demo and Crazy – demonstrasi kebebasan yang gila – tetapi merupakan kebebasan yang terkontrol oleh Dasar dan Konstitusi yang ada. Anda boleh bebas berkarya, berpendapat ataupun ‘berunjuk rasa’, namun semuanya mesti berlangsung pada rel atau koridor yang telah disediakan oleh Negara anda, Jika tidak, maka pasti akan menyebabkan perbuatan yang anarkhis. Jangan mengabaikan sifat-sifat dasar dari perpecahan, jangankan menjadi kelompok separasi atau pembangkang Negara, menjadi orang yang berbeda pendapat saja lalu menimbulkan pertentangan di dalam hati, itu sudah dikatakan perpecahan. Ingatlah bahwa setiap bentuk atau struktur atau unsur atau bagian yang telah bergeser sedikit saja dari ketetapan Pemerintahan yang sementara berlangsung (incumbent) maka anda sementara bergeser ke arah perpecahan. Satu kesatuan berbeda dengan persatuan, kesatuan adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan satu terhadap yang lainnya. Ia tidak memiliki bagian-bagian yang terpisah, ia tidak terlihat dalam beberapa jenis dan ia memiliki satu sifat dasar yang sama. Sementara persatuan adalah kumpulan dari beberapa kesatuan. Ia memiliki bagian-bagian yang berbeda di dalamnya, ia berasal dari gabungan beberapa jenis yang berbeda dan memiliki sifat dasar yang berbeda. Perhatikan bagan berikut ini:

 

LINGKARAN 3

LINGKARAN 1

LINGKARAN 2

LINGKARAN 3

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

                                                                                       

LINGKARAN 1 = Kesatuan; satu kesatuan yang tidak memiliki bagian-bagian di dalamnya. Hanya memiliki satu dasar, sifat dan bagian yang sama.

 

 

                  

 

 

LINGKARAN 2 = Persatuan; gabungan dari beberapa bagian bentuk yakni B,C,D,E,F,G,H,I,J,dan K bersama membentuk suatu Persatuan namun masing-masing memiliki dasar, sifat dan jenis yang berbeda yang memungkinkan dapat terpisahkan kembali jika lingkar Persatuannya putus.

LINGKARAN 3 = D, B dan J, Persatuan yang terbentuk dari perpecahan persatuan yang pertama menjadi persatuan yang kedua.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Lingkaran Persatuan merupakan lingkaran yang memiliki garis putus-putus karena sifatnya hanya sementara. Dari luar kelihatan bersatu, namun keadaan di dalam tidaklah demikian. Suatu waktu mereka bisa saja membentuk bagian yang baru lagi sebagai suatu persatuan yang lain pula, seterusnya demikian hingga semakin besar kesan perpecahannya. Yang jelas bahwa perpecahan akan membawa Negara anda kepada keterpurukan yang sangat. Walau dari luar terlihat bahwa Negara anda maju, namun di dalam tidaklah demikian. Kembalilah pada pijakan yang tepat dan benar.

 

  • Bias-bias Hukum

Penerapan konstitusi yang tidak sama dan merata akan dapat menimbulkan fatamorgana jalan Hukum. Akan timbul ketidakjelasan dasar yang semestinya sehingga birokrasi dan administrasi Hukum menjadi kabur atau samar-samar bagi mereka yang awam dengan Hukum. Rakyat dapat melihat begitu banyak aturan susulan (undang-undang) yang baru beserta dengan penerapannya yang tidak merata dan tidak berdasar pada tumpuan Konstitusi sehingga mereka merasa bahwa hukum telah bersifat relatif. Mereka melihat ada bias-bias yang membuat mereka tidak dapat melihat hukum atau aturan itu dengan jelas dan pada akhirnya mereka tidak lagi menaruh rasa hormat dan tunduk pada konstitusi yang ada. Rakyat melihat di daerah A bahwa penduduknya sudah sangat maju berkat sistem aturan yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang, banyak lini yang tereksplorasi berkat subsidi dana dari daerah. Pemerintah daerah menetapkan bahwa anggaran untuk belanja kendaraan dinas dipotong 20-30 % sehingga dana itu dialokasikan ke lini yang dianggap memiliki prospek yang baik ke depannya. Sementara di daerah B terlihat agak begitu memprihatinkan oleh karena aturan yang diberlakukan sangat membatasi ruang gerak rakyat dalam berkarya dalam usaha-usaha mikro maupun makro. Bagaimana tidak, yang boleh mendapat Izin Usaha dan Akta Notaris hanyalah orang-orang yang berduit karena untuk membuat hal demikian harus menyiapkan dana yang besar untuk ukuran usaha Mikro saja yang sebenarnya tidaklah demikian jika berdasarkan peraturan perundangan, semua sudah dibalut dalam kemasan komersil. Di daerah C justru semakin parah, yang berkembang bukannya bidang pertanian, perdagangan, pendidikan dan teknologi, tetapi justru yang berkembang pesat adalah anggaran belanja fasilitas anggota Dewan yang Terhormat, padahal dari gaji yang didapatkan sudah cukup memadai untuk pemenuhan kebutuhan pribadi dan keluarga atau bahkan kerabat. Padahal prinsipnya, mereka adalah hamba atau pelayan rakyat dan seorang pelayan tidaklah lebih besar dari tuannya. Dari tiga contoh keadaan daerah yang demikian, maka timbullah pertanyaan, mengapa hal itu dapat terjadi?

Perkara yang demikian tidak saja melulu masalah penerapan aturan yang tidak merata yang berdasar pada acuan konstitusi baku, namun juga perihal karakter seseorang. Semuanya ini yang akan membuat rakyat memandang Hukum dengan cara yang tidak tepat. Justru mereka akan mengalami yang namanya ‘Traumatic Rules’. Mereka tidak lagi berpatokan pada supremasi hukum tetapi justru pada supremasi personil. Siapa yang yang berperan sebagai filantropi maka itulah yang dijunjung tinggi. Para pejabat mesti terjaga akan hal ini untuk memulihkan pandangan rakyatnya terhadap konstitusi sehingga rakyat anda dapat menjadi rekan yang baik dalam menerapkan konstitusi yang ada. Ingatlah bahwa bias-bias hukum akan menjadi bomerang bagi anda sebagai Pejabat Pemerintahan dan bagi anda sebagai rakyat. Usahakanlah agar konstitusi Negara anda menjadi supremasi mutlak yang membawa Pemerintahan di Negara anda kepada jalan yang bersahaja. Bawalah rakyat anda ke tempat bias-bias itu berada sehingga ketika mereka telah berada di sana maka diharapkan mereka akan melihat hukum yang sebenarnya karena bias-bias itu telah lenyap dengan sendirinya.

  • Rusaknya Estetika Tatanan Pemerintahan

Jika melihat lahan persawahan yang terbentang luas, maka anda akan segera mendapatkan kesan estetika (keindahan) yang luar biasa. Pertumbuhan yang sempurna, warna yang sama dan segar; hijau muda, dan jalinan erat antar tanaman yang memberi anda penglihatan terhadapnya bagai karpet yang terbentang tanpa ada cela-cela di antaranya. Pemandangan yang sedemikian merupakan penglihatan terhadap pertumbuhan yang merata. Adalah hal yang merusak pemandangan itu jika pertumbuhan tanamannya tidak merata, ada bagian yang memiliki warna kuning atau kecoklatan dan bahkan mungkin ada yang layu hingga mati. Anda harus nampak bahwa ketidakmerataan penerapan Konstitusi akan memperlihatkan sesuatu yang tidak indah di pemandangan mata, tidak adanya estetika yang menyegarkan. Singkatnya bahwa penerapan Konstitusi yang tidak merata akan merusak estetika tatanan pemerintahan yang ada. Olehnya itu, dimanapun daerah-daerah independen berada mesti memahami hal ini dan agar tidak bertindak semena dalam menentukan aturan-aturan susulan sekalipun hal itu berdasar pada konstitusi. Usahakan agar anda, para pejabat Pemerintahan selalu bertindak menentukan aturan sesuai dengan kebutuhan daerah anda dan rakyatnya, bukan berdasar kebutuhan pribadi atau kelompok atau Instansi. Hendaklah semuanya didasarkan pada perkara need analysis (analisa kebutuhan) secara umum lalu setelah itu membawanya pada kebutuhan masing-masing Instansi yang ada. Di sini ada terdapat mata rantai yang saling berkaitan satu sama lainnya. Jika anda melihat bahwa aturan itu sudah sesuai dengan kebutuhan Instansi maka anda mesti kembali kepada kebutuhan yang umum, tetapi setelah anda melihat pada kebutuhan umum lalu anda menemukan benturan yang nyata ataupun terselubung, maka jangan melanjutkannya untuk menjadikan aturan kebutuhan Instansi itu sebagai peraturan yang baku. Prinsipnya bahwa penentu untuk menjadikan suatu aturan itu menjadi baku maka perlu untuk mendasarkannya pada kebutuhan secara umum; kebutuhan daerah dan rakyatnya (ruang lingkup daerah otonomi). Demikian halnya dengan pembakuan aturan suatu Negara, tidak didasarkan pada kebutuhan sesaat dan khusus tetapi lebih kepada kebutuhan yang berkesinambungan dan umum.

 

 

 

  • Terbentuknya Negara dari Negara

Ketika bias-bias Hukum mulai muncul dan estetika tatanan Pemerintahan mulai lenyap maka kejadian berikutnya akan menjadi lebih parah. Fatamorgana dan ketidakindahan menyatu menjadi pengabaian. Ketika hal ini terjadi maka cepat atau lambat akan merusak sistem Pemerintahan yang baik dan bermuara pada pelepasan bagian-bagian dari suatu keutuhan. Ketika ada suatu daerah yang memiliki fatamorgana Konstitusi (penerapannya) lalu menunjukkan ketidakindahan tatanan, maka akhirnya daerah itu merasa terabaikan hingga mereka memutuskan untuk berpisah mutlak dari induk keutuhan. Inilah kejadian yang sekarang ini disebut Negara-negara bagian atau pendirian Negara baru dari suatu Negara. Bagaimanapun luasnya suatu Negara secara geografis, tidak akan mudah terpisah-pisah jika saja bagian-bagian daerah tidak merasa terabaikan atau kurang perhatian. Justru mereka dengan sekuat tenaga akan menjaga keutuhan Negaranya. Sekalipun secara kondisional mengatakan bahwa daerah itu boleh menjadi suatu Negara lagi, tetapi jika rakyat yang ada di dalamnya merasa aman, nyaman dan sejahtera maka tidaklah mudah mereka menyatakan kemerdakaan sendiri sebagai suatu Negara baru. Tetaplah ingat bahwa apapun bentuknya, jika ia beraliran kiri (lain ideologi dan filosofi), merasa diri mampu dan dapat berdiri sendiri atau menganggap bahwa ia telah dapat terpisah dari induknya, maka itu disebut perpecahan, baik yang terselubung maupun yang nyata.

RATAKAN TANAH YANG BERGELOMBANG

          Jalan-jalan raya yang ada dalam suatu daerah dapat menggambarkan bagaimana pola pikir Pemerintah setempat. Memang agak aneh jika pernyataan ini dikemukakan, namun satu hal yang jelas bahwa Pemerintah setempat boleh dilihat pola pikirnya dari kondisi jalan-jalan raya yang ada di daerahnya. Seharusnya Pemerintah nampak bahwa urgensi jalan raya tidak lepas dari peran pikiran Pemerintah dalam merealisasikannya. Jangan pernah berpikir bahwa urusan jalan raya adalah urusan Instansi tertentu. Anda mesti nampak bahwa apapun yang menjadi kepentingan suatu daerah merupakan kepentingan bersama dan urusan bersama. Tidak ada yang menjadi urusan pribadi, kelompok atau Instansi tertentu, semuanya dipikirkan dan dilakukan dalam suatu urusan kesatuan. Semua orang tahu jika jalan raya sangat penting bagi kehidupan manusia pada umumnya dan pengguna jalan pada khususnya, mereka semua tidak dapat untuk tidak berkata bahwa mereka sangat membutuhkan jalan raya yang memadai dan bagus untuk dilalui. Pikiran seperti ini adalah salah satu kesan bahwa mereka memiliki estetika di dalam hati, mereka tidak menghendaki keadaan jalan yang bergelombang apalagi berlubang-lubang, olehnya itu adalah hal yang tepat untuk dikatakan jika perihal jalan raya merupakan kesan dari pola pikir suatu Pemerintahan. Namun dalam bagian ini kita tidak membahas perihal jalan raya secara infrastruktur tetapi lebih kepada karakter jalan yang di dalam hati.

          Ketika anda berjalan di atas jalan yang rata dan mulus, tentu anda akan sedikit memberi komentar bahwa jalan ini sangat indah, bagus, dan menyenangkan untuk dilalui. Namun jika anda melalui jalan yang tidak rata dan berlubang maka tentu anda juga akan berkomentar jika jalan ini tidak baik untuk dilalui dan sangat tidak menyenangkan. Dalam jiwa manusia terdapat tiga unsur yang berperan penting dalam eksistensi manusia, salah satunya disebut dengan PIKIRAN. Dalam bagian jiwa ini terdapat banyak hal yang memampukan manusia untuk bereksistensi dalam perkara berpikir dan sekaligus akan memberikan kesan tentang bagaimana manusia itu. Hal-hal yang ada dalam pikiran manusia itulah yang disebut dengan JALAN-JALAN RAYA atau JALAN-JALAN PIKIRAN. Dalam kehidupan manusia, seringkali kita mengalami masalah yang seringkali pula membawa manusia ke jalan yang buntu. Jalan ini tidak memiliki terusan sehingga jika anda berusaha untuk terus berjalan maka pada akhirnya anda akan terbentur dan merasa sakit sekali. Jalan pikiran manusia terkadang seperti angin yang tidak ditahu darimana asalnya dan kemana ia pergi, masih sangat labil, namun bagaimanapun, jalan pikiran manusia sungguh mudah untuk diterka dan dimengerti jika dipelajari. Hal ini sama sekali bertolak belakang dengan jalan pikiran Tuhan yang sangat stabil, rata, lurus, dan menyenangkan bagi mereka yang hanya berjalan di jalan-Nya.

          Satu hal yang perlu manusia pahami bahwa tidak satupun jalan pikiran manusia yang sifatnya baik, semuanya bejat dan merusak dan jikapun ada bentuk pikiran yang baik, itu hanya sebatas manusiawi saja. Semua manusia telah mengkonsumsi sekaligus baik buah Pengetahuan yang baik dan yang jahat sehingga manusia terkadang sukar memisahkan mana yang baik dan mana yang jahat. Oleh sebab itu ada banyak orang yang menyangka bahwa jalan yang dilaluinya adalah lurus, tetapi sesungguhnya jalan itu bengkok dan membawa kepada maut. Ada pula jalan pikiran manusia yang bergelombang sehingga ia tidak tenang dan gelisah ketika ia melalui jalan yang ditempuhnya. Ada juga jalan pikiran manusia yang berlubang-lubang sehingga ia harus berjalan dengan sangat pelannya dan terkadang ia terjerumus masuk ke dalam lubang jalan itu hingga dapat merusak kendaraan yang digunakannya. Bagaimana kondisi pikiran anda akan sangat menentukan bagaimana kondisi jalan yang anda akan buat dan lalui. Jika saja anda tahu dan pahami bahwa memberi suap dan menerima suap adalah hal yang tidak benar maka tentu anda tidak akan menempu jalan itu dan sungguh-sungguh menolak untuk melalui jalan itu. Jika saja anda tahu dan pahami bahwa merongrong Pemerintah justru akan membawa keadaan bangsa anda ke muara yang penuh dengan buaya, tentu saja anda tidak akan melalui jalan itu dan mencari jalan yang sudah diberikan berdasarkan koridor konstitusi yang ada. Jika saja anda tahu dan pahami bahwa kegiatan demonstrasi yang anda dasari atas nama Hak Asasi Manusia namun sementara itu pula anda melanggar Hak Asasi Manusia yang lain dengan tindakan anda yang anarkis maka tentu anda akan segera menghindar dari cara atau jalan itu dan lebih menghargai Hak Asasi Manusia yang lainnya. Jika saja anda tahu dan pahami bahwa pendirian partai adalah bentuk dari perpecahan yang selalu menjadi dasar bagi aktifisnya untuk menunjukkan rasa bangga diri, rasa lebih dari orang lain, rasa lebih mampu dari yang lain, sikap yang tidak puas dengan Pemerintah yang menjabat pada saat itu, sikap yang menganggap bahwa Pemerintahan yang ada telah gagal dan seolah-olah merekalah (partisan) yang akan membawa perubahan yang didasarkannya pada Visi dan Misi yang dianggapnya jauh lebih baik maka tentu anda akan mempertimbangkan kembali dan apa yang menjadi ide atau pikiran yang baik menurut anda, anda akan lakukan sesuai dengan koridor konstitusi dalam hal penyampaian aspirasi, bukannya mendirikan lagi partai yang baru.

          Dalam dunia Pemerintahan, ada satu hal penting yang mesti anda perhatikan bahwa ketika anda masuk dalam Pemerintahan maka anda harus siap untuk menjadi seorang Hamba untuk melayani dan bukan dilayani, lalu anda sebagai rakyat yang menjadi tuan dalam Pemerintahan seharusnya dengan bijak memperhatikan pelayan-pelayan anda dan memberikan yang terbaik kepada pelayan-pelayan masyarakat.  Jika anda melihat ada jalan yang bergelombang yakni jalan yang mungkin saja halus namun tidak rata maka anda sebagai Pemerintah segera memperbaikinya dengan cara menggeser gelombang-gelombangnya dan        meratakannya. Jenis jalan ini mengkhiaskan bahwa adanya jalan pikiran yang tidak stabil, jalan pikiran yang sebentar naik dan sebentar turun dan akhirnya membuat rakyat kelelahan untuk tiba di tempat tujuan karena mereka tidak mengerti dengan baik apa yang Pemerintah inginkan, apa yang menjadi tujuan Pemerintah dan kemana Pemerintah akan membawa bangsanya. Kemudian, jika anda melihat ada jalan yang berlubang, pikiran yang berlubang-lubang, Pemerintah segera menimbunnya dan meratakannya. Jenis pikiran ini adalah pikiran yang benar-benar rusak, pikiran yang menjerumuskan dan dapat mencelakakan. Kesimpulannnya adalah bahwa baik jalan yang bergelombang (pikiran yang tidak stabil) maupun jalan yang berlubang (pikiran yang merusak dan mencelakakan) mesti diratakan dan ditimbun agar segala macam bentuk pikiran yang tidak stabil dan mencelakakan bangsa anda akan lenyap atau minimal berkurang.

MEMAKAI JUBAH DAN CINCIN

          Memakai jubah dan mengenakan cincin di sini sekali lagi hanya khiasan dari apa yang sebenarnya akan dibahas berikut ini. Memakai jubah merupakan salah satu langkah yang perlu dilakukan dalam pemulihan. Jubah berbicara tentang martabat dan martabat berbicara perihal jati diri dari suatu kedudukan yang tepat. Singkatnya bahwa Jubah berbicara perihal kedudukan atau siapa diri anda yang sebenarnya. Ini berarti bahwa memakai jubah adalah membawa kembali posisi atau kedudukan anda masing-masing secara tepat dalam suatu Pemerintahan, artinya bahwa setiap anda mesti nampak posisi anda masing-masing. Jika anda berada di posisi sebagai Pemerintah maka pahamilah bahwa anda adalah seorang Pemerintah dan pahami pula posisi Pemerintah sebagai hamba untuk melayani dan bukan dilayani. Demikian pula sebaliknya, jika anda berada pada posisi sebagai Rakyat, maka pahamilah bahwa anda adalah rakyat yang mesti taat dan tunduk di bawah Pemerintahan yang ada dimana Pemerintahan memiliki Dasar dan Konstitusi Negara yang mutlak dijadikan supremasi. Pahamilah bahwa memakai Jubah berbeda dengan memakai Baju karena Baju dan Jubah merupakan dua hal yang berbeda. Memakai Jubah juga berbicara tentang pemulihan kekuasaan, penegakan kekuasaan, dan penegasannya agar Pemerintahan anda penuh dengan wibawa seperti sedia kala, seperti saat anda pertama kali dilantik secara hukum di depan rakyat anda.

          Berikutnya adalah mengenakan cincin. Cincin berbicara mengenai Ikatan Perjanjian. Mengenakan cincin berarti mengenakan kembali Ikatan Perjanjian yang telah diikrarkan. Minimal mengingat kembali janji yang telah diikrarkan ketika anda dipilih menjadi seorang pejabat Pemerintahan. Janji di sini lebih mengacu kepada janji hukum yang anda ikrarkan pertama kali saat dilantik di depan rakyat anda. Kemudian, ada ikatan perjanjian, ini berbicara tentang ikatan perjanjian dengan rakyat anda. Janji ini selain janji yang anda ikrarkan saat dilantik, juga Apa yang anda telah janjikan kepada rakyat (bukan janji muluk saat kampanye) yang didasarkan pada analisa kebutuhan atau kebutuhan rakyat yang didasarkan pada analisa yang cermat. Kepada janji Inilah yang anda mesti beri perhatian penuh. Ini adalah ikatan janji dan tidak boleh diingkari. Genapi apa yang telah anda janjikan atau ikrarkan, hargai perkataan anda sendiri yang telah keluar dari mulut anda sendiri.

          Ketika anda menuju kepada pemulihan, maka anda perlu untuk memakai jubah dan mengenakan cincin sebagai tanda pendamaian dan pemulihan yang akan segera terjadi. Hanya orang yang bodoh yang tidak ingin menerima Jubah dan Cincin, kata lainnya adalah bahwa hanya orang yang bodoh yang tidak menginginkan suatu pendamaian bagi Pemulihan. Justru orang yang merindukan Pemulihan adalah orang yang pantas untuk menjabat posisi Pemerintah tetapi dengan tidak lagi membentuk partai yang lain lagi atau apapun itu karena semuanya itu hanyalah kasus perpecahan yang sama dengan penyembahan berhala. Banyak orang yang menginginkan pemulihan tetapi lebih banyak lagi orang yang menginginkan pemulihan dengan cara mereka sendiri hingga akhirnya berbenturan dengan Pemerintahan yang ada.

BERSYUKUR

          Satu hal penting yang seharusnya menjadi Life Style dalam hidup ini adalah selalu mengucapkan syukur atas segala sesuatu atau bersyukur atas segala sesuatu yang terjadi dalam hidup ini. Adalah kesan yang sangat angkuh ketika manusia tidak lagi bersyukur atas apa yang telah ia alami dalam hidupnya. Apapun yang terjadi seharusnya anda senantiasa bersyukur dalam hidup anda. Mungkin ada yang berkata, saya mau bersyukur atas segala kebaikan yang telah saya alami dalam hidup saya. Ada juga yang berkata, aku bersyukur atas kebaikan dan keburukan yang telah saya alami dalam hidup saya. Bagaimanapun atau apapun yang terjadi dalam hidup anda maka seharusnya ucapan syukur selalu menjadi gaya hidup anda sehari-hari. Tahukah anda bahwa ucapan syukur merupakan kunci dalam kesuksesan setiap harinya? Tahukah anda bahwa ucapan syukur akan membawa anda ke tempat-tempat yang luar biasa yang bahkan tidak pernah anda alami atau datangi? Tahukah anda bahwa dengan bersyukur maka akan membuat anda menjadi pribadi yang kuat dalam menghadapi setiap badai persoalan? Tahukah anda bahwa ucapan syukur akan melatih jiwa anda yang rapuh dan sempit agar menjadi jiwa yang lapang untuk menerima semua keadaan di sekitar anda? Tahukah anda bahwa ucapan syukur yang anda ucapkan dari dalam hati dapat memulihkan keadaan anda?

          Semua manusia pastilah pernah mengalami banyak masalah. Tidak satupun manusia yang tidak memiliki masalah dalam hidupnya. Khususnya dalam hidup berbangsa dan bernegara, ada banyak masalah yang pasti dihadapi atau akan dihadapi entah itu ringan maupun berat. Namun satu yang pasti bahwa jika anda masih dapat mengucapkan syukur dalam keadaan apapun, maka semua hal yang disebutkan di atas menjadi bagian hidup anda. Sebenarnya, rasa syukur ini seharusnya lebih dilakukan oleh rakyat dalam suatu Negara lebih dari Pemerintahnya. Dengan kata lain bahwa apapun yang terjadi dalam Negara anda maka sebaiknya dengan bijak anda menyikapinya dengan rasa ucapan syukur. Jangan berkata bahwa untuk apa bersyukur dengan keadaan Pemerintah yang memiliki sikap sedemikian mengecewakan. Tetapi sebaliknya anda harus mengucap syukur dengan hal itu lalu memberkati Pemerintah anda. Sebenarnya, rahasia mengapa suatu Bangsa dan atau Negara yang mengalami keadaan yang kian memburuk, itu karena satu hal yang sederhana saja yakni tidak adanya rasa ucapan syukur atas apa yang mereka alami dan tidak adanya sikap untuk saling memberkati satu sama lainnya. Justru yang dilakukan adalah sebaliknya, mereka hanya bisa mengkritik dan bahkan merongrong Pemerintah dengan alasan yang terlalu angkuh. Bukankah sikap yang angkuh ketika anda hanya berfokus kepada kekurangan orang lain? Bukankah sikap yang angkuh jika anda menganggap diri lebih baik dari orang lain? Bukankah sikap yang angkuh jika menganggap orang lain gagal sehingga anda serta merta membawa diri sebagai orang yang dapat merubah atau memulihkan keadaan? Bukankah sikap yang angkuh ketika anda berkata “Turunkan si A dari jabatannya”, bukankah sikap yang angkuh ketika anda berkata “Hukum berat mereka yang terlibat dalam pornografi”, seakan-akan anda sudah jauh lebih baik, suci, dan benar daripada mereka yang bersalah. Di lain sisi, dengan berbuat demikian anda telah sedang tidak menghargai Pemerintah anda yang memiliki wewenang dalam memutuskan perkara keadilan yang sekalipun terkadang mereka tidak adil dalam memutuskan suatu perkara. Namun seharusnya sikap anda sebagai rakyat yang rendah hati dan bijak hanya boleh bersyukur atas keadaan itu dan memberkati Pemerintah anda agar Pemerintah anda diberi hati yang murni dalam melakukan setiap perkara. Tahukah anda bahwa ketika anda sering mengkritik atau bahkan merongrong Pemerintah maka yang akan datang bukanlah perubahan seperti yang anda inginkan, tetapi justru keadaan yang semakin buruk. Mungkin ada yang berkata, tidak ada pengaruhunya jika kami hanya bersyukur dan memberkati Pemerintah kami sementara mereka justru tambah berbuat yang tidak-tidak. Jika anda berpikir seperti ini maka itu berarti bahwa anda sama sekali tidak mengenal KUASA TUHAN dan percuma saja anda percaya kepada Tuhan yang Maha Kuasa. Seperti yang telah dibahas dalam Bab sebelumnya bahwa Pemerintah adalah wakil Tuhan. Dalam hal ini ada hal yang perlu diperhatikan yakni pertama, jika Pemerintah adalah wakil Tuhan maka setiap rakyat harus taat dan tunduk di bawah pemerintahan yang ada sama seperti mereka belajar taat dan tunduk terhadap Tuhan yang disembahnya. Kedua, jika Pemerintah adalah wakil Tuhan, maka seharusnya mereka yang menjabat dalam Pemerintahan mesti nampak bahwa mereka adalah delegasi yang Maha Kuasa yang seharusnya mengekspresikan secara maksimal Citra Tuhan yang baik dan benar selama mereka menjabat dalam Pemerintahan dan juga mesti nampak bahwa mereka adalah Hamba yang melayani agar mereka senantiasa berperilaku sama seperti seorang hamba terhadap tuannya, bukannya seperti seorang boss yang minta untuk dihargai karena merasa diri seorang pejabat atau pelaku Pemerintahan.

          Bersyukur atas segala hal dalam hidup sangat mempengaruhi keadaan jiwa anda. Hal ini memungkinkan anda menjadi pribadi yang tangguh dan rendah hati sehingga perilaku anda dalam hidup berbangsa dan bernegara akan menjadi lebih baik dan benar dan terlebih akan menjadi orang yang kesenangannya mendahulukan kepentingan orang lain dari kepentingan diri sendiri. Bersyukur menuntut anda untuk selalu menerima keadaan apapun tanpa mengeluh. Bersyukur menuntut anda untuk selalu melihat ukuran diri sebelum memberi ukuran itu kepada orang lain. Bersyukur menuntut anda untuk melakukan apa saja yang baik buat Bangsa dan Negara anda tanpa harus menyatakannya kepada Pemerintah apa lagi hingga berlaku tidak tepat dan tidak benar terhadap Pemerintah. Bersyukur juga menuntut anda untuk menjadi pelengkap bagi kekurangan-kekurangan yang ada, sama seperti dalam satu tubuh manusia, jika tubuh itu memiliki kaki yang sementara sakit sehingga kurang berfungsi maka secara spontan tangan akan menutupi kekurangan itu dengan membuat kayu penopang atau tongkat untuk membantu kaki tanpa tangan harus mengeluh terlebih dahulu sambil berkata, “Ah, sebenarnya ini tugas kaki untuk berjalan, tetapi kenapa saya yang harus repot untuk membuatkannya sebuah penopang”. Semua akan berlangsung otomatis ketika satu kesatuan tubuh itu tahu bagaimana bersyukur, jika satu kesatuan tahu bagaimana bersyukur maka anggota-anggota tubuh yang lain tidak akan pernah melakukan suatu pekerjaan menutupi kekurangan dengan keluh-kesah, ia tahu bagaimana cara bekerja dalam satu tim dan ia tahu bagaimana melakukan yang terbaik bagi anggota tubuh yang sementara sakit, mengapa demikian? Itu karena mereka semua adalah satu tubuh yang bersyukur atas semua yang telah sedang menimpa satu anggota tubuh itu dan karena mereka satu tubuh maka anggota yang lainnya akan segera melakukan pekerjaan menutupi kekurangan atau melengkapi kekurangan untuk sebuah keseimbangan, semua terjadi secara sistematis dan sistemis, jika tidak maka semua anggota tubuh pasti merasakan kesusahan yang sangat dan akhirnya semua akan merasa sakit.

          Untuk mengalami suatu pemulihan yang berarti, tidak saja mengetahui makna dari suatu pemulihan, namun lebih dari itu bahwa untuk mewujudkan suatu pemulihan, maka selain memahami maknanya, juga anda perlu melakukannya dalam setiap ekspresi hidup anda. Anda sebagai rakyat mesti nampak untuk tetap berada pada posisi yang semestinya, demikian pula anda sebagai pemegang Kekuasaan dalam Pemerintahan, mesti tahu pada posisi mana anda berdiri sehingga masing-masing anda akan bekerja secara hirarkis dalam sistem Pemerintahan yang ada. Dengan kata lain bahwa masing-masing anda tahu bagaimana harus berbuat dan bagaimana harus bertanggung jawab dalam melaksanakan tanggung jawab yang diemban. Semuanya dilakukan dengan otomatis sama seperti anggota-anggota tubuh dalam satu tubuh, bekerja secara otomatis dalam batasan kemampuan masing-masing dan melengkapi kekurangan anggota tubuh yang lain juga secara otomatis hingga pada akhirnya Bangsa dan Negara anda akan dibawa pada Pemulihan yang dahsyat sehingga setiap anda yang berada di dalamnya merasa seperti orang yang bermimpi karena Sang Pencipta, Tuhan telah memulihakan keadaan anda dan Negara anda.

 

Impressum

Texte: Fernandes Arung
Bildmaterialien: Penerbit Putri Yolanda
Cover: Penerbit Putri Yolanda
Tag der Veröffentlichung: 16.04.2021

Alle Rechte vorbehalten

Widmung:
Belakangan ini, beberapa negara mengalami chaos akibat resesi dan degradasi moral dari Pemerintah dan Rakyat yang menyebabkan terbentuknya 'The Pro and Cons' dari Pemerintah 'incumbent'. Semuanya terjadi karena sifatnya yang bobrok dan karena mereka tidak lagi saling menghormati dan tahu posisinya masing-masing dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Rakyat untuk sementara waktu melupakan tanggung jawab dan sikapnya untuk mematuhi dan menaati Pemerintah yang ada, sebaliknya Pemerintah juga untuk sementara waktu melupakan tanggung jawab dan sikapnya untuk memimpin, melindungi masyarakat, dan memenuhi kebutuhan rakyatnya karena masing-masing mempunyai pendapat dan caranya sendiri sehingga momentum ini dijadikan oleh para ahli untuk berkomentar tetapi tanpa realisasi pelaksanaan - semuanya hanya bahasa verbal politik.

Nächste Seite
Seite 1 /