Cover

0

Benih untuk Negeri Gurun

Beberapa ratus tahun yang lalu bumi mengalami kehancuran. Berbagai bencana melanda bumi, hanya seperempat dari penduduk bumi yang bertahan hidup dan setengah dari daratan di bumi tenggelam dalam lautan karena tsunami yang maha dahsyat. Hanya beberapa tempat yang masih utuh tidak tersapu terjangan tsunami, tetapi ditempat-tempat tersebut mengalami kekeringan hingga saat ini. Tempat-tempat kering tersebut disebut Negeri Gurun oleh Manusia saat ini.

Disuatu tempat di Negeri Gurun terdapat sebuah tempat dimana terdapat hutan yang rindang, air yang jernih, udara segar dan sejuk. Tempat ini disebut Nivana tetapi tidak ada satu pun manusia yang dapat menemukannya. Sehingga keberadaan Nivana diragukan. Nivana adalah satu-satunya harapan Manusia Negeri Gurun untuk menghijaukan Negeri Gurun.

Negeri gurun terlihat seperti tidak ada kehidupan. Sebenarnya para penduduknya tinggal didalam gua-gua yang dibuat sendiri maupun yang alami, untuk menghindari cuaca ekstrem seperti Badai Panas. Badai tersebut sangat ditakuti oleh penduduk negeri gurun karena apapun yang dilewati oleh badai panas akan hangus terbakar bahkan sampai tidak bersisa. Maka penduduk gurun yang membangun banyak gua untuk tempat singgah supaya tidak terkena badai panas bila akan melakukan ekspedisi maupun perjalanan.

Negeri gurun terdapat 3 sektor, sektor 1 yang menjadi pusat kota Negeri Gurun walaupun kota tersebut terdapat didalam gua yang besar yang sanggup menampung 5.000 penduduk. Sektor 2 adalah pusat dari kota teknologi yang dikembangkan oleh 900 peneliti dan penemu yang tinggal di dalam gua sektor 2. Peneliti dan penemu di sektor 2 bertugas untuk mengembangkan teknologi untuk kelangsungan hidup manusia. Sedangkan sektor 3 adalah sektor yang sekarang berpenduduk lebih 500 orang yang terdiri dari para pemburu, dan penjelajah yang bertugas untuk mencari sesuatu untuk kelangsungan hidup manusia dan pencari Nivana. Bisa di bilang sektor 3 adalah sektor yang paling rendah dari sektor lainnya dan tugas nya lebih berbahaya sehingga tidak heran setiap tahunnya penduduk sektor 3 terus berkurang.

***

“Terkutuklah para nenek dan kakek moyang kita!!!” Ucap Alpha kesal sambil melempar batu kerikil dengan kencang keluar dari mulut gua, dan cess... batu itu meleleh karena Badai panas. Alpha menatap nanar batu kerikil yang menjadi cairan hitam tersebut.

“Ka! Ayo lari... sebentar lagi badainya bakal masuk Ka!” Ucap Metta sambil menarik Alpha jauh-jauh dari mulut gua menuju kedalam gua yang jauh lebih aman. Alpha pun melihat adiknya sambil berlari yang masih berumur 12 tahun itu, tangannya yang mungil menggenggam erat tangan Alpha , peluh bercucuran disetiap helai rambutnya. Orang tua Alpha dan Metta meninggal dalam perjalanan mencari Nivana, Alpha tidak ingin kehilangan Metta seperti dia kehilangan orangtuanya.oleh karena itu Alpha sangat membenci nenek dan kakek moyangnya yang sudah membuat bumi hancur dan gersang. Ya... ini semua karena salah nenek dan kakek moyangnya yang tidak melihat apa yang diderita anak cucu mereka dimasa depan, yang disebabkan oleh kesalahan mereka.

Metta semakin mengajak Alpha masuk kedalam gua, sampai pemandangan sekitar Metta dan Alpha berubah dengan keramaian penduduk sektor 3 yang bekerja sesuai dengan tugas masing-masing. Metta menatap Alpha, Metta khawatir dengan kakaknya. Alpha mulai berubah menjadi tempramental setelah kepergian orang tua mereka. Usia Alpha hanya beda beberapa tahun dengan Metta yaitu 16 tahum, tetapi Alpha harus menanggung semua sendiri.

Metta mempererat genggaman tangan Alpha, Kakaknya yang dulu ceria berubah menjadi pemurung dan tertutup. Tatapan matanya yang dulu selalu cerah sekarang terlihat redup, senyuman yang biasa tersungging dari bibir itu mulai menghilang. Alpha sudah berubah tetapi bagi Metta, Alpha adalah satu-satunya orang yang berharga bagi Metta.

“Ka... Ayo! Sebentar lagi kita sampai rumah.” Ucap Metta kembali menarik tangan Alpha. Metta dan Alpha pun menembus keramaian menuju rumahnya yang berada dibagian paling dalam gua sektor 3.

***

Beberapa hari setelah itu, bunyi bel pengumuman orang-orang yang terpilih menjadi pencari Nivana disiarkan. Seperti siaran 1 tahun yang lalu yang menyiarkan nama orangtua Alpha dan Metta dan yang lainnya yang sama tidak kembali setelah mencari Nivana dan dikabarkan terkena Badai panas.

“Hari ini tanggal 1 februari 2220 tepat 1 tahun setelah pengiriman pencari Nivana yang lalu. Hari ini akan diumumkan Pencari Nivana yang ke-45. Berikut adalah nama-nama pahlawan kita tahun ini.” Ucap penyiar dengan nyaringnya.

Saat itu Alpha dan Metta sedang membereskan rumah batu mereka. Alpha terdiam mendengar pengumuman tersebut. Alpha berharap bukan seseorang yang dekat dengannya yang terpilih. Alpha mendekati Metta yang sama-sama terdiam mendengar pengumuman tersebut.

“Imaze”Ucap Penyiar

“Roza” Lanjut Penyiar

“Ka! Kak Roza pergi...” Ucap Metta sambil melihat Alpha yang mulai tegang. Roza adalah gadis cantik teman Alpha yang berumur 15 tahun. Alpha dan Roza sangat dekat sehingga banyak yang mengira mereka berdua berpacaran. Roza selalu menemani Alpha sampai saat ini walaupun Alpha lebih sering mengacuhinya.

“Zawa”

“Al...” Tiba-tiba penyiar berhenti menyebutkan nama tersebut seakan sedang berbicara dengan seseorang karena terdengar suara berbisik-bisik.

“Maaf membuat kalian menunggu.” Ucap Penyiar sambil tertawa yang terdengar canggung.

“Keluarga Alpha dan Metta” Ucap Penyiar pelan seakan khawatir dengan keadaan Alpha dan Metta. Lalu penyiar pun melanjutkan menyebutkan nama Pencari Nivana sampai 15 orang yang menjadi Pencari Nivana.

“Ka... kita pergi... “ Ucap Metta sambil memeluk badan Alpha yang menegang.

Kenapa harus keluarga kami lagi?! Tanya Alpha dalam hati kesal.

“Kita hadapi bersama Met, Kamu, Roza, dan Kakak” Ucap Alpha berusaha menelan kekhawatirannya sendiri. Tetapi Metta menyadari kekhawatiran Kakaknya itu.

***

Malam hari pun tiba, Pencari Nivana ke-45 dikumpulkan untuk mempersiapkan diri untuk keluar sektor 3. Perlengkapan pun sudah dipersiapkan oleh kepala sektor 3. 15 orang pencari Nivana pun pergi dari sektor 3 setelah mendengar pengarahan dari kepala sektor 3.

Malam hari digurun sangat dingin tetapi tidak membuat Pencari Nivana khawatir karena malam hari adalah saat yang tepat untuk keluar dari gua. Keheningan menyelimuti setiap langkah Pencari Nivana, yang sebagian dari kelompok berusia anatara 12 sampai 17 tahun dan yang tertua berusia 25 tahun. Entah mengapa mereka memilih anak-anak yang berusia produktif seperti kelompok ini.

“Roza...” panggil Alpha. Alpha pun memeluk Metta anak yang paling muda dalam kelompok. Kenapa Metta terpilih? Kenapa kami terpilih? Itulah yang ada dalam pikiran Alpha saat itu.

“Alpha... Metta...” Ucap Roza lalu menghampiri Alpha dan Metta. Alpha terdiam melihat Roza. Temannya yang satu ini selalu saja mendengar panggilannya.

“Roza kenapa kita yang terpilih?” Ucap Alpha dengan suara lemah, Roza pun menggenggam tangan Alpha. Roza tahun Alpha telah berubah menjadi seseorang yang lemah oleh karena itu Roza selalu menemani Alpha dan selalu menyemangatinya.

“Pasti ada alasannya Al... sudah dengar aku... jangan berfikir macam-macam, kita harus menemukan Nivana.” Ucap Roza lembut, sambil menuntun Alpha untuk terus berjalan diikuti oleh Metta yang berjalan dibelakang.

“Adikku dia masih sangat muda Roz.” Ucap Alpha.

“Pasti ada alasannya mengapa Metta ikut Al” Ucap Roza lalu berhenti melangkah sambil melihat ke arah gua. Tempat istirahat dan perhentian pertama yang dibuat sengaja untuk para pencari Nivana dan para tamu dari sektor lain.

“Perhentian pertama kita.” Ucap Roza sambil tersenyum. Alpha pun membalas senyum Roza, rasa lelah terasa menggelayuti matanya.

Ya... perhentian pertama ini saat yang baik untuk istirahat dan membersihkan pikiran. Pikir Alpha sambil menghembuskan napas yang terasa berat.

***

11 hari kemudian, pencarian masih belum menghasilkan temuan apapun. Persediaan makanan dan minuman mulai menipis. Keadaan kelompok pun terlihat sangat kelelahan. Mencari sesuatu tanpa pentunjuk adalah sesuatu yang terlihat mustahil, hal inilah yang mulai membuat kelompok pencari nivana mulai putus asa.

“Mungkin lebih baik kita istirahat di gua ini selama 2 hari, untuk menenangkan pikiran dan menjernihkan pikiran. Sepertinya kita mulai lelah dengan pencarian ini.” Ucap Imaze lelaki tertua di kelompok pencari nivana dan ketua kelompok. Imaze menatap semua anggotanya sampai terpaku pada Metta yang terlihat masih bersemangat.

“ Metta gimana? Mau Istirahat dulu?” Ucap Imaze sambil tersenyum.

“Mau Kak, Metta mau main dengan Kakak... lempar kerikil ke badai panas....hehehe” Ucap Metta bercanda. Membuat semua anggota tersenyum tertular semangat Metta. Alpha menatap Metta sambil tersenyum, jadi ini maksudnya memasukan metta kekelompok ini pikir Alpha.

Selama masa istirahat para pencari Nivana lebih banyak berdiam diri dan berburu beberapa binatang melata untuk dijadikan makanan, sedangkan persediaan makanan yang mereka bawa dari sektor 3 disimpan untuk cadangan makanan. Beberapa ada yang memikirkan tentang keberadaan Nivana, tetapi tidak menghasilkan apa-apa.

“Lihat kak... Apa pun yang dilewati Badai panas pasti terbakar... Lihat ini....” Ucap Metta sambil melemparkan batu keluar mulut gua dari jarak yang jauh dan batu pun meleleh.

“Apapun yang dilewati Badai panas, hewan, manusia, dan makhluk hidup lainnya pasti meleleh seperti batu.” Lanjut Metta.

“Ya... ini semua karena nenek moyang kita yang tidak tahu cara memelihara bumi.” Ucap Alpha tiba-tiba Alpha teringat sesuatu.

“Astaga....!!!! Kenapa tidak ada yang memikirkannya selama ini ....!” Ucap Alpha lalu berlari menghampiri kelompok. Alpha pun menghampiri Imaze dan menyampaikan apa yang ada dipikirannya.

***

“Jadi, Nivana itu berada di suatu tempat yang terlindungi dari badai panas. Satu-satunya tempat dinegeri gurun yang tidak terkena badai panas hanya Gua. Dan hampir semua gua di negeri gurun sudah ditempati oleh manusia ...” Ucap Retto memaparkan.

“Dan hanya 1 gua yang tidak dapat ditempati oleh Manusia...” Ucap Zet

“Gua terlarang...” Ucap Roza melanjutkan.

“Oke... cukup bermain untaian katanya, sekarang kita pikirkan bagaimana caranya kita masuk kedalam gua terlarang. Disana banyak sekali binatang yang berbahaya, kita harus hati-hati. Kita membawa anak-anak dalam kelompok kita.” Ucap Imaze sambil melihat Metta.

“Kita harus mempersenjantai diri kita.” Ucap Alpha sambil memegang bebatuan dan senjata yang mengalirkan listrik dan yang lainnya. Senjata-senjata tersebut berada di kantong yang diberi oleh ketua sektor 3 pada tiap orang.

“Oke... sepertinya cukup.” Ucap Imaze sambil memeriksa kantong kecilnya yang memuat berbagai senjata dan persediaan makanan. Sedangkan anggota kelompok yang lainnya pun ikut memeriksa kantongnya. Imaze pun menatap Alpha dan Metta bergantian.

“Alpha jaga adikmu. Metta jangan bikin kakakmu susah. Oke.?” Ucap Imaze menghampiri Metta dan mengelus rambut Metta.

“Oke!!” Ucap Metta semangat

***

Satu hari kemudian , kelompok pencari Nivana pun mendatangi gua terlarang yang dimaksud pada malam hari. Sesampainya di mulut gua terlihat kegelapan tidak berujung di dalam sana, selain itu terdengar suara binatang-binatang yang mulai memburu sesama penghuni gua tersebut.

Imaze pun memimpin kelompok untuk memasuki gua dengan di bekali beberapa lampu penerangan genggam. Semuanya berjalan mulus ternyata binatang-binatang yang diperkirakan buas tersebut takut pada keberadaan manusia sehingga bersembunyi dibalik bebatuan gua. Sampai tiba dibagian gua yang paling dalam membuat kelompok pencari Nivana terkejut.

Pepohonan, pohon buah, burung, air, rumput, udara segar tanpa debu dan pasir, itulah yang dilihat dan dirasakan oleh para pencari Nivana. Rasa bahagia dan syukur merasuk dalam hati, Nivana bukanlah kebohongan melainkan nyata. Semua orang dalam kelompok menghampiri dan melihat semua kekayaan alam yang tersembunyi itu dari dekat.

“Hei Maz, ini bisa dimakan?” Ucap Rota sambil mengambil buah dari pohon tersebut. Tanpa menunggu jawaban dari Imaze Rota langsung memakan buah tersebut. Imaze hanya menghela napas.

“Segar sekali rasanya...” Ucap Rota selesai mencicipi buah tersebut.

“Rota, kendalikan dirimu... jangan rakus.” Ucap Imaze membentak Rota yang sudah siap mengambil buah lainnya.

“Maz, Apa kamu mau mengambil semua ini untuk negeri gurun?” Ucap Alpha.

“Aku pikir mungkin lebih baik mengambil semua ini, tapi... lihat kalau kita ambil semua ini kita tidak akan pernah bisa melihat pemandangan ini seumur hidup kita.” Ucap Imaze lalu menghampiri sebuah pohon yang berbuah lebat. Imaze pun memetik 2 buahnya dan memberikan satu untuk Alpha. Alpha dan Imaze pun mencicipi buah tersebut.

“Segarnya...” Ucap Alpha dan Imaze bersamaan.

“Kakak... Metta mau cicip.” Ucap Metta menghampiri Alpha. Alpha pun memberikan buah itu pada Metta.

“Ini makan semuanya.” Ucap Alpha sambil tersenyum pada Metta. Metta memeluk kakaknya itu pertama kalinya Alpha benar-benar tersenyum tulus padanya sejak orangtua mereka meninggal.

“Oke... malam ini kita menginap disini. Besok kita pulang. “ Ucap Imaze pada semuanya.

“Tapi kita harus membawa ini semua.” Ucap Rota sambil melihat sekelilingnya yang dipenuhi oleh tumbuhan.

“Tidak kita hanya membawa benihnya. Kita tidak mungkin membawa semua ini. Lagi pun kita akan merusak satu-satunya sumberdaya alam yang kita miliki. Apa kamu mau suatu saat nanti anak dan cucu kita menderita seperti kita?” Ucap Imaze pada Rota dan semua anggotanya.

“Tidak...” Ucap semuanya. Alpha dan Metta menganggukkan kepalanya setuju.

“Oleh karena itu biarkan Nivana tetap seperti ini. Kita akan membawa benih tanaman disini kita akan menanamnya disetiap sektor. Kita akan membuat negeri gurun menjadi hijau. Ini adalah cita-cita kita, benar kan?” Ucap Imaze pada anggotanya dan semua setuju untuk mengambil benih tanaman dan tidak merusak nivana.

***

Para pencari Nivana pun pulang dan berhasil mendapatkan benih tanaman untuk menghijaukan setiap sektor. Setiap benih yang didapatkan oleh setiap sektor akan ditanam didalam tanah yang sudah disuburkan dengan berbagai usaha. Informasi tentang Nivana dirahasiakan oleh Pencari Nivana ke-45 agar tidak ada orang rakus yang memanfaatkan Nivana.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BIODATA

Nama: Hanna Noviana

Tanggal Lahir: 18 November 1990

Alamat: Jl. Pasir Kumeli No.H-107 Rt 01 Rw 01, Cimahi Tengah, Kota Cimahi

No. Telp : 022-70830671

No. Hp: 089656059092

 

 

 

 

 

Impressum

Tag der Veröffentlichung: 29.04.2013

Alle Rechte vorbehalten

Nächste Seite
Seite 1 /