Cover

L u g u



Kawan,

Lugu bukanlah kelemahan
Lugu bukanlah kekuatan
Lugu bukanlah kerugian
Lugu bukanlah keuntungan
Tapi Lugu adalah suatu ketegasan sikap


Kawan,

Lugu membuatmu tertawa
Lugu membuatmu menangis
Lugu membuatmu bahagia
Lugu membuatmu sedih
Karena Lugu adalah suatu ketegasan sifat


Kawan,

Lugu hanyalah sebuah kata
Lugu hanyalah sebutan
Lugu hanyalah keseharian
Lugu hanyalah kesederhanaan
Tapi tahukah ? Lugu merupakan keharmonisan


Kawan,
Lugu itu kealamian
Lugu itu keseimbangan
Lugu itu kesetaraan
Lugu itu keindahan
Karena Lugu itu membuat Tuhan tersenyum dan tertawa


Tersadar



Alam bawah sadarku bergerak
Alam bawah sadarku bergejolak
Alam bawah sadarku berontak
Alam bawah sadarku berteriak

Hai alam pikir, segeralah bekerja
Hai alam pikir, segeralah berputar
Hai alam pikir, segeralah berbuat
Hai alam pikir, segeralah bertindak

Hari berganti hari
Memori itu hampir meredup
Tahun berganti tahun
Nostalgia itu seakan hilang

Telah datang Dia
Dengan suatu perubahan
Perubahan yang mencengangkan
Mengingatkan kita akan masa lalu

Gelap dalam kegembiraan
Terang dalam kesedihan
Tampak malam diisi dengan kembang api
Tampak siang diisi dengan keniscayaan lampu

Gejolak hati anak kecil
Gembira mendapatkan mainan
Gejolak pikir anak remaja
Haru biru dalam keasmaraan

Semu dan nyata menjadi satu
Hati dan pikir melebur
Air dan api berbaur
Laut dan daratan tak berbatas

Dia menghampiri, pikiranku terus menahan
Dia telah dekat, hatiku hanya untuk ilahi
Inilah saatnya untuk kembali keharibaanMu
Menunjukkan auman sejati ciptaan yang paling mulia


Opera Kebingungan



Bingung……… Apanya
Mengapa harus ditanyakan
Mengapa tidak dirasakan
Mengapa tidak diresapi
Dimana hati nuranimu
Dimana kecerdasan berpikirmu
Dimana ujung pangkalnya
Dimana letak kebenarannya

Dia bingung
Kamu bingung
Mereka bingung
Kalian bingung

Tapi aku tidak
Mengapa harus bingung
Mengapa tidak dipertanyakan
Mengapa masa bodo

Bukan…bukan….bukan begitu
Tidak….tidak….tidak seperti itu
No….No…No…jawabanku
Kutahu sebenarnya sikapku

Pertunjukkan siap dimulai
Fragmen awal telah dibuka
Sandiwara tengah dipertontonkan
Alur cerita tampak mengalir

Bingung…bingung…bingung
Pemain-pemain bukan berlakon
Tahapan cerita loncat-loncat
Dikatakan cerita misteri

Stop aksi bingungmu
Ini nyata bukan misteri
Biarkan cerita berlanjut
Tanpa pengaruh oleh anasir dari luar

Tertawalah dirimu
Tersenyumlah melihatnya
Terkesimalah akan aksi permainannya
Toh akan berhenti juga

Jangan…jangan…jangan bingung
Jangan…jangan…jangan menduga-duga
Jangan…jangan…jangan marah-marah dan mencaci maki
Jangan…jangan…jangan reaktif berlebihan

Jadilah penonton yang menyenangkan
Jadilah penonton yang elegan
Jadilah penonton yang cerdas
Jadilah penonton yang baik
Karena sutradaranya memang bodoh


Bangkit



Gelap malam menyelimuti

Suasana kebatinanku bergejolak

Merasakan datangnya bayangan

Bayangan diri yang melekat


Hari ini kuterdiam

Tak ada yang dapat kulakukan

Sepi dalam keheningan

Penuh dengan pancaran aura


Sunyi dalam ketenangan

Tak ada yang kudengar

Hampa tanpa rasa

Hilang tanpa jejak


Ohhhh rasa takut berbicara

Gugup dan bergetar jiwa ini

Tak sanggup tuk menghadap

Panggilan keabadiaan


Tuhan, ku hanya bisa menunduk

Tak sanggup ku menengadah

Menatap sinar Mu

Lewat tangan-tangan keghaiban


Saat itu akan tiba

Menghampiri jiwa-jiwa yang tenang

RengkuhanMu terasa nikmat

Tanpa sadar ku di hadapanMu


Damai qolbu yang tersentuh

Gelombang kasih menyelinap

Merasuki setiap jengkal tubuh ini

Membangkitkan kekuasaanMu


Nuansa tenteram kunikmati

Angin sejuk mengelus perasaan

Kau buktikan keberadaanMu

Saatnya batin suci memimpin


Hai jiwa-jiwa yang tertidur

Bangunlah dan bangkitkan gelora kebenaran

Tunjukkan Keberanian sikap

Karena SurgaNya telah terbuka


Meluap



Kuterdiam, kuterduduk, kutermenung

Hujan mulai menunjukkan giginya

Air terus menerus menyirami bumi

Tanpa sadar kelembaban menyentuhku

Tak ada lagi alasan untuk menolaknya

Sebuah rahmat yang Tuhan berikan

Memberi arti saatnya untuk bersikap

Arah mana yang akan dituju

Aliran itu terus bersorak

Menandakan adanya pemufakatan

Diterima atau tidak sudah menjadi kuasaNya

Berdiri menyaksikan kebesaran hikmah

Kutahu saatnya datang

Kekuatan alam yang bergelora

Menyemangati semua yang mengelilinginya

Pertunjukkan akan segera dimulai

Tepuk tangan alam terdengar riuh rendah

Menggema dengan kerasnya

Bersahut-sahutan di setiap waktu

Suara pilu berdendang di mana-mana


Turun Tangan



Suara guntur menggetar kemana-mana

Bersahutan dalam satu aba-aba

Awan kelam disinari kilat yang menyala-nyala

Suasana mencekam terus membahana

Hitam kelam menyelimuti bumi persada

Petir memberikan tanda kegalauan jiwa

Alam bergetar menerima sahutannya

Tanda-tanda itu datang menghadap

Makhluk bumi tetap bergerak dalam naungan kebejatan

Berbuat dalam kenikmatan yang menyesatkan

Bersorak sorai dengan kesombongan

Semuanya seolah-olah dapat dikendalikan

Sungguh sudah hilangnya kehormatan

Hiraukan semua penghargaan

Kekayaan diri adalah kebanggaan

Kekuasaan adalah penguasa alam semesta

Cukup dan cukup sudah

Tak perlu lagi banyak berbicara

Semuanya telah tuli

Tak mampu untuk melihat kebersahajaan

Penguasa itu telah datang

Diiringi gejolak alam keilahian

Derap langkah pengikutnya makin terdengar nyata

Siap sedia dengan gagahnya

Ku tak menerima

Ku tak sudi

Ku tak ridho

Kerajaanku dipermainkan

Ku marah

Ku geram

Ku mengutuk

Bawahku menderita, atasku berpesta pora

Inilah saatnya bergerak

Tindakan mendahului

Sekelebat dalam bekerja

Memusnahkan kezaliman dunia

==================================================================

Engké jaga, mun tengah peuting, ti gunung Halimun kadéngé sora tutunggulan, tah éta tandana; saturunan dia disambat ku nu dék kawin di Lebak Cawéné. Ulah sina talangké, sabab talaga bakal bedah! Jig geura narindak! Tapi ulah ngalieuk ka tukang!



<<font;14pt>Tujuh Satu Tujuh Dua



Tujuh satu tujuh dua

Menyatu dalam hati

Suara makin menyalak

Tak ada yang dapat menolak

Tatapan mata memberikan arti

Tujuh malam kumenanti

Satu tujuan mengikat batin

Tak ada kata untuk menyerah

Deru ombak menggelegarkan bumi

Bersatu padu dalam satu irama

Gelombang turut mengalun

Menyatakan apa yang ada di hati

Saatnya untuk bergerak

Menggapai apa yang dicari

Derap langkah dalam iringan

Membangkitkan kekuatan sejati

Dua dalam satu

Satu dalam tujuan

Perintahpun telah diucapkan

Mewujudkan pemimpin sejati


Wanita Penutup Aurat



Kubenci kau memakainya
Kubenci kau menutupinya
Kubenci kau menghindarinya
Kubenci kau melindunginya

Berhari-hari ku merasa muak
Berminggu-minggu ku mencibirmu
Berbulan-bulan ku menatapmu
Bertahun-tahun ku memperhatikanmu

Sungguh salah ku menilai
Kuanggap dirimu hanya coba-coba
Tak kusangka kau teguh
Mempertahankan sebuah kesucian

Kau telah membuatku terpukau
Sosok cahaya memancar dalam dirimu
Menyilaukan pandanganku
Apakah itu pancaran ilahi ?

Naif …. apakah ini sebuah kenaifan ?
Aura pasifku berubah menjadi aktif
Memang kau sungguh atraktif
Bathinku mulai sensitif

Apakah ku telah jatuh hati ?
Ya, tertambatlah hati ini atas penampilanmu
Ya, terpesonalah hati ini atas pandanganmu
Ya, terdiamlah hati ini atas aura wajahmu

Ku mengagumimu, duhai kekasih Allah
Ku memujamu. oh kekasih Allah
Ku mencintaimu, wahai kekasih Allah
Ku menyayangimu, hai kekasih Allah

Aura ilahi di wajahmu membuat hatiku tenang dan damai


Sayang



Laksana langit runtuh menimpaku

Laksana angin puyuh menghempasku

Laksana badai menerjangku

Laksana kilat menyambarku

Tak tahu harus berkata apa

Sungguh manis senyummu

Menentramkan semua makhluk di sekitar

Dalam kenikmatan abadi

Wajahmu telah mengatakan

Sebuah keindahan alam semesta

Layak untuk disyukuri

Dalam kebesaran ilahi

Dik, kau memang cantik

Bagaikan Dewi dari kahyangan

Lemah lembut sikapmu

Arjuna pun kagum dan menunggumu


Aku Bukan Orang Baik



Aku bukan orang baik,
banyak kesalahan yang diperbuat
banyak janji yang diingkari
banyak omongan yang tidak dijaga
banyak amanah yang belum dipenuhi

Aku bukan orang baik,
banyak dosa yang dilakukan
banyak kebenaran yang dihilangkan
banyak kebohongan yang dikatakan
banyak kesombongan yang dipertunjukkan

Aku bukan orang baik,
banyak keserakahan yang diperjuangkan
banyak nafsu yang diumbarkan
banyak pembenaran yang dipertahankan
banyak kesucian yang dikotori

Aku bukan orang baik,
jangan percaya apa yang dikatakan
jangan meyakini apa yang diajarkan
jangan mengagungkan apa yang ditampilkan
jangan memuji apa yang dihasilkan

Aku hanya manusia biasa yang tak pantas dikatakan baik
Aku hanya makhluk hidup yang tak mengerti arti kehidupan
Aku hanya bangkai hidup yang tak layak didekati
Aku hanya ciptaan yang tak menyadari untuk apa diciptakan

Aku bukan orang baik…aku bukan orang baik… dan aku bukan orang baik

Kekuatanku adalah kelemahan
Keyakinanku adalah kebimbangan
Keilmuanku adalah kebodohan
Keimananku adalah kesirikan

Sahabat, Aku bukan teman yang baik
Guru, Aku bukan murid yang baik
Ibu-bapak, Aku bukan anak yang baik
Allah, Aku bukan manusia yang baik

Sahabat, guru, ibu-bapak maafkan diriku
Aku bahagia, kalianlah menjadikan diriku baik
Bila saat itu tiba, janganlah tangisi diriku
Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku kepadaMu


" Disini "



Langkah kaki terus bergerak.

Hentakan hitungan terdengar di telinga.

Mengabaikan semua yang terlihat.

Pandangan tertuju pada satu.

Bulan oh bulan itu menampakkan sepertiganya.

Redup dalam kesunyian.

Sendiri tanpa kesan.

Tak ada yang memperhatikan.

Hidup makin suram.

Tak ada harapan di depan.

Tapi keyakinan itu pasti ada.

Benar salah saling berperang.

Tak ada yang menang.

Tak ada yang kalah.

Qolbu yang menentukan.

Terus atau terdiam.

Kegalauan dalam berpikir.

Kearifan hati menyiramkan diri.

Kosong tanpa kejelasan.

Isi tanpa kekuatiran.

Ujung pangkal telah diberitakan.

Membaca dalam bayangan.

Menemukan kesejatian.

Memahami awal dan menerima akhir.

Sir, sifat, wujud, zat dan rahmatNya mengiringi diri

Ada tapi tak berasa.

Berasa tapi tak ada

Memabukkan fana, menyehatkan keabadian

Surga dan neraka ada “di sini”


Itulah Engkau




Duduk merenung dalam kesunyian malam.

Refleksi diri dalam alam keniscayaan.

Terlihat seorang wanita dengan wajah polos tertidur di peraduannya.

Biru pakaiannya dan celana pendek hitam menemani mimpi pada malam yang tenang.

kenikmatan mimpi melupakan semua yang ada di sekitar.

Tersenyum hati melihatnya dalam gejolak lahir dan batin.

Kesana kemari dalam kenyamanan yang melelapkan.

Selintas cahaya kehidupan keluar dari benaknya.

Bagian dari mimpi tidurnya ?

Bukan, itu benar-benar sinar kesejatian diri.

Penampilan kesejatian yang nyata dan mengagumkan.

Apa ? Kau Siapa ?

Terdengar sayup-sayup suara lembut seorang wanita.

Lama tidak terdengar, baru kali ini mendengar suara itu.

HARUM PUSPITA SARI, nama yang indah.

Melegakan napas semua yang ada di sekitarnya.

Memberikan kedamaian cinta dan kasih sayang.

Teringat akan sebuah nama seorang Puteri.

Puteri Kencana Wungu. Ya itulah engkau.

Wanita cantik, manis, dan lembut tetapi pemberani


Cantik



Cantik bukanlah rambut

Cantik bukanlah wajah

Cantik bukanlah buah dada

Cantik bukanlah pinggang

Cantik bukanlah pinggul

Cantik bukanlah kaki

Tetapi cantik adalah utuh

Perpaduan alami yang saling mengisi.

Mengisi dalam penderitaan dan kebahagiaan.

Membentuk aliansi yang harmonis

Kekuatan dan kelemahan tampak semu.

Hitam dan putih tidak kasat dalam penilaian yang pasti.

Cantik adalah rasa dan perasaan.

Rasa dalam batin yang suci dalam menemukan keterikatan yang abadi

Perasaan yang menyadari adanya kerinduan dan keinginan

Menggerakkan akal bekerja dalam logika keilahian

Memicu hati untuk menyatakan hasrat kepedulian

Cantik… apa itu cantik ?

Kutersadar dalam mimpiku. Tak mampu menjawab arti kecantikan. Aku hanya bisa menikmati. Semuanya serba relatif dan kubiarkan nafsu berbicara dengan gencarnya.

Tetapi aku sadar dan mengerti apa batasan cantik. Tolak ukur yang masih dibatasi oleh aturan Rabb. Manusia hanya bisa merasakan dan menjaganya. Bagaikan indah perhiasan yang tiada nilai harganya. Bagaikan kehormatan diri yang pantang untuk direndahkan.

Kau memang cantik. Terima kasih Tuhan kau telah menciptakannya. Membuatku mengerti mengapa Kau menghijabnya. Bagaikan nafsu dan setan bernaung di dalam lingkungan hampa. Tak mampu bergerak kecuali KehendakMu.

Ya Allah, Engkau Maha Baik. Kecantikan itu bagaikan ikatan kuat diantara jiwa dan raga, susah dan senang, sedih dan gembira, miskin dan kaya, siang dan malam, hidup dan mati. Cantik, kau memang cantik. Maukah dia ?


Unjuk Gigi



suaranya menggelegar kemana-mana

mengeluarkan sinar yang menggelora

menyambar kesana kemari mencari dilusi kesatuan

terhempas kemarahan diri


kilat itu menunjukkan kegagahannya

berani merentang dan merentas kegundahan

tumpah ruah rasa marah

mengingatkan manusia akan datangnya azab


air itu turun terus menerus

tanpa henti untuk menahan

inilah aku katanya tenang

kekuatan yang disepelekan


sambar dan sambar terus

jangan berhenti

sampai datangnya kesadaran akan kelemahan

biarkan cambuk-cambuk cahayamu di sebatkan kemana-mana

bagaikan algojo menjalankan perintah

menuntaskan apa yang belum tertuntaskan


Oh Nindy




Percumbuan rasa bukanlah satu cara untuk mempersatukan ikatan

Ikatan yang terbentuk dari pengertian adanya kekurangan dan kelebihan

Mengerti dan dimengerti bukanlah ungkapan yang mudah dilaksanakan

Kebesaran jiwa untuk melupakan masa lalu dan menatap masa depan


Takdir penyatuan tlah hadir

Sorotan mata kehidupan harus dipertegas

Bukan hanya fatamorgana yang menggiurkan

Kepuasaan kasat mata tanpa rekayasa meyakinkan sikap


Satu titik yang tak tergoyahkan

Tujuan kepastian untuk merentangkan keinginan

Niat penyatuan yang tulus

Mengakui kesamaan rasa dan diri untuk saling bersinergi


Impressum

Tag der Veröffentlichung: 14.04.2011

Alle Rechte vorbehalten

Nächste Seite
Seite 1 /